Jumat, 07 Juli 2017

Patriot Garuda Nusantara Tolak Kedatangan Aktivis HTI di Semarang

*Press Release Patriot Garuda Nusantara (PGN)*

Organisasi masyarakat Patriot Garuda Nusantara (PGN) Jawa Tengah menolak kedatangan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Felix Y Siauw yang direncanakan akan menjadi pembicara dalam acara yang diselenggarakan oleh simpatisan HTI Kota Semarang, Hasan Toha Putra, pada Minggu 9 Juli 2017 di Masjid At-Taufiq Jl Durian Raya 34 Srondol Wetan Banyumanik Kota Semarang dan di kampus Unissula pada Senin 10 Juli 2017.

Penolakan ini didasarkan pada keresahan warga masyarakat Kota Semarang atas ceramah-ceramah Felix Y Siauw yang kerap memprovokasi massa untuk membenci penganut paham keagamaan yang berbeda dan umat non Islam. Selain itu tokoh yang terkenal sebagai dai mualaf, juga selalu menyampaikan propaganda mengganti dasar Negara Indonesia menjadi khilafah.

Juru bicara PGN, M Mustofa Mahendra menuturkan, bahwa organisasinya sejak awal berdirinya memiliki komitmen untuk mengawal kebhinnekaan bangsa ini. “Siapapun yang hendak mengganggu NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika, maka harus berhadapan dengan kami,” katanya dalam rapat koordinasi di Markas Komando PGN Jawa Tengah, Jl Sendangguwo Raya No 40 Kota Semarang, Kamis (6/07/17).

Selain itu, organisasi yang dipimpin oleh KH Nuril Arifin itu juga punya komitmen untuk menjaga kerukunan, baik kerukunan dalam berbangsa, bernegara, maupun beragama. “Sementara HTI bagian dari ormas yang selalu menyampaikan propaganda-propaganda yang justru merusak kerukunan itu sendiri. Pemerintah juga sudah melarangnya, dan Kota Semarang selama ini dikenal sebagai kota yang aman dan rukun. Karena itu, kami sangat menolak kedatangannya di Semarang,” jelasnya.

Wakil Ketua PGN Jawa Tengah, Bagoes Soedihartono, menjelaskan bahwa penolakannya terhadap aktivis HTI Felix Y Siauw bukan berarti menolak acara pengajian, melainkan menolak provokasi yang mengganggu masyarakat.

“Ini masyarakat juga harus tahu, bahwa yang kami tolak itu bukan pengajian atau halal bihalalnya, melainkan provokatornya. Kalau acara yang ingin diselenggarakan benar-benar pengajian, semestinya yang jadi pembicara ya kiai atau tokoh agama, bukan provokator seperti Felix,” paparnya.

Penolakan terhadap kedatangan Felix Y Siauw juga datang dari berbagai ormas lainnya di Kota Semarang. Pasalnya, aktivis HTI ini dalam berbagai ceramah dan tulisannya selalu mengajak masyarakat untuk membenci pemerintah dan bangsanya sendiri.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Bagoes Soedihartono (Wakil Ketua PGN Jawa Tengah): *081 325 483 024*
Kisno Tanthowi (Sekretaris PGN Jawa Tengah): *085 290 219 991*

AGAMA

AGAMA

Oleh: KH A Mustofa Bisri

Agama adalah kereta kencana
yang disediakan Tuhan
untuk kendaraan kalian
berangkat menuju hadiratNya

Jangan terpukau keindahannya saja
Apalagi sampai
dengan saudara-saudara sendiri bertikai
berebut tempat paling depan

Kereta kencana
cukup luas untuk semua hamba
yang rindu Tuhan

Berangkatlah!
Sejak lama
Ia menunggu kalian

*Patriot Garuda Nusantara Tolak Kedatangan Aktivis HTI di Semarang*

*Press Release Patriot Garuda Nusantara (PGN)*

Organisasi masyarakat Patriot Garuda Nusantara (PGN) Jawa Tengah menolak kedatangan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Felix Y Siauw yang direncanakan akan menjadi pembicara dalam acara yang diselenggarakan oleh simpatisan HTI Kota Semarang, Hasan Toha Putra, pada Minggu 9 Juli 2017 di Masjid At-Taufiq Jl Durian Raya 34 Srondol Wetan Banyumanik Kota Semarang dan di kampus Unissula pada Senin 10 Juli 2017.

Penolakan ini didasarkan pada keresahan warga masyarakat Kota Semarang atas ceramah-ceramah Felix Y Siauw yang kerap memprovokasi massa untuk membenci penganut paham keagamaan yang berbeda dan umat non Islam. Selain itu tokoh yang terkenal sebagai dai mualaf, juga selalu menyampaikan propaganda mengganti dasar Negara Indonesia menjadi khilafah.

Juru bicara PGN, M Mustofa Mahendra menuturkan, bahwa organisasinya sejak awal berdirinya memiliki komitmen untuk mengawal kebhinnekaan bangsa ini. “Siapapun yang hendak mengganggu NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika, maka harus berhadapan dengan kami,” katanya dalam rapat koordinasi di Markas Komando PGN Jawa Tengah, Jl Sendangguwo Raya No 40 Kota Semarang, Kamis (6/07/17).

Selain itu, organisasi yang dipimpin oleh KH Nuril Arifin itu juga punya komitmen untuk menjaga kerukunan, baik kerukunan dalam berbangsa, bernegara, maupun beragama. “Sementara HTI bagian dari ormas yang selalu menyampaikan propaganda-propaganda yang justru merusak kerukunan itu sendiri. Pemerintah juga sudah melarangnya, dan Kota Semarang selama ini dikenal sebagai kota yang aman dan rukun. Karena itu, kami sangat menolak kedatangannya di Semarang,” jelasnya.

Wakil Ketua PGN Jawa Tengah, Bagoes Soedihartono, menjelaskan bahwa penolakannya terhadap aktivis HTI Felix Y Siauw bukan berarti menolak acara pengajian, melainkan menolak provokasi yang mengganggu masyarakat.

“Ini masyarakat juga harus tahu, bahwa yang kami tolak itu bukan pengajian atau halal bihalalnya, melainkan provokatornya. Kalau acara yang ingin diselenggarakan benar-benar pengajian, semestinya yang jadi pembicara ya kiai atau tokoh agama, bukan provokator seperti Felix,” paparnya.

Penolakan terhadap kedatangan Felix Y Siauw juga datang dari berbagai ormas lainnya di Kota Semarang. Pasalnya, aktivis HTI ini dalam berbagai ceramah dan tulisannya selalu mengajak masyarakat untuk membenci pemerintah dan bangsanya sendiri.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Bagoes Soedihartono (Wakil Ketua PGN Jawa Tengah): *081 325 483 024*
Kisno Tanthowi (Sekretaris PGN Jawa Tengah): *085 290 219 991*

"JANGAN BICARA ISLAM TINGGI TINGGI ,JIKA SHUBUHMU BELUM DI MASJID "

Jika ingin melihat kualitas keislaman seseorang , lihatlah dimana ia saat azan subuh berkumandang , apakah ia bergegas menembus gelapnya subuh , atau ia masih asyik meringkuk dan menikmati amisnya kencing syaithan , dalam sebuah riwayat di katakan “ bahwa mereka yang subuhnya kesiangan maka syaithan telah mengencingi kupingnya “ , relakah ketika kuping kita menjadi pispotnya syaithan ?? ,  naudzu billah min zalik

  Kenapa berlari seratus meter serasa dekat , namun beberapa meter saja ke masjid untuk shubuh berjamaah terasa berat , memang ketika kita terlelap tidur , syaithan membuat tiga ikatan , dimana setiap ikatan itu tertulis “ malam masih panjang tidurlah terus “ ketika anak Adam bangun , lepaslah satu ikatan , ketika ia beranjak untuk berwudhu lepaslah satu ikatan dan ketika ia shalat lepaslah seluruh ikatan , demikian jelas sebuah hadist shahih

Tetap tidur di waktu pagi dan menjadikan telinga ini tuli akan seruan muadzin adalah menyebakan kemiskinan , kalaupun tidak miskin secara materi maka miskin kesehatan , maka apalah artinya banyak uang namun penyakit menumpuk , dikatakan dalam sebuah riwayat “ نومة الصيح تورث الفقر " “ Tidur dipagi hari mewariskan kemiskinan “ ,riwayat ini segaris lurus dengan sebuah peneitian bahwa tidur di pagi hari dapat menyebabkan diabetes
Bahkan nabi saw pernah membangunkan Aisah yang ketika itu sedang tidur di waktu pagi . seraya berkata “ bangunlah dan saksikanlah sesungguhnya Allah membagikan rizqinya di pagi hari .

Shubuh berjama’ah menjadi ukuran keimanan seorang muslim karena ia merupan shalat yang berat bagi mereka yang masih ada nifaq di dalam hatinya
Nabi saw bersabda,
إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)

Shalat shubuh begitu memberatkan langkah karena ia hadir di saat kita asyik menikmati empuknya kasur , sedangkan shalat isya karena waktunya panjang sehingga kebanyakan kita mengakhirkannya , padahal shalat isya berjamaah pun memilki keutamaan setengah dari shalat shubuh
Nabi saw bersabda,

مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)

Di Mesir ada seorang Muadzin yang begitu kesalnya karena jamaah shalat subuh di masjid tersebut selalu sepi , sehingga ia merubah kalimat azan “ Assholatu khairu minnan naum “ dengan Asholatu khairun minal fisbuuk “ shalat subuh lebih baik dari facebookan “ , akhirnya sang muadzin pun di tangkap pihak kepolisian

Bahkan ada juga muadzin yang mengumandangkan azan di waktu dhuha ,lalu penduduk kampung serentak datang menghakiminya kemudian mengatakan “ Dasar anda muadzin sesat “ , kemudian ia menjawab “ bukan saya yang sesat ,tetapi andalah yang sesat , ketika saya azan di waktu subuh anda tak mengubrisnya dan tetap tidur ,namun ketika saya azan sekarang anda datang berbondong bondong ke masjid ini .

Shalat subuh berjamaah di masjid memiliki keutamaan yang luar biasa ,yang sangat merugi jika insan beriman melewatkannya , jika anda sanggup subuh berjama’ah di masjid ,tentu mudah bagi anda untuk menunaikan shalat shalat lainnya dengan berjama’ah

Berikut kami kutipkan beberapa hadist penyemangat bangkit ketika shubuh ,agar spirit untuk menyemput keberkahannya terus menyala dan membara

(1) Salah satu penyebab masuk surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّة

“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635)

(2) Salah satu penghalang masuk neraka

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا

“Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” (HR. Muslim no. 634)
(3) Berada di dalam jaminan Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ ثُمَّ يَكُبَّهُ عَلَى وَجْهِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ

“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163)
(4 ) Disaksikan para malaikat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ

“Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).” (HR. Bukhari non. 137 dan Muslim no.63n2)

SELAMAT MEMBURU KEUTAMAAN SUBUH WAHAI ENGKAU PEMBURU SYURGA   !!!

TARGET WAHABI beserta UNDERBOWNYA

>>>>>>>>>>>>>>>>>
NU harus BUBAR TAHUN 2025-2030
(Warga NU harus pahami methode pecah belah oleh para Antek-antek ASING, yang kini mereka melepaskan Anjing Peliharaannya bernama WAHABI, untuk Mencabik-cabik bahkan menghabisi Ahlu Sunnah Wal Jamaah/ NU)- sampai hanya tersisa Tulang-belulangnya, lalu TNI & POLRI dengan mudah akan dijadikan BUDAKnya !!!
>>>>>>>>>>>>>>>>>
DutaIslam.Com -
(disarikan & disempurnakan oleh ikatantakmirjember@gmail.com

Ini adalah poin-poin hasil halaqoh Netizen NU Jawa Barat pada 19 Januari 2017, yang dikirimkan kepada Dutaislam.com untuk disebarkan seluas-luasnya kepada warga Indonesia, bukan hanya muslimin nahdliyyin semata. tetapi mastarakat Umum, agar tidak anggap remeh Ancaman terhadap Bangsa & Negara seperti selama ini !!!

Pertama,  Saat ini telah berlangsung /ada gerakan dan dana super besar untuk membuat Indonesia bersih dari NU, TNI & POLRI Dengan target tahun 2025-2030 Seperti sering dibilang oleh para Kiai sepuh, tokoh masyarakat yang melek politik & pahami Eskatologi Hancurkan NKRI, Resep mereka ;  kalau mau menguasai Indonesia, kuasai dulu NU. Kalau mau memecah belah Indonesia, pecah belah dulu NU. Kalau mau menghancurkan Indonesia, hancurkan dulu NU- lalu TNI & POLRI bisa dijadikan BUDAKnya !!!

Kedua, NU sudah cukup lambat mengantisipasi serbuan media online dan medsos oleh pihak-pihak di atas. Serangan di era media cetak sudah gencar dari tahun 80-an, serangan melalui internet sudah gencar dari tahun 95an, dan serangan di medsos semakin menggila sejak tahun 2010an.

Ketiga, perlu ada peningkatan kajian literasi kitab kuning (ilmu-ilmu agama), kitab putih (ilmu-ilmu humaniora), dan kitab abu-abu (ilmu politik) bagi para warga NU agar tidak mudah dibodohi oleh paham-paham yang "menyerang" kaum Nahdhiyyin. Karena mereka kini menyerang dengan gerakan Neo Cortex (Al Ghozwul Fikr), Proxy dan Psyco War (perang pemikiran, rekayasa psikologi dan intrik politik) dengan menggunakan sentimen agama (Aliran ISLAM PALSU/KHAWARIJ/WAHABI) & fanatisme Islam dan 'politik kebencian' sebagai alat untuk melemahkan warga NU &NKRI

Keempat, serangan-serangan kepada ulama-ulama NU khususnya para ulama pengawal organisasi NU berupa fitnah dan hoax amat gencar, sebagian di antaranya dilakukan oleh kalangan yang "mengaku" Nahdhiyyin juga. Serangan-serangan ini tujuannya menghilangkan kepercayaan umat kepada ulama,  Ustad-ustadnya, Kyai-kyainya, Habaib-Habaibnya dan mengalihkannya kepada ulama-ulama yang "direkomendasikan" oleh para penyerang tersebut (Ustad/Syekh WAHABI yang dikendalikan Asing)

Kelima, para kader Anshor Banser, elemen organisasi NU dan warga Nahdhiyyin harus ikut serta dalam "perang medsos" dan yang terang-terangan Membid'ah-bid'ahkan, men-Syirik-syirikkan bahkan Meng-Kafirkan tersebut, namun dengan cara bil-hikmah wal mau'idhatil hasanah. Bila pihak lawan rajin menyebar hoax dan fitnah, jangan dilawan dengan hoax dan fitnah. Lawanlah dengan menyebarkan berita yang benar. Perbanyak menyebar postingan yang meluruskan kesalahpahaman, tanpa menghujat dan mencaci. NU itu merangkul, bukan memukul.

Warga NU memang harus mewaspadai gaya baru Wahabi. Nampaknya setelah mereka gagal puluhan tahun untuk me-wahabikan banyak kader NU di kampus-kampus Saudi Arabia, termasuk di Kampus-kampus bergengsi di Indonesia; ITS, UNAIR, ITB, UNEJ yang mahasiswanya disusupi Aliran/paham kepentingan Asing yang dikemas dengan bungkus SUPER Islam , mereka juga gagal memberangus amaliyah NU dengan amunisi ustadz-ustadz Wahabi sekelas Ustadz Firanda hingga Tengku Wisnu melalui media massa, Syafik R Basallamah dsb - mereka yang telah terdistorsi otaknya jadi ROBOT YAHUDI, Arab Saudi, NATO ini telah menyebar web-web majhul yang penuh propaganda., ADU DOMBA, PROVOKASI, TEBAR KEBENCIAN Agar Bangsa ini terpecah-belah

Wahabi dengan berbagai Kedoknya (WAHABI-SALAFI, WAHABI- ISIS, WAHABI STDI, WAHABI-HTI dsb),juga telah mencoba mengemas agar doktrin mereka lebih diterima  & bisa pengaruhi WNI, termasuk yang dengan baju Jawa ala MTA pimpinan Syekh Sukino (yang halalkan daging Anjing &Babi)- dengan berkoar-koar setiap hari fi RADIO- Agar orang Jawa pikirannya teracuni oleh SUKINO dibeberapa Propinsi di Jawa ini- hingga ada juga orang yang MABUK jadi Anteknya Asing (merasa bangga jadi ANJINGNYA ASING)- contoh yang ada di Selatan Masjid Al-Kharomah Perum Kramat I Kranjingan-Sumbersari Jember Jawa Timur yang Rela rumahnya dijadikan station Pancarkan Siaran Radio Wahabi-MTA,  Termasuk untuk mengecoh pemuda kita agar belajar Al-Qur'an melalui Wahabi berbaju lain seperti WAHABI IBNU KATSIR dsb, namun tetap saja gagal. Nampaknya kini ada kesempatan bagi mereka utk memecah belah warga NU dengan "berselingkuh" dengan FPI.-oleh karena warga NAHDLIYIN yang pikirannya masih terjebak permainan mereka harap segera sadar

Mungkin mereka tahu bahwa hanya kaum Aswaja yang suka memuja-muja ahlu Bayt hingga 'sundul langit'. Bahkan mereka mungkin juga menganggap warga NU hanyalah kumpulan orang-orang bodoh, Dungu, O'on & tifak paham permainan Politik,  karena menganggab para Habaib sebagai 'sadat' (jamak dari Sayid) yang dianggap sebagai juru selamat, dimana semua fatwa dan ucapan mereka pasti dianut dan dianggap benar.

Hingga dengan trik-trik politik, kini Wahabi beserta kroni2-nya telah berhasil berfusi dengan FPI untuk memecah belah & Menggiring  opini warga NU menggunakan atribut baru yang baru mereka ciptakan; yah apalagi kalau bukan GNPF-MUI.

Bahkan lihatlah, nampaknya demi tegaknya kalimah Wahabi dan untuk menyenangkan juragannya di Arab Saudi (termasuk penyokong WAHABI; INGGRIS, ISRAEL, QATAR, NATO, ISIS dsb) kini panglima GNPF yang juga guru besar Tengku Wisnu (Antek Asing WAHABI), itu kini telah berkopyah hitam dan memproklamirkan diri sebagai ulama besar dengan gelar Kyai Haji (KH). "Kami NU bukan?

Maka dengarkan juga kami". Mungkin itulah yang ingin dia katakan.
Namun mereka lupa bahwa warga NU itu panutannya bukan Kyai, habib maupun ustadz. Panutan warga NU adalah para As-Syuhada/Fissabillillah yang bersimpah darah memperjuangkan & memerdekakan  negeri ini -yang telah gugur & Allah SWT !!

(Share & bagikan ulang untuk Warga NU & UMUM- untuk Kewaspadaan Bersama, agar warga NU tidak MASUK ANGIN WAHABI apalagi tokoh-tokoh NU yang hobby Tidur pulas- Agar Bangun & NU SIAGA-  terimakasih)

copy

IBLIS MINTA PENSIUN


Malaikat : " Kenapa kamu wahai Setan ..kok murung seperti stress dan putus asa ?
.
Setan : " Wahai Malaikat, sampaikan kepada Tuhan saya mau mengajukan pensiun dini untuk menggoda manusia !"
.
Malaikat : " Kenapa kamu minta pensiun? padahal kamu yang meminta untuk selalu menggoda manusia sampai hari Kiamat ?
.
Setan : " Wahai Malaikat .... Amit amit sekarang kelakuan manusia sudah melebihi setan. Saya kuatir justru saya yang tergoda oleh manusia. Makanya saya minta pensiun dini untuk menggoda manusia .
.
Coba Bayangin saja :

- Manusia KORUPSI yang menikmati dia, katanya digoda SETAN.
- Manusia SELINGKUH dia keenakan, katanya dipengaruhi SETAN.
- Manusia ke DISKOTIK dan karaoke disana bernyanyi nyanyi, senggol sana sini, katanya disuruh SETAN.
- Manusia yang DISUAP, katanya ajakan SETAN. Padahal hamba nggak bisa gunain duit.
- Manusia BERBOHONG karena pengaruh SETAN, padahal untung ruginya gak ada buat SETAN.
Manusia sekarang bener bener kebangetan sekali deh...Pokoknya saya pengen pensiun dini untuk menggoda manusia.
.
Saya benar-benar tobat memikirkan Manusia....manusia memfitnah saya terus...

Kamis, 06 Juli 2017

PERSAHABATAN

GIVE AND GIVE

Pada jaman Tiongkok Kuno, ada seorang petani mempunyai seorang tetangga yang berprofesi sebagai pemburu dan mempunyai anjing-anjing galak.

Anjing-anjing itu sering melompati pagar dan mengejar domba-domba petani.

Petani itu meminta tetangganya untuk menjaga anjing-anjingnya, tapi ia tidak mau peduli.

Suatu hari anjing-anjing itu melompati pagar dan menyerang beberapa domba, sehingga terluka parah.

Petani itu merasa tak sabar, dan memutuskan untuk pergi ke kota untuk berkonsultasi pada seorang hakim.

Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dan berkata;

"Saya bisa saja menghukum pemburu itu, memerintahkan dia untuk merantai dan mengurung anjing-anjingnya, TETAPI Anda akan kehilangan seorang sahabat dan mendapatkan seorang musuh.
Mana yang kau inginkan, sahabat atau musuh yang jadi tetanggamu?”

Petani itu menjawab bahwa ia lebih suka mempunyai seorang Sahabat.

"Baik, saya akan menawari anda sebuah solusi yang mana anda harus menjaga domba-domba anda, supaya tetap aman dan ini akan membuat tetangga anda tetap sebagai teman”.

Mendengar solusi pak hakim, petani itu setuju.

Ketika sampai di rumah, petani itu segera melaksanakan solusi pak hakim.

Dia mengambil tiga domba terbaiknya dan menghadiahkannya kepada 3 anak tetangganya itu, yang mana mereka menerima dengan sukacita dan mulai bermain dengan domba-domba tersebut.

Untuk menjaga mainan baru anaknya, SI PEMBURU itu mengkerangkeng anjing pemburunya.
Sejak saat itu anjing-anjing itu tidak pernah mengganggu domba-domba pak tani.

Sebagai rasa terima kasih atas kedermawanan petani kepada anak-anaknya, pemburu itu sering membagi hasil buruan kepada petani.
Sebagai balasannya, petani mengirimkan daging domba dan keju buatannya.

Dalam waktu singkat tetangga itu menjadi Sahabat yang baik.

Jika Anda berkumpul dengan serigala, Anda akan belajar melolong.

Tapi jika Anda bergaul dengan Rajawali, Anda akan belajar cara terbang mencapai ketinggian yang luar biasa.

Kenyataan yang sederhana TETAPI BENAR, bahwa Anda MENJADI seperti orang yang bergaul dekat dengan Anda.

Persahabatan tidak ada sangkut pautnya dengan harta, jabatan dan popularitas.

Persahabatan yang di dapat dari uang, pangkat dan ketenaran bukan persahabatan sejati, melainkan hanya pergaulan dangkal yang PENUH KEPALSUAN, yang egois, materialis, munafik dan PENUH KEBOHONGAN.

Persahabatan SEJATI lahir dari...
KASIH.
KETULUSAN.
KEPERCAYAAN.
KEJUJURAN.
KESETIAAN dan KEBERSAMAAN.

Itu sebabnya persahabatan itu indah, tidak dapat di nilai dengan HARTA BENDA, tidak dapat di perjual-belikan.

Sebuah ungkapan

“CARA TERBAIK UNTUK MENGALAHKAN DAN MEMPENGARUHI ORANG ADALAH... "DENGAN KEBAJIKAN"

"GIVE AND GIVE.
NOT TAKE AND GIVE"
*Salam SEJUTA DINAR*

BIODATA 25 NABI DAN ROSUL

BIODATA LENGKAP 25 NABI DAN RASUL

1. ADAM AS.
Nama: Adam As.
Usia: 930 tahun.
Periode sejarah: 5872-4942 SM.
Tempat turunnya di bumi: India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab.
Jumlah keturunannya: 40 laki-laki dan perempuan.
Tempat wafat: India, ada yang berpendapat di Mekkah.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.

2. IDRIS AS.
Nama: Idris/Akhnukh bin Yarid, nama Ibunya Asyut.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As.
Usia: 345 tahun di bumi.
Periode sejarah: 4533-4188 SM.
Tempat diutus: Irak Kuno (Babylon, Babilonia) dan Mesir (Memphis).
Tempat wafat: Allah mengangkatnya ke langit dan ke surga.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

3. NUH AS.
Nama: Nuh/Yasykur/Abdul Ghaffar bin Lamak.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As.
Usia: 950 tahun.
Periode sejarah: 3993-3043 SM.
Tempat diutus (lokasi): Selatan Irak.
Jumlah keturunannya: 4 putra (Sam, Ham, Yafits dan Kan’an).
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Kaum Nuh.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 43 kali.

4. HUD AS.
Nama: Hud bin Abdullah.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ ‘Aush (‘Uks) ⇒ ‘Ad ⇒ al-Khulud ⇒ Rabah ⇒ Abdullah ⇒ Hud As.
Usia: 130 tahun.
Periode sejarah: 2450-2320 SM.
Tempat diutus: Al-Ahqaf (antara Yaman dan Oman).
Tempat wafat: Bagian Timur Hadhramaut Yaman.
Sebutan kaumnya: Kaum ‘Ad.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 7 kali.

5. SHALIH AS.
Nama: Shalih bin Ubaid.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ Amir ⇒ Tsamud ⇒ Hadzir ⇒ Ubaid ⇒ Masah ⇒ Asif ⇒ Ubaid ⇒ Shalih As.
Usia: 70 tahun.
Periode sejarah: 2150-2080 SM.
Tempat diutus: Daerah al-Hijr (Mada’in Shalih, antara Madinah dan Syria).
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Kaum Tsamud.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 10 kali.

6. IBRAHIM AS.
Nama: Ibrahim bin Tarakh.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As.
Usia: 175 tahun.
Periode sejarah: 1997-1822 SM.
Tempat diutus: Ur, daerah selatan Babylon (Irak).
Jumlah keturunannya: 13 anak (termasuk Nabi Ismail As. dan Nabi Ishaq As.). Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron, Palestina/Israel).
Sebutan kaumnya: Bangsa Kaldan.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 69 kali.

7. LUTH AS.
Nama: Luth bin Haran.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Haran ⇒ Luth As.
Usia: 80 tahun.
Periode sejarah: 1950-1870 SM.
Tempat diutus: Sodom dan Amurah (Laut Mati atau Danau Luth).
Jumlah keturunannya: 2 putri (Ratsiya dan Za’rita).
Tempat wafat: Desa Shafrah di Syam (Syria).
Sebutan kaumnya: Kaum Luth.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 27 kali.

8. ISMAIL AS.
Nama: Ismail bin Ibrahim.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As.
Usia: 137 tahun.
Periode sejarah: 1911-1774 SM.
Tempat diutus: Mekah.
Jumlah keturunannya: 12 anak.
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Amaliq dan Kabilah Yaman.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.

9. ISHAQ AS.
Nama: Ishaq bin Ibrahim.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As.
Usia: 180 tahun.
Periode sejarah: 1897-1717 SM.
Tempat diutus: Kota al-Khalil (Hebron) di daerah Kan’an (Kana’an).
Jumlah keturunannya: 2 anak (termasuk Nabi Ya’qub As./Israel).
Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron).
Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 17 kali.

10. YA’QUB AS.
Nama: Ya’qub/Israel bin Ishaq.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As.
Usia: 147 tahun.
Periode sejarah: 1837-1690 SM.
Tempat diutus: Syam (Syria).
Jumlah keturunannya: 12 anak laki-laki (Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Dan, Naftali, Gad, Asyir, Isakhar, Zebulaon, Yusuf dan Benyamin) dan 2 anak perempuan (Dina dan Yathirah).
Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron), Palestina.
Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali.

11. YUSUF AS.
Nama: Yusuf bin Ya’qub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As.
Usia: 110 tahun.
Periode sejarah: 1745-1635 SM.
Tempat diutus: Mesir.
Jumlah keturunannya: 3 anak; 2 laki-laki dan 1 perempuan.
Tempat wafat: Nablus.
Sebutan kaumnya: Heksos dan Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 58 kali.

12. AYYUB AS.
Nama: Ayyub bin Amush.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayub As.
Usia: 120 tahun.
Periode sejarah: 1540-1420 SM.
Tempat diutus: Dataran Hauran.
Jumlah keturunannya: 26 anak.
Tempat wafat: Dataran Hauran.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori, di daerah Syria dan Yordania.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.

13. SYU’AIB AS.
Nama: Syu’aib bin Mikail.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Madyan ⇒ Yasyjur ⇒ Mikail ⇒ Syu’aib As.
Usia: 110 tahun.
Periode sejarah: 1600-1490 SM.
Tempat diutus: Madyan (pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai).
Jumlah keturunannya: 2 anak perempuan.
Tempat wafat: Yordania.
Sebutan kaumnya: Madyan dan Ash-habul Aikah.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 11 kali.

14. MUSA AS.
Nama: Musa bin Imran, nama Ibunya Yukabad atau Yuhanaz Bilzal.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Musa As.
Usia: 120 tahun.
Periode sejarah: 1527-1407 SM.
Tempat diutus: Sinai di Mesir.
Jumlah keturunannya: 2 anak, Azir dan Jarsyun, dari istrinya bernama Shafura binti Syu’aib As.
Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang).
Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir).
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 136 kali.

15. HARUN AS.
Nama: Harun bin Imran, istrinya bernama Ayariha.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As.
Usia: 123 tahun.
Periode sejarah: 1531-1408 SM.
Tempat diutus: Sinai di Mesir.
Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang).
Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir).
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 20 kali.

16. DZULKIFLI AS.
Nama: Dzulkifli/Bisyr/Basyar bin Ayyub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayyub As. ⇒ Dzulkifli As.
Usia: 75 tahun.
Periode sejarah: 1500-1425 SM.
Tempat diutus: Damaskus dan sekitarnya.
Tempat wafat: Damaskus.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori (Kaum Rom), Syria dan Yordania.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

17. DAUD AS.
Nama: Daud bin Isya.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As.
Usia: 100 tahun.
Periode sejarah: 1063-963 SM.
Tempat diutus: Palestina (dan Israel).
Jumlah keturunannya: 1 anak, Sulaiman As.
Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem).
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali.

18. SULAIMAN AS.
Nama: Sulaiman bin Daud.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As.
Usia: 66 tahun.
Periode sejarah: 989-923 SM.
Tempat diutus: Palestina (dan Israel).
Jumlah keturunannya: 1 anak, Rahab’an.
Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem).
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali.

19. ILYAS AS.
Nama: Ilyas bin Yasin.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As. ⇒ Alzar ⇒ Fanhash ⇒ Yasin ⇒ Ilyas As.
Usia: 60 tahun di bumi.
Periode sejarah: 910-850 SM.
Tempat diutus: Ba’labak (Lebanon).
Tempat wafat: Diangkat Allah ke langit.
Sebutan kaumnya: Bangsa Fenisia.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.

20. ILYASA’ AS.
Nama: Ilyasa’ bin Akhthub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Ifrayim ⇒ Syutlim ⇒ Akhthub ⇒ Ilyasa’ As.
Usia: 90 tahun.
Periode sejarah: 885-795 SM.
Tempat diutus: Jaubar, Damaskus.
Tempat wafat: Palestina.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

21. YUNUS AS.
Nama: Yunus/Yunan/Dzan Nun bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Bunyamin ⇒ Abumatta ⇒ Matta ⇒ Yunus As.
Usia: 70 tahun.
Periode sejarah: 820-750 SM.
Tempat diutus: Ninawa, Irak.
Tempat wafat: Ninawa, Irak.
Sebutan kaumnya: Bangsa Asyiria, di utara Irak.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.

22. ZAKARIYA AS.
Nama: Zakariya bin Dan.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As.
Usia: 122 tahun.
Periode sejarah: 91 SM-31 M.
Tempat diutus: Palestina.
Jumlah keturunannya: 1 anak.
Tempat wafat: Halab (Aleppo).
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.

23. YAHYA AS.
Nama: Yahya bin Zakariya.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As. ⇒ Yahya As.
Usia: 32 tahun.
Periode sejarah: 1 SM-31 M.
Tempat diutus: Palestina.
Tempat wafat: Damaskus.
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.

24. ISA AS.
Nama: Isa bin Maryam binti Imran. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Radim ⇒ Yahusafat ⇒ Barid ⇒ Nausa ⇒ Nawas ⇒ Amsaya ⇒ Izazaya ⇒ Au’am ⇒ Ahrif ⇒ Hizkil ⇒ Misyam ⇒ Amur ⇒ Sahim ⇒ Imran ⇒ Maryam ⇒ Isa As.
Usia: 33 tahun di bumi.
Periode sejarah: 1 SM-32 M.
Tempat diutus: Palestina.
Tempat wafat: Diangkat oleh Allah ke langit.
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali, sebutan al-Masih sebanyak 11 kali, dan sebutan Ibnu (Putra) Maryam sebanyak 23 kali.

25. MUHAMMAD SAW.
Nama: Muhammad bin Abdullah.
Garis Keturunan Ayah: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Hasyim ⇒ Abdul Muthalib ⇒ Abdullah ⇒ Muhammad Saw.
Garis Keturunan Ibu: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Wahab ⇒ Aminah ⇒ Muhammad Saw.
Usia: 63 tahun.
Periode sejarah: 570-632 M.
Tempat diutus: Mekkah.
Jumlah keturunannya: 7 anak; 3 laki-laki Qasim, Abdullah dan Ibrahim, dan 4 perempuan Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsum dan Fatimah az-Zahra.
Tempat wafat: Madinah.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arab.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.

(Disarikan dari: Qashash al-Anbiya' Ibn Katsir, Badai' az-Zuhur Imam as-Suyuthi dan selainnya).

Sumber : muslim.or.id

Semoga bermanfaat...!!!

Wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariq.
Wassalamu Alaikum

Rabu, 05 Juli 2017

BANSER DAN KOMITMEN KEMANUSIAAN

SATU KATA:
#PoskoMudikBanser

BANSER DAN KOMITMEN KEMANUSIAAN

Oleh: Ruchman Basori
Ketua Bidang Kaderisasi Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor 2015-2020.

Masih ada saja orang yang sensi terhadap Barisan Ansor Serbaguna (Banser) sayap organisasi Gerakan Pemuda Ansor anak Nahdlatul Ulama. Pada saat Natal dan Tahun Baru mereka bertanya, kenapa Banser menjaga gereja? Pun tempat ibadah agama lain pada setiap hari-hari besar umat beragama? Lalu Banser ngapain pada saat menyambut Hari Raya Idul Fitri dan hajat umat Islam lainnya?
Keluarga Besar Ansor dan Banser tidak pernah marah dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, yang bernaga sinis dan mengecilkan perhatian Banser pada sesama muslim. Namun Banser menjawab dengan kerja nyata, bukan dengan kata-kata dan tentu komitmennya telah dicatat dalam sejarah bangsa dalam peran sosial kemasyarakatan, kebangsaan dan kemanusiaan.

Di akhir Ramadlon ini menjelang Hari Raya Idul Fitri, Banser Ansor kembali menunjukan komitmennya terlibat pengamanan mudik Lebaran. Tidak tanggung-tanggung sebagaimana dituturkan oleh Yaqut Cholil Qaumas (Gus Yaqut) Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor membuka 604 Posko Mudik Lebaran di seluruh Indonesia dengan menurunkan ribuan anggota Banser Lalu Lintas (Balantas). (www.tribunnews,com).

Anggota Balantas diturunkan untuk bertugas membantu aparat keamanan melakukan pengamanan dan kelancaran arus mudik Lebaran mulai H-5 dan H+7 Lebaran. Gus Yaqut memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada sahabat-sahabat Ansor dan Banser yang bersedia mewakafkan waktu Lebarannya untuk masyarakat guna membantu pengamanan mudik. Apa yang dilakukan Banser merupakan dharma bakti kepada bumi pertiwi, negara atas nama kemanusiaan.
Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Banser Alfa Isnaeni Posko menyebutkan Mudik Banser 2017 dengan jargon "Istirahat untuk Selamat" didirikan di 604 titik di seluruh Indonesia. Ratusan Posko tersebut tersebar di Sumatera (50 titik); Kalimantan, Papua, Sulawesi, Bali, NTT dan NTB (41 titik); Jakarta (6); Jabar (83); Jateng (201);
Jatim (201); Yogyakarta (12), dan Banten (10 titik).

Tujuan pendirian posko mudik Banser kata Alfa Isnaini adalah untuk memberikan pelayanan mudik pada masyarakat, membantu berjalannya mudik yang lebih aman dan nyaman, sehingga proses mudik berjalan efektif, efisien, serta mengurangi risiko kecelakaan dan korban jiwa. Selain itu untuk mengetahui akar permasalahan yang terjadi seputar mudik Lebaran, sehingga dapat memberi masukan pemerintah untuk melakukan perbaikan kualitas pelayanan public di masa yang akan datang.

Pengamanan Mudik Lebaran adalah satu diantara kiprah Banser dalam khidmahnya menolong sesama, mempererat kebangsaan dan kemanusiaan. Para ulama telah mengajarkan kepada kami Ansor dan Banser tentang ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah basyariyah. Nilai-nilai demikian diajarkan secara sistematis dalam setiap kaderisasi Ansor. Di samping secara sunnatullah Ansor dibentuk untuk menolong sesama sebagaimana mengikuti (tafaulan) Sahabat Ansor membantu sahabat Muhajirin di Madinah.

Mengamankan Gereja

Sikap organisasi Banser menjaga rumah ibadah agama lain adalah implementasi dari kecintaannya terhadap NKRI (hubbul wathan minal iman). Komitmen kebangsaan yang diajarkan oleh Islam dan para ulama. Bagaimana menjaga dan membuat NKRI dengan 245 juta penduduk ini hidup rukun, aman dan damai. Jangan sampai ada warga negara tidak tenang menjalankan agama dan keyakinanya. Hakikatnya, yang dijaga adalah negeri tempat dimana kita makan, minum, hidup dan berjuang bersama dari gangguan manapun.

Kita tahu semua, menjaga keamanan dan kesefahaman sebagai sebuah bangsa (nation state) amat sulit di negara besar dan sangat plural seperti Indonesia ini. Makanya kita harus saling merekatkan tangan dalam menciptakan NKRI sebagai rumah bersama. Oleh karenanya Banser NU bersama Polri dan TNI ikut mengamankan rumah ibadah, perayaan-perayaan dan ritus-ritus keagamaan baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu.
Banser mempunyai protap yang jelas, dalam melakukan pengamanan. bertindak atas bimbingan para ulama. Umat agama lain yang ingin Banser terlibat pengamanan, mengajukan permohonan ke Ansor Banser. Bahwa kemudian ternyata lebih banyak Gereja yang diamankan, karena surat yang masuk lebih banyak dari kalangan saudara-saudara kita Kristen dan Katolik. Saudara kita Muhammadiyah sudah mempunyai pasukan sendiri, apalagi FPI dan mereka tidak pernah mengajukan permohonan untuk dilakukan pengamanan.
Keterlibatan Ansor Banser dalam pengamanan dan partisipasi kegiatan sosial keagamaan lainnya bukan dalam dua tiga tahun ini saja, namun sudah puluhan tahun sejak sebelum organisasi keagamaan baru yang sering mengkafir-kafirkan saudara muslim itu berdiri. Bagi kami itu adalah tantangan dalam berbangsa dan bernegara. Bagaimana menjalankan agama di tengah pluralitas. Santai saja saudaraku, keterlibatan Ansor dan Banser dalam pengamanan rumah ibadah, tidak akan mengganggu anda, tetapi malah sebaliknya, anda akan lebih nyaman melihat umat bangsa ini hudup rukun dan merasa di rumahnya sendiri.
Ada yang bertanya, bukankah masalah pengamanan itu domain dan tugasnya Polri dan TNI? Ya betul sekali. Banser Ansor hanya ikut membantu dan berpartisipasi sebagai bagian dari anak bangsa yang terpanggil hati nuraninya. Dan kami tidak akan melampaui kewenangan Polri dan TNI. 

Urusan pendidikan dan segala masalah yang melingkupinya itu juga domain pemerntah, utamanya Kemdikbud, Kemenag dan Kemristek Dikti, namun NU, Muhammadiyah, Al Wasliyah, Nahdlatul Wathan, Al-Irsyad, Al-Khairat dan lain-lain ikut mengurusi pendidikan. Apa itu salah, lagi-lagi itu sifatnya membantu pemerintah sebagai bentuk partisipasi masyarakat. Untuk membuat jutaan anak bangsa menjadi melek huruf, menjadi santun, taat pada agama dan negaranya tidak bisa kalau hanya diserahkan kepada negara, namun harus melibatkan masyarakat.

Hajat hidup masyarakat lainnya seperti kesehatan dan kesejahteraan sosial adalah menjadi domain pemerintah utamnya Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial, tetapi Muhammadiyah membangun RS Muhammadiyah dan PKU, NU mendirikan Rumah Sakit NU dan Pesantren Ramah Anak, di berbagai pondok pesantren menjamur berdiri Pos Kesehatan Pondok Pesantren (Poskestren). Lihat juga peran Pamswakarsa, FPI, Pemuda Muhammadiyah juga dalam rangka membantu pemerintah, karena menyadari pemerintah mempunyai segudang keterbatasan.

Kenapa juga ormas-ormas termasuk Ansor melakukan kegiatan peduli bencana? Bukankah sudah ada Kementerian Sosial dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)? Ini adalah wujud civic society agar negara dan rakyat sama-sama membangun dan bersinergi secara kuat. Bagi Ansor dan Banser ini adalah panggilan kemanusiaan karena agama kita adalah agama kasih sayang. 

Semoga yang masih salah paham dengan wadah Ansor dan Banser bisa menjadi jawaban walau tentu keputusan ada ditangan Anda. Lagi pula komitmen kebangsaan dan kemanusiaan Ansor tidak hanya pada penjagaan rumah ibadah, namun pada dihampir berbagai kegiatan keagamaan, social kemasyarakatan dan kemanusiaan. Untuk melakukan aksi social dan kemanusiaan kami tidak memerlukan persetujuan anda, tapi kami mengajak kepada anak bangsa ini yang masih mempunyai kepedulian.

Brebes, 23 Juni 2017
-------------------------------------
#PoskoMudikBanser

Selasa, 04 Juli 2017

HALAL BI HALAL

Ahmad Baso

Kemarin pukul 1:30 · 

HIKMAH LEBARAN TAHUN INI (2):
Halal bi Halal, Ijtihad Jenius Ulama Nusantara Mengisi dan Menghayati Makna Idul Fitri.

Suatu hari almukarram Pak Dr. Quraish Shihab didatangi para sarjana Al Azhar Mesir. Mereka bertanya arti "halal bi halal" yg merupakan ijtihad Islam Nusantara yg ingin mereka pelajari.
Selama ini ada anggapan bahwa KH Abdul Wahab Chasbullah, salah seorang pendiri NU, adalah yang pertama melontarkan ide halal bi halal di era Soekarno 1950-an.
Sebetulnya beliau hanya melanjutkan, menegaskan dan memberikan masukan krpada Soekarno dalam menghadapi persoalan bangsa dikala itu, karena halal bi halal adalah ijtihad ulama Nusantara yg sudah muncul sebelumnya.

Coba cek teks Jawa dalam aksara hanacaraka Jurnal Narpawandawa Surakarta edisi 5 Mèi 1935, ada tulisan khusus tentang "halal bihalal" (artinya ini sudah mentradisi jauh jauh sebelumnya...):

"Nuwun, sampun dados tatacaranipun têtiyang Jawi, sabên ing dintên riyadin, Siyam, dipun utamèkakên silahtulrohmi, sarta alal bihalal, silatulrohmi têmbung Arab, têgêsipun: nyambung sih. Dene alal bihalal punika Jawinipun: apura- ingapura."
(Pembaca sekalian mohon maaf. Sudah menjadi tradisi orang-orang Jawa [dan penduduk Islam Nusantara] di setiap Hari Raya usai bulan Puasa mengutamakan mengadakan silaturahim serta halal bihalal. Silaturahim itu bahasa Arab yg berarti menyambung kasih sayang. Sementara halal bihalal berarti dalam bahasa Jawa saling maaf memafkan).
Ini kutipan lengkap tulisan tersebut (silakan sebarkan dan dietrjemahkan untuk memahami arti halal bihalal seperti diijtihadkan ulama Nusantara kita.. isinya sangat mendalam... thanks mas Sururi Arumbani yg ngigatin tulisan ini).

TEKS LENGKAP:
Nuwun, sampun dados tatacaranipun têtiyang Jawi, sabên ing dintên riyadin, Siyam, dipun utamèkakên silahtulrohmi, sarta alal bihalal, silatulrohmi têmbung Arab, têgêsipun: nyambung sih. Dene alal bihalal punika Jawinipun: apura- ingapura. Tatacara makatên punika sajatosipun agêng sangêt pigunanipun, lan lêbêt sangêt raosipun, awit manungsa punika rintên dalu tansah kinêpang dening panggodha, ingkang nênuntun dhatêng para manungsa supados êcrah lan pasulayan kalihan sadhèrèkipun piyambak, môngka inggih êcrah punika tuking sadaya kacilakan, sawênèhing bôngsa utawi grombolaning manungsa ingkang sampun kalêbêtan raos congkrah tuwin pasulayan, punika ngalamat badhe pêcah, ical kakiyatanipun, lan nistha ing gêsangipun, asor drajadipun tuwin tangèh lamun manggih kamulyan, paribasan ing têmbung Walandi Eendracht maakt macht, tweedracht breekt kracht. têgêsipun: rukun gawe santosa, crah gawe bubrah. Sajakipun sampun nyata pinanggih wontên ing bôngsa kula Jawi. Wontênipun tinitah ringkih, asor lan bodho punika jalaranipun botên liya inggih saking anggènipun rêmên congkrah lan pasulayan sasêdhèrèkipun piyambak.

Nuwun, alal bihalal punika kalêbêt saperanganing sarana kangge ngicalakên sêsakit congkrah lan pasulayan, lan kenging dipun angge ngrukunakên para manungsa. Namung emanipun prakawis ingkang kados makatên saenipun punika têrkadhang namung dipun angge adat lan sajakipun dipun sapèlèkakên dening tiyang kathah, anggènipun damêl alal bihalal namung patut-patute. Mila wontên ing ngriki Narpawandawa pêrlu nêrangakên kadospundi sèlèhipun alal bihalal ingkang saèstu, tuwin kadospundi ingkang nama alal bihalal ingkang tinarimah dalah titikanipun pisan, sampun kula aturakên ing ngajêng bilih para manungsa punika tansah dipun godha dening kawontênan, supados êcrah lan pasulayan, punika panulakipun botên liya kajawi para manungsa punika tansah dipun rukunakên, ing môngka alal bihalal punika satunggaling sarana kangge angrukunakên para manungsa, nitik saking têgêsipun têmbung, nyambung sih: sarta: apura-ingapura. Mila pêrlu kula angaturakên punapa têgêsipun rukun, wontên ingkang nyuraos bilih ingkang nama rukun punika, kêmpaling tiyang sawatawis, ingkang nuju dhatêng satunggaling bab,

kosokwangsulipun manawi wontên tiyang ingkang botên purun ngêmpal ing ngriku, lajêng dipun wastani botên purun rukun. Panyuraos ingkang kados makatên punika inggih sampun cêlak lêrêsipun, nanging kirang katranganipun. Sarèhning rukun punika anggadhahi têgês ingkang utami (heeft zijn gunstige beteekenis) amila jangkêpipun kêdah makatên: rukun punika kêmpalipun tiyang sawatawis ingkang nuju dhatêng satunggaling bab, sarta satunggal tuwin sawênèhipun sami anggadhahi pangowêl tuwin sih sarta trêsna. Dados sanajan kêmpal nanging manawi nuju dhatêng prakawis ingkang botên sae, ambêborosi sapanunggilanipun, punika inggih botên kenging winastan rukun, amargi botên adhêdhasar trêsna sarta pangowêl. Gambaripun tiyang ingkang sami nglêbêti kongkrus, sanajan kêmpal dados satunggal, inggih nuju dhatêng satunggaling bab, nanging jalaran sêpên raos trêsna tuwin pangowêl, dêstun malah angangkah kojuring kancanipun, punika dede nama karukunan, dene gêgambaran ingkang gampil tinampi rukun punika pinanggih wontên ing biyung lan anakipun. Wontênipun namung trêsna, owêl sangêt manawi ngantos dados awon, sanajan anakipun awon dikadospunapa wujudipun, ewadene botên angsal saupami dipun lintoni ingkang sae rupinipun, nanging sanès anakipun, mila saupami anakipun wau polahipun wontên ingkang kirang prayogi, namung tansah dipun ewahi sarta dipun lêrêsakên. Watêkipun tiyang ingkang trêsna, sanajan anggènipun anglêrêsakên botên andadosakên rênaning ingkang dipun lêrêsakên, punika sampun botên dipun manah, amargi ingkang dipun èsthi namung tiyang ingkang dipun trêsnani sagêda dados sae, makatên punika ingkang nama rukun sêjati. Satunggal-tunggaling tiyang kêdah anggadhahi raos kados pangrêngkuhing biyung dhatêng anakipun wau, dados pigunanipun alal bihalal punika, supados para manungsa wangsul rukun, sampun ngantos wontên cêcongkrahan, sarta pasulayan, dhawuhipun Pangeran wontên ing Kuran: Waktasijmoe bie hablillah djamingan walaa tafarrokoe Jawinipun: padha gêgondhelana talining Pangeran, lan aja padha crah pasulayan, mila prêlu sangêt kula sadaya para wandawaning nata, nyumêrêpi têgêsipun wau punika. Wondene titikanipun alal bihalal ingkang tinarimah, têgêsipun wontên wohipun punika, manawi sasampunipun alal bihalal,

karukunanipun malah saya suda katimbang nalika dèrèng alal bihalal, punika titikanipun bilih sêjaning alal bihalal botên dados. Dene manawi sabibaripun alal bihalal, karukunanipun saya tambah, makatên ugi katrêsnanipun dhatêng sanak sadhèrèk inggih wêwah supêkêt, punika satunggaling tôndha tinarimahe alal bihalalipun.

Mênggah margi utawi saratipun, supados alal bihalal cara Narpa punika sagêd kadumugèn sêjanipun, ing ngriki badhe kula bèbèrakên jampinipun, sanajan taksih angèl badhe anindakakên, nanging pangraos kula sampun dumugi kalamangsanipun kula aturakên wontên ing pêpanggihan dalu punika. Inggih punika para manungsa kalêbêt kula panjênêngan sadaya kêdah wani ngangge wêwatêkan sarining asal dumadining gêsang 4 prakawis, angin, toya, latu, sarta bantala. Têrangipun makatên:

1. Ambêging angin, ... ngadil. Andhatêngakên sadhengahing gônda, wangi, bangêr, utawi sanèsipun dhatêng pundi ingkang sinêdya, sintên kemawon botên pilih-pilih, sanajan ingkang kataman mangke cungir- cungir.

2. Ambêging toya ... botên tabêtan, sanajan dipun pêdhang kaping: 1000 sadintên, inggih wangsul pulih sami sanalika, botên tabêt sakêdhik-kêdhika, makatên punika ambêging toya.

3. Ambêging latu, ... botên wêgah tumandang, sanajan kajêng, tosan, waja, cêkakipun punapa kemawon, dipun gulawênthah saingga sagêd bêntèr, saingga sadaya wau nurut dhatêng piyambakipun.

4. Ambêging bantala, ... kadhudhuk kadhudhah tansah ngêdalakên amat, botên pilih-pilih, sintên kemawon sagêd nampi amating siti, janji pangolahipun kalêrêsan.

Samantên punika gawatipun katrangan alal bihalal, mila môngga kula sadaya ngrumiyini nyukani tuladha supados wangsul kaluhuran kamulyan sarta karukunan kula, sadaya trahing nata. Taksih wontên sambêtipun. (SELESAI)

RUJUKAN TEKS LENGKAP yg sudah dilatinkan

HALAL BI HALAL

Ahmad Baso

Kemarin pukul 1:30 · 

HIKMAH LEBARAN TAHUN INI (2):
Halal bi Halal, Ijtihad Jenius Ulama Nusantara Mengisi dan Menghayati Makna Idul Fitri.

Suatu hari almukarram Pak Dr. Quraish Shihab didatangi para sarjana Al Azhar Mesir. Mereka bertanya arti "halal bi halal" yg merupakan ijtihad Islam Nusantara yg ingin mereka pelajari.
Selama ini ada anggapan bahwa KH Abdul Wahab Chasbullah, salah seorang pendiri NU, adalah yang pertama melontarkan ide halal bi halal di era Soekarno 1950-an.
Sebetulnya beliau hanya melanjutkan, menegaskan dan memberikan masukan krpada Soekarno dalam menghadapi persoalan bangsa dikala itu, karena halal bi halal adalah ijtihad ulama Nusantara yg sudah muncul sebelumnya.

Coba cek teks Jawa dalam aksara hanacaraka Jurnal Narpawandawa Surakarta edisi 5 Mèi 1935, ada tulisan khusus tentang "halal bihalal" (artinya ini sudah mentradisi jauh jauh sebelumnya...):

"Nuwun, sampun dados tatacaranipun têtiyang Jawi, sabên ing dintên riyadin, Siyam, dipun utamèkakên silahtulrohmi, sarta alal bihalal, silatulrohmi têmbung Arab, têgêsipun: nyambung sih. Dene alal bihalal punika Jawinipun: apura- ingapura."
(Pembaca sekalian mohon maaf. Sudah menjadi tradisi orang-orang Jawa [dan penduduk Islam Nusantara] di setiap Hari Raya usai bulan Puasa mengutamakan mengadakan silaturahim serta halal bihalal. Silaturahim itu bahasa Arab yg berarti menyambung kasih sayang. Sementara halal bihalal berarti dalam bahasa Jawa saling maaf memafkan).
Ini kutipan lengkap tulisan tersebut (silakan sebarkan dan dietrjemahkan untuk memahami arti halal bihalal seperti diijtihadkan ulama Nusantara kita.. isinya sangat mendalam... thanks mas Sururi Arumbani yg ngigatin tulisan ini).

TEKS LENGKAP:
Nuwun, sampun dados tatacaranipun têtiyang Jawi, sabên ing dintên riyadin, Siyam, dipun utamèkakên silahtulrohmi, sarta alal bihalal, silatulrohmi têmbung Arab, têgêsipun: nyambung sih. Dene alal bihalal punika Jawinipun: apura- ingapura. Tatacara makatên punika sajatosipun agêng sangêt pigunanipun, lan lêbêt sangêt raosipun, awit manungsa punika rintên dalu tansah kinêpang dening panggodha, ingkang nênuntun dhatêng para manungsa supados êcrah lan pasulayan kalihan sadhèrèkipun piyambak, môngka inggih êcrah punika tuking sadaya kacilakan, sawênèhing bôngsa utawi grombolaning manungsa ingkang sampun kalêbêtan raos congkrah tuwin pasulayan, punika ngalamat badhe pêcah, ical kakiyatanipun, lan nistha ing gêsangipun, asor drajadipun tuwin tangèh lamun manggih kamulyan, paribasan ing têmbung Walandi Eendracht maakt macht, tweedracht breekt kracht. têgêsipun: rukun gawe santosa, crah gawe bubrah. Sajakipun sampun nyata pinanggih wontên ing bôngsa kula Jawi. Wontênipun tinitah ringkih, asor lan bodho punika jalaranipun botên liya inggih saking anggènipun rêmên congkrah lan pasulayan sasêdhèrèkipun piyambak.

Nuwun, alal bihalal punika kalêbêt saperanganing sarana kangge ngicalakên sêsakit congkrah lan pasulayan, lan kenging dipun angge ngrukunakên para manungsa. Namung emanipun prakawis ingkang kados makatên saenipun punika têrkadhang namung dipun angge adat lan sajakipun dipun sapèlèkakên dening tiyang kathah, anggènipun damêl alal bihalal namung patut-patute. Mila wontên ing ngriki Narpawandawa pêrlu nêrangakên kadospundi sèlèhipun alal bihalal ingkang saèstu, tuwin kadospundi ingkang nama alal bihalal ingkang tinarimah dalah titikanipun pisan, sampun kula aturakên ing ngajêng bilih para manungsa punika tansah dipun godha dening kawontênan, supados êcrah lan pasulayan, punika panulakipun botên liya kajawi para manungsa punika tansah dipun rukunakên, ing môngka alal bihalal punika satunggaling sarana kangge angrukunakên para manungsa, nitik saking têgêsipun têmbung, nyambung sih: sarta: apura-ingapura. Mila pêrlu kula angaturakên punapa têgêsipun rukun, wontên ingkang nyuraos bilih ingkang nama rukun punika, kêmpaling tiyang sawatawis, ingkang nuju dhatêng satunggaling bab,

kosokwangsulipun manawi wontên tiyang ingkang botên purun ngêmpal ing ngriku, lajêng dipun wastani botên purun rukun. Panyuraos ingkang kados makatên punika inggih sampun cêlak lêrêsipun, nanging kirang katranganipun. Sarèhning rukun punika anggadhahi têgês ingkang utami (heeft zijn gunstige beteekenis) amila jangkêpipun kêdah makatên: rukun punika kêmpalipun tiyang sawatawis ingkang nuju dhatêng satunggaling bab, sarta satunggal tuwin sawênèhipun sami anggadhahi pangowêl tuwin sih sarta trêsna. Dados sanajan kêmpal nanging manawi nuju dhatêng prakawis ingkang botên sae, ambêborosi sapanunggilanipun, punika inggih botên kenging winastan rukun, amargi botên adhêdhasar trêsna sarta pangowêl. Gambaripun tiyang ingkang sami nglêbêti kongkrus, sanajan kêmpal dados satunggal, inggih nuju dhatêng satunggaling bab, nanging jalaran sêpên raos trêsna tuwin pangowêl, dêstun malah angangkah kojuring kancanipun, punika dede nama karukunan, dene gêgambaran ingkang gampil tinampi rukun punika pinanggih wontên ing biyung lan anakipun. Wontênipun namung trêsna, owêl sangêt manawi ngantos dados awon, sanajan anakipun awon dikadospunapa wujudipun, ewadene botên angsal saupami dipun lintoni ingkang sae rupinipun, nanging sanès anakipun, mila saupami anakipun wau polahipun wontên ingkang kirang prayogi, namung tansah dipun ewahi sarta dipun lêrêsakên. Watêkipun tiyang ingkang trêsna, sanajan anggènipun anglêrêsakên botên andadosakên rênaning ingkang dipun lêrêsakên, punika sampun botên dipun manah, amargi ingkang dipun èsthi namung tiyang ingkang dipun trêsnani sagêda dados sae, makatên punika ingkang nama rukun sêjati. Satunggal-tunggaling tiyang kêdah anggadhahi raos kados pangrêngkuhing biyung dhatêng anakipun wau, dados pigunanipun alal bihalal punika, supados para manungsa wangsul rukun, sampun ngantos wontên cêcongkrahan, sarta pasulayan, dhawuhipun Pangeran wontên ing Kuran: Waktasijmoe bie hablillah djamingan walaa tafarrokoe Jawinipun: padha gêgondhelana talining Pangeran, lan aja padha crah pasulayan, mila prêlu sangêt kula sadaya para wandawaning nata, nyumêrêpi têgêsipun wau punika. Wondene titikanipun alal bihalal ingkang tinarimah, têgêsipun wontên wohipun punika, manawi sasampunipun alal bihalal,

karukunanipun malah saya suda katimbang nalika dèrèng alal bihalal, punika titikanipun bilih sêjaning alal bihalal botên dados. Dene manawi sabibaripun alal bihalal, karukunanipun saya tambah, makatên ugi katrêsnanipun dhatêng sanak sadhèrèk inggih wêwah supêkêt, punika satunggaling tôndha tinarimahe alal bihalalipun.

Mênggah margi utawi saratipun, supados alal bihalal cara Narpa punika sagêd kadumugèn sêjanipun, ing ngriki badhe kula bèbèrakên jampinipun, sanajan taksih angèl badhe anindakakên, nanging pangraos kula sampun dumugi kalamangsanipun kula aturakên wontên ing pêpanggihan dalu punika. Inggih punika para manungsa kalêbêt kula panjênêngan sadaya kêdah wani ngangge wêwatêkan sarining asal dumadining gêsang 4 prakawis, angin, toya, latu, sarta bantala. Têrangipun makatên:

1. Ambêging angin, ... ngadil. Andhatêngakên sadhengahing gônda, wangi, bangêr, utawi sanèsipun dhatêng pundi ingkang sinêdya, sintên kemawon botên pilih-pilih, sanajan ingkang kataman mangke cungir- cungir.

2. Ambêging toya ... botên tabêtan, sanajan dipun pêdhang kaping: 1000 sadintên, inggih wangsul pulih sami sanalika, botên tabêt sakêdhik-kêdhika, makatên punika ambêging toya.

3. Ambêging latu, ... botên wêgah tumandang, sanajan kajêng, tosan, waja, cêkakipun punapa kemawon, dipun gulawênthah saingga sagêd bêntèr, saingga sadaya wau nurut dhatêng piyambakipun.

4. Ambêging bantala, ... kadhudhuk kadhudhah tansah ngêdalakên amat, botên pilih-pilih, sintên kemawon sagêd nampi amating siti, janji pangolahipun kalêrêsan.

Samantên punika gawatipun katrangan alal bihalal, mila môngga kula sadaya ngrumiyini nyukani tuladha supados wangsul kaluhuran kamulyan sarta karukunan kula, sadaya trahing nata. Taksih wontên sambêtipun. (SELESAI)

RUJUKAN TEKS LENGKAP yg sudah dilatinkan

Senin, 03 Juli 2017

FULL DAY SCHOOL

Penulis pernah berkirim surat terbuka untuk Mendikbud tertanggal 12 Juni 2017 tentang Penolakan Permendikbud soal Full Day School. Tulisan itu juga saya jadikan status FB, lumayan ada ribuan yg like dan Coment. Belum lagi ribuan yg membagikan, viral. Salah satu item pertimbangan penolakan FDS adalah penulis kawatir bila hal itu dipaksakan akan merenggangkan hubungan Muhamadiyah dan NU. Maklum, Muhajir Efendi adalah Muhamadiyah tulen dan militan, sementara kebijakannya mengobrak-ngabrik kemapanan salah satu sekmen Pendidikan NU, TPQ dan Madin Sore.
Penulis menerima puluhan bahkan ratusan kritik atas prediksi terjadi keretakan antar dua Ormas keagamaan terbesar di Indonesia itu. Katanya kebijakan itu tidak ada hubunganya dg Muhamadiyah dan NU.
Nah, belakangan apa yang terjadi??
Sungguh diluar dugaan penulis -apalagi para pengkritik- hubungan diantara keduanya tidak hanya retak, namun Terjadi *Perang Kubro* diantara keduanya. Tentu yg dimaksud disini adalah perang argumen, opini dan wacana. Maklum eranya memang era pena, era Medsos, era dimana tulisan bisa lebih menusuk dibanding pisau, lebih punya daya hancur dibanding bom atom.
Padahal FDS hanya ditunda pelaksanaanya Oleh fihak istana. Penulis sengaja tidak ikut-ikutan media yg lebih memilih bahasa *dibatalkan*. Sebab itu bahasa politik untuk meredam dan mengelabuhi fihak-fihak yg menentangnya. Penulis tidak bisa membayangkan reaksi seperti apa apabila FDS jadi dilaksanakan. Pasti tidak hanya perang opini dimedsos, tapi di alam nyata akan terjadi aksi yg memanaskan genderang perang itu.
Menarik bila mencermati "Kekecewaan" Muhamadiyah terhadap penundaan itu.
Berikut sebagian reaksi itu:

1. Salah satu petingginya bilang *Pendidikan Madrasah Diniyah sore itu statusnya tidak ubahnya seperti "Kursus" Matematika, Fisika dan sejenis. Jadi bila pertimbangan dibatalkanya FDS karena hilangnya Madrasah Diniyah sore, nanti para pengelola kursus juga akan ikut2an menolaknya dg alasan yang sama*

Ini jelas-jelas *Penghinaan* luar biasa terhadap eksistensi Madin dan TPQ. Bagaimana mungkin ucapan kotor itu keluar dari mulut seorang yg mengaku bertitel dan berpindidikan tinggi. Jabatan pun tidak main-main di Muhamadiyah.
Ketahuilah, sekalipun statusnya Nonformal Takmiliyah  Pendidikan TPQ/Madin itu berjenjang. Ada aturan kurikulum yg harus dipenuhi. Ada aturan jam tatap muka. Ada pengajar. Jadwal pelajaran. Absen. Ujian tulis. Praktek ubudiyah. Hafalan. Rapot. Ijasah. Kepala TPQ/Madinnya. Struktur pengurus. Ada kualifikasi tertentu untuk mendapat pengakuan pemerintah untuk mendapat izin operasional. Ada wisuda di jenjang tertentu. Ada kualifikasi khusus untuk ijasahnya disetarakan dg pendidikan umum. Dst.
Begini kok anda bilang statusnya seperti "Kursus". Kelihatan betul anda belum pernah duduk dibancik TPQ/Madin.
Bicara kok *Angger Njeplak*. Tanpa Anda sadari, anda telah meremehkan pendidikan tradisional NU yg out put nya tidak kalah dg pendidikan "Wah" Muhamadiyah yg Anda banggakan.

2. Dalam pembelaanya, lagi-lagi petinggi Muhamadiyah berargumen bahwa *Seharusnya yang dirugikan dg FDS itu Muhamadiyah, bukan NU. Sebab Muhamadiyah memiliki 24 ribu TK/ABA dan 15.500 sekolah SD dan Menengah termasuk Madrasah* (Ketum Muhamadiyah Haedar, di UNMUH Surakarta, Senin 19/06/2017)

Logika berfikir anda dimana bung...
Riset Anda menggunakan pendekatan apa bapak yang terhormat??
Kalau bicara pendidikan agama dan keagamaan jangan pinjam data Diknas.
Silahkan pinjam data Kemenag Sie Pedepontren. Anda akan tahu dari ratusan ribu pendidikan TPQ/Madin sore nonformal itu, Muhamadiyah punya berapa persennya? 5% saja itu prediksi yg tinggi. Jadi jangan ngaco lagi lah. Ayo berargumen, tapi seharusnya pakai data dan logika yang lurus.
Data yang anda sebutkan itu kan pendidikan Formal, yang nantinya akan jadi obyek penerapan FDS. Yang danpaknya akan menggerus keberadaan Madin dan TPQ sore nonformal. Kelihatanya anda belum memahami persoalan.

3. Dalam siaran Pers Resmi yg dirilis Muhamadiyah, nyata-nyata bahwa Muhamadiyah tidak akan mundur sejengkalpun untuk tidak meng-undangkan FSD. Bahkan ia berharap akan keluar hierarki Peraturan lebih tinggi dibanding PerMendikbud, yakni Perpres. Tentu ini ekspansi nyata terhadap "Wilayah Pendidikan NU".
Patut ditunggu *Reaksi Perlawanan NU saat diserang* bila Perpres tentang FDS itu keluar.
Saya yakin NU sangat siap bila genderang perang itu ditabuh. Dan itulah karakter NU. Ia akan sangat menghormati dan toleran terhadap siapapun dan organisasi sah manapun, bahkan agama apapun selama adanya saling menghargai dan menghormati. Tapi NU bila pada titik kesabaran tertentu terus *Didlolimi* ia laksana macan yg dibangunkan dari kenyamanan tidurnya.

4. Ditengah-tengah gelombang penolakan yang luar biasa ternyata perlawanan penundaan dari Menteri Muhamadiyah itu luar biasa. Hal itu tampak dikeluarkanya Surat Undangan No 4026/D/TU/2017, Perihal *Pembahasan Perjanjian Kerjasama*. Kerjasama dimaksud adalah terkait kebijakan FDS yang akan diterapkan di tahun ajaran baru antara Pendidikan umum dengan Diniyah.
Bertempat di Ruang sidang Ditjen Dikdasmen Gedung E lantai 5 Komplek Kemendikbud- Jl Jendral Sudirman Senayan, hari Selasa tgl 20 Juni 2017 mengundang berbagai pemangku kebijakan di dunia Pendidikan bahkan perwakilan dari Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah.
Ini jelas sebagai bentuk "Penilaian Kerdil" terhadap masukan, penolakan dan aksi-aksi lain ditengah masyarakat terutama NU. Kelihatan betul arogansi mumpung berkuasa ditampakkan. Sifat2 seperti inikah yang diajarkan bapak-bapak yg terhormat saat sekolah dulu?? Diletakkan dimana sifat bijaksana itu kini?

*Penutup:*
Tulisan ini tidak bermaksud memperuncing suasana. Namun hanya sekedar mengingatkan "Para pengambil kebijakan Pendidikan", berhentilah untuk terus memaksakan penerapan FDS. Jadikan itu hanya satu pilihan diantara sekian model pengelolaan pendidikan. Biarlah hal itu diterapkan bagi lembaga pendidikan yg Sikon dan daerahnya memungkinkan. Ingat... Saat ini perseteruan bukan lagi antara NU vs Kemendibud, tapi sudah bergeser Muhamadiyah vs NU. Tentu kalau toh kebijakan itu akhirnya diterapkan NU tidak bisa menghalang-halangi, namun sejarah membuktikan setiap ada fihak yg *Menjual ketidak adilan* NU siap untuk membeli.

Wassalam Wr. Wb.

(Zahro Wardi, PP Darussalam, Sumberingin 21/06/2017).

*MUHAMADIYAH JUAL NU SIAP BELI*

*MUHAMADIYAH JUAL NU SIAP BELI*

Oleh: _Zahro Wardi_

Penulis pernah berkirim surat terbuka untuk Mendikbud tertanggal 12 Juni 2017 tentang Penolakan Permendikbud soal Full Day School. Tulisan itu juga saya jadikan status FB, lumayan ada ribuan yg like dan Coment. Belum lagi ribuan yg membagikan, viral. Salah satu item pertimbangan penolakan FDS adalah penulis kawatir bila hal itu dipaksakan akan merenggangkan hubungan Muhamadiyah dan NU. Maklum, Muhajir Efendi adalah Muhamadiyah tulen dan militan, sementara kebijakannya mengobrak-ngabrik kemapanan salah satu sekmen Pendidikan NU, TPQ dan Madin Sore.
Penulis menerima puluhan bahkan ratusan kritik atas prediksi terjadi keretakan antar dua Ormas keagamaan terbesar di Indonesia itu. Katanya kebijakan itu tidak ada hubunganya dg Muhamadiyah dan NU.
Nah, belakangan apa yang terjadi??
Sungguh diluar dugaan penulis -apalagi para pengkritik- hubungan diantara keduanya tidak hanya retak, namun Terjadi *Perang Kubro* diantara keduanya. Tentu yg dimaksud disini adalah perang argumen, opini dan wacana. Maklum eranya memang era pena, era Medsos, era dimana tulisan bisa lebih menusuk dibanding pisau, lebih punya daya hancur dibanding bom atom.
Padahal FDS hanya ditunda pelaksanaanya Oleh fihak istana. Penulis sengaja tidak ikut-ikutan media yg lebih memilih bahasa *dibatalkan*. Sebab itu bahasa politik untuk meredam dan mengelabuhi fihak-fihak yg menentangnya. Penulis tidak bisa membayangkan reaksi seperti apa apabila FDS jadi dilaksanakan. Pasti tidak hanya perang opini dimedsos, tapi di alam nyata akan terjadi aksi yg memanaskan genderang perang itu.
Menarik bila mencermati "Kekecewaan" Muhamadiyah terhadap penundaan itu.
Berikut sebagian reaksi itu:

1. Salah satu petingginya bilang *Pendidikan Madrasah Diniyah sore itu statusnya tidak ubahnya seperti "Kursus" Matematika, Fisika dan sejenis. Jadi bila pertimbangan dibatalkanya FDS karena hilangnya Madrasah Diniyah sore, nanti para pengelola kursus juga akan ikut2an menolaknya dg alasan yang sama*

Ini jelas-jelas *Penghinaan* luar biasa terhadap eksistensi Madin dan TPQ. Bagaimana mungkin ucapan kotor itu keluar dari mulut seorang yg mengaku bertitel dan berpindidikan tinggi. Jabatan pun tidak main-main di Muhamadiyah.
Ketahuilah, sekalipun statusnya Nonformal Takmiliyah  Pendidikan TPQ/Madin itu berjenjang. Ada aturan kurikulum yg harus dipenuhi. Ada aturan jam tatap muka. Ada pengajar. Jadwal pelajaran. Absen. Ujian tulis. Praktek ubudiyah. Hafalan. Rapot. Ijasah. Kepala TPQ/Madinnya. Struktur pengurus. Ada kualifikasi tertentu untuk mendapat pengakuan pemerintah untuk mendapat izin operasional. Ada wisuda di jenjang tertentu. Ada kualifikasi khusus untuk ijasahnya disetarakan dg pendidikan umum. Dst.
Begini kok anda bilang statusnya seperti "Kursus". Kelihatan betul anda belum pernah duduk dibancik TPQ/Madin.
Bicara kok *Angger Njeplak*. Tanpa Anda sadari, anda telah meremehkan pendidikan tradisional NU yg out put nya tidak kalah dg pendidikan "Wah" Muhamadiyah yg Anda banggakan.

2. Dalam pembelaanya, lagi-lagi petinggi Muhamadiyah berargumen bahwa *Seharusnya yang dirugikan dg FDS itu Muhamadiyah, bukan NU. Sebab Muhamadiyah memiliki 24 ribu TK/ABA dan 15.500 sekolah SD dan Menengah termasuk Madrasah* (Ketum Muhamadiyah Haedar, di UNMUH Surakarta, Senin 19/06/2017)

Logika berfikir anda dimana bung...
Riset Anda menggunakan pendekatan apa bapak yang terhormat??
Kalau bicara pendidikan agama dan keagamaan jangan pinjam data Diknas.
Silahkan pinjam data Kemenag Sie Pedepontren. Anda akan tahu dari ratusan ribu pendidikan TPQ/Madin sore nonformal itu, Muhamadiyah punya berapa persennya? 5% saja itu prediksi yg tinggi. Jadi jangan ngaco lagi lah. Ayo berargumen, tapi seharusnya pakai data dan logika yang lurus.
Data yang anda sebutkan itu kan pendidikan Formal, yang nantinya akan jadi obyek penerapan FDS. Yang danpaknya akan menggerus keberadaan Madin dan TPQ sore nonformal. Kelihatanya anda belum memahami persoalan.

3. Dalam siaran Pers Resmi yg dirilis Muhamadiyah, nyata-nyata bahwa Muhamadiyah tidak akan mundur sejengkalpun untuk tidak meng-undangkan FSD. Bahkan ia berharap akan keluar hierarki Peraturan lebih tinggi dibanding PerMendikbud, yakni Perpres. Tentu ini ekspansi nyata terhadap "Wilayah Pendidikan NU".
Patut ditunggu *Reaksi Perlawanan NU saat diserang* bila Perpres tentang FDS itu keluar.
Saya yakin NU sangat siap bila genderang perang itu ditabuh. Dan itulah karakter NU. Ia akan sangat menghormati dan toleran terhadap siapapun dan organisasi sah manapun, bahkan agama apapun selama adanya saling menghargai dan menghormati. Tapi NU bila pada titik kesabaran tertentu terus *Didlolimi* ia laksana macan yg dibangunkan dari kenyamanan tidurnya.

4. Ditengah-tengah gelombang penolakan yang luar biasa ternyata perlawanan penundaan dari Menteri Muhamadiyah itu luar biasa. Hal itu tampak dikeluarkanya Surat Undangan No 4026/D/TU/2017, Perihal *Pembahasan Perjanjian Kerjasama*. Kerjasama dimaksud adalah terkait kebijakan FDS yang akan diterapkan di tahun ajaran baru antara Pendidikan umum dengan Diniyah.
Bertempat di Ruang sidang Ditjen Dikdasmen Gedung E lantai 5 Komplek Kemendikbud- Jl Jendral Sudirman Senayan, hari Selasa tgl 20 Juni 2017 mengundang berbagai pemangku kebijakan di dunia Pendidikan bahkan perwakilan dari Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah.
Ini jelas sebagai bentuk "Penilaian Kerdil" terhadap masukan, penolakan dan aksi-aksi lain ditengah masyarakat terutama NU. Kelihatan betul arogansi mumpung berkuasa ditampakkan. Sifat2 seperti inikah yang diajarkan bapak-bapak yg terhormat saat sekolah dulu?? Diletakkan dimana sifat bijaksana itu kini?

*Penutup:*
Tulisan ini tidak bermaksud memperuncing suasana. Namun hanya sekedar mengingatkan "Para pengambil kebijakan Pendidikan", berhentilah untuk terus memaksakan penerapan FDS. Jadikan itu hanya satu pilihan diantara sekian model pengelolaan pendidikan. Biarlah hal itu diterapkan bagi lembaga pendidikan yg Sikon dan daerahnya memungkinkan. Ingat... Saat ini perseteruan bukan lagi antara NU vs Kemendibud, tapi sudah bergeser Muhamadiyah vs NU. Tentu kalau toh kebijakan itu akhirnya diterapkan NU tidak bisa menghalang-halangi, namun sejarah membuktikan setiap ada fihak yg *Menjual ketidak adilan* NU siap untuk membeli.

Wassalam Wr. Wb.

(Zahro Wardi, PP Darussalam, Sumberingin 21/06/2017).