Senin, 03 Juli 2017

FULL DAY SCHOOL

Penulis pernah berkirim surat terbuka untuk Mendikbud tertanggal 12 Juni 2017 tentang Penolakan Permendikbud soal Full Day School. Tulisan itu juga saya jadikan status FB, lumayan ada ribuan yg like dan Coment. Belum lagi ribuan yg membagikan, viral. Salah satu item pertimbangan penolakan FDS adalah penulis kawatir bila hal itu dipaksakan akan merenggangkan hubungan Muhamadiyah dan NU. Maklum, Muhajir Efendi adalah Muhamadiyah tulen dan militan, sementara kebijakannya mengobrak-ngabrik kemapanan salah satu sekmen Pendidikan NU, TPQ dan Madin Sore.
Penulis menerima puluhan bahkan ratusan kritik atas prediksi terjadi keretakan antar dua Ormas keagamaan terbesar di Indonesia itu. Katanya kebijakan itu tidak ada hubunganya dg Muhamadiyah dan NU.
Nah, belakangan apa yang terjadi??
Sungguh diluar dugaan penulis -apalagi para pengkritik- hubungan diantara keduanya tidak hanya retak, namun Terjadi *Perang Kubro* diantara keduanya. Tentu yg dimaksud disini adalah perang argumen, opini dan wacana. Maklum eranya memang era pena, era Medsos, era dimana tulisan bisa lebih menusuk dibanding pisau, lebih punya daya hancur dibanding bom atom.
Padahal FDS hanya ditunda pelaksanaanya Oleh fihak istana. Penulis sengaja tidak ikut-ikutan media yg lebih memilih bahasa *dibatalkan*. Sebab itu bahasa politik untuk meredam dan mengelabuhi fihak-fihak yg menentangnya. Penulis tidak bisa membayangkan reaksi seperti apa apabila FDS jadi dilaksanakan. Pasti tidak hanya perang opini dimedsos, tapi di alam nyata akan terjadi aksi yg memanaskan genderang perang itu.
Menarik bila mencermati "Kekecewaan" Muhamadiyah terhadap penundaan itu.
Berikut sebagian reaksi itu:

1. Salah satu petingginya bilang *Pendidikan Madrasah Diniyah sore itu statusnya tidak ubahnya seperti "Kursus" Matematika, Fisika dan sejenis. Jadi bila pertimbangan dibatalkanya FDS karena hilangnya Madrasah Diniyah sore, nanti para pengelola kursus juga akan ikut2an menolaknya dg alasan yang sama*

Ini jelas-jelas *Penghinaan* luar biasa terhadap eksistensi Madin dan TPQ. Bagaimana mungkin ucapan kotor itu keluar dari mulut seorang yg mengaku bertitel dan berpindidikan tinggi. Jabatan pun tidak main-main di Muhamadiyah.
Ketahuilah, sekalipun statusnya Nonformal Takmiliyah  Pendidikan TPQ/Madin itu berjenjang. Ada aturan kurikulum yg harus dipenuhi. Ada aturan jam tatap muka. Ada pengajar. Jadwal pelajaran. Absen. Ujian tulis. Praktek ubudiyah. Hafalan. Rapot. Ijasah. Kepala TPQ/Madinnya. Struktur pengurus. Ada kualifikasi tertentu untuk mendapat pengakuan pemerintah untuk mendapat izin operasional. Ada wisuda di jenjang tertentu. Ada kualifikasi khusus untuk ijasahnya disetarakan dg pendidikan umum. Dst.
Begini kok anda bilang statusnya seperti "Kursus". Kelihatan betul anda belum pernah duduk dibancik TPQ/Madin.
Bicara kok *Angger Njeplak*. Tanpa Anda sadari, anda telah meremehkan pendidikan tradisional NU yg out put nya tidak kalah dg pendidikan "Wah" Muhamadiyah yg Anda banggakan.

2. Dalam pembelaanya, lagi-lagi petinggi Muhamadiyah berargumen bahwa *Seharusnya yang dirugikan dg FDS itu Muhamadiyah, bukan NU. Sebab Muhamadiyah memiliki 24 ribu TK/ABA dan 15.500 sekolah SD dan Menengah termasuk Madrasah* (Ketum Muhamadiyah Haedar, di UNMUH Surakarta, Senin 19/06/2017)

Logika berfikir anda dimana bung...
Riset Anda menggunakan pendekatan apa bapak yang terhormat??
Kalau bicara pendidikan agama dan keagamaan jangan pinjam data Diknas.
Silahkan pinjam data Kemenag Sie Pedepontren. Anda akan tahu dari ratusan ribu pendidikan TPQ/Madin sore nonformal itu, Muhamadiyah punya berapa persennya? 5% saja itu prediksi yg tinggi. Jadi jangan ngaco lagi lah. Ayo berargumen, tapi seharusnya pakai data dan logika yang lurus.
Data yang anda sebutkan itu kan pendidikan Formal, yang nantinya akan jadi obyek penerapan FDS. Yang danpaknya akan menggerus keberadaan Madin dan TPQ sore nonformal. Kelihatanya anda belum memahami persoalan.

3. Dalam siaran Pers Resmi yg dirilis Muhamadiyah, nyata-nyata bahwa Muhamadiyah tidak akan mundur sejengkalpun untuk tidak meng-undangkan FSD. Bahkan ia berharap akan keluar hierarki Peraturan lebih tinggi dibanding PerMendikbud, yakni Perpres. Tentu ini ekspansi nyata terhadap "Wilayah Pendidikan NU".
Patut ditunggu *Reaksi Perlawanan NU saat diserang* bila Perpres tentang FDS itu keluar.
Saya yakin NU sangat siap bila genderang perang itu ditabuh. Dan itulah karakter NU. Ia akan sangat menghormati dan toleran terhadap siapapun dan organisasi sah manapun, bahkan agama apapun selama adanya saling menghargai dan menghormati. Tapi NU bila pada titik kesabaran tertentu terus *Didlolimi* ia laksana macan yg dibangunkan dari kenyamanan tidurnya.

4. Ditengah-tengah gelombang penolakan yang luar biasa ternyata perlawanan penundaan dari Menteri Muhamadiyah itu luar biasa. Hal itu tampak dikeluarkanya Surat Undangan No 4026/D/TU/2017, Perihal *Pembahasan Perjanjian Kerjasama*. Kerjasama dimaksud adalah terkait kebijakan FDS yang akan diterapkan di tahun ajaran baru antara Pendidikan umum dengan Diniyah.
Bertempat di Ruang sidang Ditjen Dikdasmen Gedung E lantai 5 Komplek Kemendikbud- Jl Jendral Sudirman Senayan, hari Selasa tgl 20 Juni 2017 mengundang berbagai pemangku kebijakan di dunia Pendidikan bahkan perwakilan dari Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah.
Ini jelas sebagai bentuk "Penilaian Kerdil" terhadap masukan, penolakan dan aksi-aksi lain ditengah masyarakat terutama NU. Kelihatan betul arogansi mumpung berkuasa ditampakkan. Sifat2 seperti inikah yang diajarkan bapak-bapak yg terhormat saat sekolah dulu?? Diletakkan dimana sifat bijaksana itu kini?

*Penutup:*
Tulisan ini tidak bermaksud memperuncing suasana. Namun hanya sekedar mengingatkan "Para pengambil kebijakan Pendidikan", berhentilah untuk terus memaksakan penerapan FDS. Jadikan itu hanya satu pilihan diantara sekian model pengelolaan pendidikan. Biarlah hal itu diterapkan bagi lembaga pendidikan yg Sikon dan daerahnya memungkinkan. Ingat... Saat ini perseteruan bukan lagi antara NU vs Kemendibud, tapi sudah bergeser Muhamadiyah vs NU. Tentu kalau toh kebijakan itu akhirnya diterapkan NU tidak bisa menghalang-halangi, namun sejarah membuktikan setiap ada fihak yg *Menjual ketidak adilan* NU siap untuk membeli.

Wassalam Wr. Wb.

(Zahro Wardi, PP Darussalam, Sumberingin 21/06/2017).

*MUHAMADIYAH JUAL NU SIAP BELI*

*MUHAMADIYAH JUAL NU SIAP BELI*

Oleh: _Zahro Wardi_

Penulis pernah berkirim surat terbuka untuk Mendikbud tertanggal 12 Juni 2017 tentang Penolakan Permendikbud soal Full Day School. Tulisan itu juga saya jadikan status FB, lumayan ada ribuan yg like dan Coment. Belum lagi ribuan yg membagikan, viral. Salah satu item pertimbangan penolakan FDS adalah penulis kawatir bila hal itu dipaksakan akan merenggangkan hubungan Muhamadiyah dan NU. Maklum, Muhajir Efendi adalah Muhamadiyah tulen dan militan, sementara kebijakannya mengobrak-ngabrik kemapanan salah satu sekmen Pendidikan NU, TPQ dan Madin Sore.
Penulis menerima puluhan bahkan ratusan kritik atas prediksi terjadi keretakan antar dua Ormas keagamaan terbesar di Indonesia itu. Katanya kebijakan itu tidak ada hubunganya dg Muhamadiyah dan NU.
Nah, belakangan apa yang terjadi??
Sungguh diluar dugaan penulis -apalagi para pengkritik- hubungan diantara keduanya tidak hanya retak, namun Terjadi *Perang Kubro* diantara keduanya. Tentu yg dimaksud disini adalah perang argumen, opini dan wacana. Maklum eranya memang era pena, era Medsos, era dimana tulisan bisa lebih menusuk dibanding pisau, lebih punya daya hancur dibanding bom atom.
Padahal FDS hanya ditunda pelaksanaanya Oleh fihak istana. Penulis sengaja tidak ikut-ikutan media yg lebih memilih bahasa *dibatalkan*. Sebab itu bahasa politik untuk meredam dan mengelabuhi fihak-fihak yg menentangnya. Penulis tidak bisa membayangkan reaksi seperti apa apabila FDS jadi dilaksanakan. Pasti tidak hanya perang opini dimedsos, tapi di alam nyata akan terjadi aksi yg memanaskan genderang perang itu.
Menarik bila mencermati "Kekecewaan" Muhamadiyah terhadap penundaan itu.
Berikut sebagian reaksi itu:

1. Salah satu petingginya bilang *Pendidikan Madrasah Diniyah sore itu statusnya tidak ubahnya seperti "Kursus" Matematika, Fisika dan sejenis. Jadi bila pertimbangan dibatalkanya FDS karena hilangnya Madrasah Diniyah sore, nanti para pengelola kursus juga akan ikut2an menolaknya dg alasan yang sama*

Ini jelas-jelas *Penghinaan* luar biasa terhadap eksistensi Madin dan TPQ. Bagaimana mungkin ucapan kotor itu keluar dari mulut seorang yg mengaku bertitel dan berpindidikan tinggi. Jabatan pun tidak main-main di Muhamadiyah.
Ketahuilah, sekalipun statusnya Nonformal Takmiliyah  Pendidikan TPQ/Madin itu berjenjang. Ada aturan kurikulum yg harus dipenuhi. Ada aturan jam tatap muka. Ada pengajar. Jadwal pelajaran. Absen. Ujian tulis. Praktek ubudiyah. Hafalan. Rapot. Ijasah. Kepala TPQ/Madinnya. Struktur pengurus. Ada kualifikasi tertentu untuk mendapat pengakuan pemerintah untuk mendapat izin operasional. Ada wisuda di jenjang tertentu. Ada kualifikasi khusus untuk ijasahnya disetarakan dg pendidikan umum. Dst.
Begini kok anda bilang statusnya seperti "Kursus". Kelihatan betul anda belum pernah duduk dibancik TPQ/Madin.
Bicara kok *Angger Njeplak*. Tanpa Anda sadari, anda telah meremehkan pendidikan tradisional NU yg out put nya tidak kalah dg pendidikan "Wah" Muhamadiyah yg Anda banggakan.

2. Dalam pembelaanya, lagi-lagi petinggi Muhamadiyah berargumen bahwa *Seharusnya yang dirugikan dg FDS itu Muhamadiyah, bukan NU. Sebab Muhamadiyah memiliki 24 ribu TK/ABA dan 15.500 sekolah SD dan Menengah termasuk Madrasah* (Ketum Muhamadiyah Haedar, di UNMUH Surakarta, Senin 19/06/2017)

Logika berfikir anda dimana bung...
Riset Anda menggunakan pendekatan apa bapak yang terhormat??
Kalau bicara pendidikan agama dan keagamaan jangan pinjam data Diknas.
Silahkan pinjam data Kemenag Sie Pedepontren. Anda akan tahu dari ratusan ribu pendidikan TPQ/Madin sore nonformal itu, Muhamadiyah punya berapa persennya? 5% saja itu prediksi yg tinggi. Jadi jangan ngaco lagi lah. Ayo berargumen, tapi seharusnya pakai data dan logika yang lurus.
Data yang anda sebutkan itu kan pendidikan Formal, yang nantinya akan jadi obyek penerapan FDS. Yang danpaknya akan menggerus keberadaan Madin dan TPQ sore nonformal. Kelihatanya anda belum memahami persoalan.

3. Dalam siaran Pers Resmi yg dirilis Muhamadiyah, nyata-nyata bahwa Muhamadiyah tidak akan mundur sejengkalpun untuk tidak meng-undangkan FSD. Bahkan ia berharap akan keluar hierarki Peraturan lebih tinggi dibanding PerMendikbud, yakni Perpres. Tentu ini ekspansi nyata terhadap "Wilayah Pendidikan NU".
Patut ditunggu *Reaksi Perlawanan NU saat diserang* bila Perpres tentang FDS itu keluar.
Saya yakin NU sangat siap bila genderang perang itu ditabuh. Dan itulah karakter NU. Ia akan sangat menghormati dan toleran terhadap siapapun dan organisasi sah manapun, bahkan agama apapun selama adanya saling menghargai dan menghormati. Tapi NU bila pada titik kesabaran tertentu terus *Didlolimi* ia laksana macan yg dibangunkan dari kenyamanan tidurnya.

4. Ditengah-tengah gelombang penolakan yang luar biasa ternyata perlawanan penundaan dari Menteri Muhamadiyah itu luar biasa. Hal itu tampak dikeluarkanya Surat Undangan No 4026/D/TU/2017, Perihal *Pembahasan Perjanjian Kerjasama*. Kerjasama dimaksud adalah terkait kebijakan FDS yang akan diterapkan di tahun ajaran baru antara Pendidikan umum dengan Diniyah.
Bertempat di Ruang sidang Ditjen Dikdasmen Gedung E lantai 5 Komplek Kemendikbud- Jl Jendral Sudirman Senayan, hari Selasa tgl 20 Juni 2017 mengundang berbagai pemangku kebijakan di dunia Pendidikan bahkan perwakilan dari Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah.
Ini jelas sebagai bentuk "Penilaian Kerdil" terhadap masukan, penolakan dan aksi-aksi lain ditengah masyarakat terutama NU. Kelihatan betul arogansi mumpung berkuasa ditampakkan. Sifat2 seperti inikah yang diajarkan bapak-bapak yg terhormat saat sekolah dulu?? Diletakkan dimana sifat bijaksana itu kini?

*Penutup:*
Tulisan ini tidak bermaksud memperuncing suasana. Namun hanya sekedar mengingatkan "Para pengambil kebijakan Pendidikan", berhentilah untuk terus memaksakan penerapan FDS. Jadikan itu hanya satu pilihan diantara sekian model pengelolaan pendidikan. Biarlah hal itu diterapkan bagi lembaga pendidikan yg Sikon dan daerahnya memungkinkan. Ingat... Saat ini perseteruan bukan lagi antara NU vs Kemendibud, tapi sudah bergeser Muhamadiyah vs NU. Tentu kalau toh kebijakan itu akhirnya diterapkan NU tidak bisa menghalang-halangi, namun sejarah membuktikan setiap ada fihak yg *Menjual ketidak adilan* NU siap untuk membeli.

Wassalam Wr. Wb.

(Zahro Wardi, PP Darussalam, Sumberingin 21/06/2017).

MAKNA MINAL AIDIN WAL FAIZIN

MAKNA MINAL AIDIN WAL FAIZIN

Hampir setiap orang, baik yang merayakan hari Raya Idul Fithri atau tidak, semua mengucapkan kalimat diatas, sebagai ungkapan hormat kepada sesama. tapi sedikit sekali yang faham dan tahu persis apa kandungan maknanya dalam ucapan tersebut diatas.
Minal Aidin wal Faizin adalah dua kosa kata yang terdiri dari Aidin jamaknya kalimat Aid, yang mempunyai arti kembali atau berulang-ulang dan kata yang kedua adalah Faizin jamaknya kalimat Faiz, yang berarti orang yang beruntung atau yang berbahagia.
Sebenarnya dua kalimat itu tidak berdiri sendiri tapi keduanya diawali dengan JAALANA ALLAHU, dua kata juga, yang pertama : Jaalana mempunyai arti semoga kita dijadikan di golongkan, yang kedua Allah; sehingga semuanya kalau dirangkai secara keseluruhan adalah JAALANA ALLAHU MINAL AIDIN WAL FAIZIN, makna dan artinya adalah semoga Allah menjadikan dan menggolongkan kita termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang beruntung dan bahagia.
Inilah makna yang benar jika kita menulis dan membacanya dengan benar, tapi jika membaca dan menulisnya tidak benar maknanya menjadi lain, seperti yang sering kita lihat dibanyak ucapan selamat hari raya, baik dalam media cetak; Majalah, Koran dan kartu lebaran atau media lain seperti TV, Computer atau lainnya, dengan menulis MINAL AIDZIN WAL FAIZIN atau MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN, tulisan yang pertama agak lumayan karena kata yang kedua : Wal Faizin; artinya dan yang Beruntung atau berbahagia, tapi selain itu baik yang pertama atau kedua dimana keduanya memakai kata Aidzin berarti maknanya orang-orang yang minta pertolongan, sementara Faidzin tidak ditemukan maknanya.
Mengapa kata-kata itu yang banyak diucapkan sebagai ucapan selamat berhari raya Idul Fithri atau lebaran?, karena kedua kata itu mengandung do’a yang makna dan artinya sangat mendalam; semoga Allah menjadikan dan menggolongkan kita termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang beruntung dan bahagia.
Yang pertama : Do’a semoga kita tergolong orang-orang yang kembali, kembali ke mana? Ke sorga?, kalau kita tilik hadits Rasul Allah SAW. yang artinya : “ Barang siapa puasa Ramadlan dan melakukan shalat Tarawih, Maka akan diampuni (semua) dosa-dosanya, sehingga dia kembali seperti bayi yang dilahirkan oleh ibunya” HR. Imam Nasa’i dan Ibnu Majah, maka jelas maksudnya dia akan kembali ke fitrahnya; kesucian tanpa dosa. Dan yang kedua : Do’a semoga kita tergolong orang-orang yang beruntung atau berbahagia, Puasa yang sempurna adalah puasanya orang-orang yang tidak hanya mampu menahan lapar dan dahaga, dari waktu imsak sampai maghrib, tapi juga mampu menahan dan mengendalikan hawa nafsu.
Al-Qur’an telah menegaskan bahwa Hawa nafsu adalah cenderung mangajak kepada kejahatan : “ Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku”  QS. Yusuf : 53. Dan Rasul Allah telah menegaskan juga bahwa memerangi nafsu adalah termasuk jihad yang paling besar, oleh karena itulah orang yang mampu memerangi hawa nafsunya adalah tergolong orang yang beruntung dan bahagia.
Sebetulnya orang-orang yang berpuasa dengan melaksanakan puasanya dengan sebaik-sebaiknya dengan tanpa melupakan shalat Tarawih, mereka sudah mendapatkan anugerah Allah sebagai orang-orang yang Aidin, kembali kepada fithrah ketika ia dilahirkan ibunya dan orang yang beruntung dan berbahagia.
Itulah mengapa do’a yang diucapkan kepadanya adalah dengan menggunakan fiil madhi; Jaala artinya Allah sudah menjadikan dan menggolongkan mereka pada dua golongan tersebut.
Kemudian lantas bagaimana dalam menjawab ucapan tersebut?, Ada perbedaan dalam menjawabnya, orang kita menjawab dengan Terimakasih, ada yang dengan wal Maqbulin (yang diterima amal perbuatannya), tapi kalau di Arab, khususnya Arab Saudi mereka menjawab : Wa Anta kadzalik, artinya semoga kamu juga seperti itu, Wallahu A’lamز

AMALAN SEPUTAR SHALAT IDUL FITRI

AMALAN SEPUTAR SHALAT IDUL FITRI

1.  *Mandi sebelum berangkat*

Dari Nafi' berkata: "adalah Ibnu Umar RA mandi pada hari raya idul fitri sebelum keluar menuju tempat shalat." (HR. Malik, Syafi'I, dan Abdur Rozzaq dengan sanad shahih). Apa yang dilakukan oleh Ibnu Umar RA adalah mencontoh Rosululloh _solallohu ‘alaihi wa sallam_, sebagaimana dilakukan juga oleh Ali bin Abi Thalib dan para sahabat yang lain.

2.  *Memakai pakaian yang baik dan bersih*

Dari Jabir bin Abdulloh RA berkata: "Rosululloh _solallohu ‘alaihi wa sallam_ memiliki satu jubah khusus yang beliau kenakan untuk shalat dua hari raya dan shalat Jum'at." (HR. Ibnu Khuzaimah)

3.  *Makan ringan sebelum berangkat shalat idul fitri.*

Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata, “Rosululloh _shollallohu ‘alaihi wa sallam_ biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad)

4.  *Mengumandangkan takbir sejak keluar dari rumah sampai tempat shalat idul fitri sampai imam hendak mengimami shalat idul fitri*.

Rosulullah _solallohu ‘alaihi wa sallam_  keluar pada dua hari raya bersama Fadhl bin Abbas, Abdullah bin Abbas, Abbas bin Abdul Muthalib, Ali, Ja'far, Hasan, Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, dan Ummu Aiman. Rosulullah _solallohu ‘alaihi wa sallam_  meninggikan suaranya dalam melantunkan tahlil dan takbir. (HR. Al-Baihaqi)

5.  *Kaum wanita, baik yang suci maupun yang haidh dan anak kecil, dianjurkan juga berangkat ke tempat shalat idul fithri (jika solatnya di tanah lapang).*

Kaum wanita yang suci ikut menunaikan shalat, sedang kaum wanita yang haidh ikut menyaksikan shalat, mendengarkan takbir, dan khutbah ied

Dari Ummu Athiyah RA berkata: "Rosululloh memerintahkan kepada kami pada hari idul fithri dan idul adha untuk membawa keluar gadis-gadis remaja, wanita-wanita yang haidh, dan perawan-perawan yang dipingit. Para wanita yang haidh tidak melaksanakan shalat ied, namun mereka menghadiri kebaikan dan doa kaum muslimin." Ummu Athiyah bertanya, "Wahai Rosululloh _solallohu ‘alaihi wa sallam_, ada di antara kami yang tidak memiliki jilbab?" Beliau menjawab, "Hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya kepadanya." (HR. Bukhari Muslim)

6.  *Berangkat ke tempat shalat dengan berjalan dan tidak naik kendaraan kecuali ada kebutuhan sangat penting seperti jarak yang jauh dan lain-lain*

Dari Ali RA berkata: "Termasuk sunnah Rasulullah _solallohu ‘alaihi wa sallam_  adalah berangkat ke tempat shalat ied dengan berjalan kaki." (HR.Tirmidzi)

7.  *Bersegera berangkat ke tempat shalat ied setelah selesai shalat Subuh.* Sehingga bisa segera berkumpul dan mengumandangkan takbir sampai saat imam mengimami shalat.

8.  *Barangkat dan pulang melalui jalan yang berbeda jika memungkinkan dan tidak memberatkan.*
Dari Jabir RA, "Rosululloh _solallohu ‘alaihi wa sallam_  jika shalat pada hari ied selalu melewati jalan yang berlainan (saat berangkat dan pulang)." (HR. Bukhari)

Inilah sebagian diantara amalan sunnah menjelang sholat idul fitri, semoga bermanfaat menambah wawasan dan semangat ibadah.

HALAL BI HALAL

"ULAMA NU SANG PENGGAGAS HALAL BI HALAL SENUSANTARA "

Penggagas istilah "halal bi halal" ini adalah KH Abdul Wahab Chasbullah. Ceritanya begini: Setelah Indonesia merdeka 1945, pada tahun 1948, Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa. Para elit politik saling bertengkar, tidak mau duduk dalam satu forum. Sementara pemberontakan terjadi dimana-mana, diantaranya DI/TII, PKI Madiun. Pada tahun 1948, yaitu dipertengahan bulan Ramadhan, Bung Karno memanggil KH Wahab Chasbullah ke Istana Negara, untuk dimintai pendapat dan sarannya untuk mengatasi situasi politik Indonesia yang tidak sehat. Kemudian Kiai Wahab memberi saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan Silaturrahim, sebab sebentar lagi Hari Raya Idul Fitri, dimana seluruh umat Islam disunahkan bersilaturrahmi.

Lalu Bung Karno menjawab, "Silaturrahmi kan biasa, saya ingin istilah yang lain". "Itu gampang", kata Kiai Wahab. "Begini, para elit politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturrahmi nanti kita pakai istilah 'halal bi halal'", jelas Kiai Wahab.

Dari saran Kiai Wahab itulah, kemudian Bung Karno pada Hari Raya Idul Fitri saat itu, mengundang semua tokoh politik untuk datang ke Istana Negara untuk menghadiri silaturrahmi yang diberi judul 'Halal bi Halal' dan akhirnya mereka bisa duduk dalam satu meja, sebagai babak baru untuk menyusun kekuatan dan persatuan bangsa.

Sejak saat itulah, instansi-instansi pemerintah yang merupakan orang-orang Bung Karno menyelenggarakan Halal bi Halal yang kemudian diikuti juga oleh warga masyarakat secara luas, terutama masyarakat muslim di Jawa sebagai pengikut para ulama. Jadi Bung Karno bergerak lewat instansi pemerintah, sementara Kiai Wahab menggerakkan warga dari bawah. Jadilah Halal bi Halal sebagai kegaitan rutin dan budaya Indonesia saat Hari Raya Idul Fitri seperti sekarang.

Kalau kegiatan halal bihalal sendiri, kegiatan ini dimulai sejak KGPAA Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa. Setelah Idul Fitri, beliau menyelenggarakan pertemuan antara Raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana.

Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Kemudian budaya seperti ini ditiru oleh masyarakat luas termasuk organisasi keagamaan dan instansi pemerintah. akan tetapi itu baru kegiatannya bukan nama dari kegiatannya. kegiatan seperti dilakukan Pangeran Sambernyawa belum menyebutkan istilah "Halal bi Halal", meskipun esensinya sudah ada.

Tapi istilah "halal bi halal" ini secara nyata dicetuskan oleh KH. Wahab Chasbullah dengan analisa pertama (thalabu halâl bi tharîqin halâl) adalah: mencari penyelesaian masalah atau mencari keharmonisan hubungan dengan cara mengampuni kesalahan. Atau dengan analisis kedua (halâl "yujza'u" bi halâl) adalah: pembebasan kesalahan dibalas pula dengan pembebasan kesalahan dengan cara saling memaafkan.

Wallahul Muwafiq ila Aqwamith Thoriq
KH Masdar Farid Mas’udi
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

DAFTAR LINK DOWNLOAD BUKU- BUKU ISLAM

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Salam hangat ��

Bagi yang ingin menambah koleksi kitab, buku dan referensi Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama mempersembahkan *KMNU E-Library* yang bebas diakses oleh siapapun:

Aswaja
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCNmZ4d08ybHgyd1U

E-Book NU
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCR08tNHNzZlA5Y0k

Kitab-Kitab Nusantara
https://drive.google.com/open?id=0B49krkb9SjaCeUVvYV9IX1RiOG8

Kitab-Kitab Fikih
https://drive.google.com/drive/folders/0B49krkb9SjaCUWhvQnByMVRPSzA

Kitab-Kitab Tafsir
https://drive.google.com/drive/folders/0B49krkb9SjaCUUM1RjhwdXl3MXM

Kitab-Kitab Hadits
https://drive.google.com/drive/folders/0B49krkb9SjaCOS1tRmNmclR5bE0

Kitab-Kitab Nahwu Shorof
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCZlRBN3VpeFg2YWc

Kitab-Kitab Tarikh
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCcjJ6ejdsQ3pYRXM

Kitab-Kitab Maulid ar-Rasul
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCTmpjZEpFYUxmWFE

Kitab-Kitab Tashowwuf
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCdzQyMm5iVWNRdVk

Kitab-Kitab Tauhid
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCdERKYW9nUk9HWlE

Nadzoman
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCSllfY1NNeGtfWlE

Kitab-Kitab Karya Imam Ghozali
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCQURIUzY3WDdlcEE

Kitab-Kitab Karya Abuya Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCbUNqd3hJdHNRUjQ

*Mohon bantuannya membagikan pesan ini, semoga dapat memberikan manfaat bagi diri kita dan orang-orang yang membutuhkan nya  selamat mutalaah / membaca semoga jadi pahala ..

POLA PIKIR TERBALIK

*"POLA PIKIR TERBALIK"*
*"POLA PIKIR TERBALIK"*
*"POLA PIKIR TERBALIK"*
                ��    
*_Sebagai Renungan Kita_*

�� *ORANG MISKIN :*
➡ *_Pak tolong dibuatkan parcel yg bagus dan mahal, karena itu akan saya hadiahkan utk boss saya"._*

�� *ORANG KAYA RAYA :*
➡ *_Pak tolong dibuatkan parcel yg murah2 saja, karena itu akan saya hadiahkan untuk karyawan/bawahan saya"_*

*Pertanyaan menariknya adalah:*

�� ■ *_Siapa yg lebih miskin ?_*
�� ■ *_Siapa yg lebih kaya ?_*
�� ■ *_Siapa yg lebih baik ?_*

�� *Saya rasa jawabannya tidak usah dibahas lagi.*

�� *Begitulah kita sebagai manusia, terkadang berpikirnya sering terbalik-balik.*

�� *Kepada orang yg seharusnya pantas disantuni,*
➡ *justru kita jadi sangat pelit.*

�� *Kepada orang yg berkelimpahan harta,*
➡ *kita justru jadi sangat royal.*

�� *Kepada orang lemah/bawah yg seharusnya kita berlemah-lembut kepadanya,*
➡ *justru kepadanya kita jadi sangat kasar dan jahat dalam ucap, maupun sikap.*

�� *Kepada orang yg sepantasnya kita tegur, karna kesombongan dan kejahatannya,*
➡ *justru kita jadi sangat hormat.*

�� *Kepada orang yg setiap hari makan mewah,*
➡ *kita mengundangnya dalam pesta dengan suguhan makanan yg 'wah' dan melimpah.*

�� *Tetapi kepada orang yg hari ini bisa makan dan besok bisa jadi dia lapar,*
➡ *justru kita memberinya makanan sisa, yg kita sendiri sudah tidak mau.*

�� *Begitulah kebanyakan manusia. Sering berpikir terbalik-balik.*

➡ *_SAYA JADI TERINGAT DENGAN PESAN HATI :_*
�� *"Bila mau mengukur kebaikan seseorang,*
➡ *Lihatlah cara dia memperlakukan orang-orang dibawahnya*
➡ *Atau orang-orang yg tidak memberi keuntungan apapun kepadanya"*
��������������������
��  ✍✍✍
*MUDAH-MUDAHAN KITA BUKAN TERMASUK ORANG YANG _"TERBALIK"_* *DAN SELALU MEMPERBAIKI DIRI, UNTUK MENJADI UMAT YANG TERBAIK* 
              ��

�� *_SEMOGA BERMANFAAT_*��

DAFTAR LINK DOWNLOAD BUKU-BUKU ISLAM

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Salam hangat ��

Bagi yang ingin menambah koleksi kitab, buku dan referensi Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama mempersembahkan *KMNU E-Library* yang bebas diakses oleh siapapun:

Aswaja
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCNmZ4d08ybHgyd1U

E-Book NU
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCR08tNHNzZlA5Y0k

Kitab-Kitab Nusantara
https://drive.google.com/open?id=0B49krkb9SjaCeUVvYV9IX1RiOG8

Kitab-Kitab Fikih
https://drive.google.com/drive/folders/0B49krkb9SjaCUWhvQnByMVRPSzA

Kitab-Kitab Tafsir
https://drive.google.com/drive/folders/0B49krkb9SjaCUUM1RjhwdXl3MXM

Kitab-Kitab Hadits
https://drive.google.com/drive/folders/0B49krkb9SjaCOS1tRmNmclR5bE0

Kitab-Kitab Nahwu Shorof
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCZlRBN3VpeFg2YWc

Kitab-Kitab Tarikh
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCcjJ6ejdsQ3pYRXM

Kitab-Kitab Maulid ar-Rasul
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCTmpjZEpFYUxmWFE

Kitab-Kitab Tashowwuf
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCdzQyMm5iVWNRdVk

Kitab-Kitab Tauhid
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCdERKYW9nUk9HWlE

Nadzoman
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCSllfY1NNeGtfWlE

Kitab-Kitab Karya Imam Ghozali
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCQURIUzY3WDdlcEE

Kitab-Kitab Karya Abuya Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki
https://drive.google.com/drive/u/2/mobile/folders/0B49krkb9SjaCbUNqd3hJdHNRUjQ

*Mohon bantuannya membagikan pesan ini, semoga dapat memberikan manfaat bagi diri kita dan orang-orang yang membutuhkan nya  selamat mutalaah / membaca semoga jadi pahala ..

SEJARAH LEBARAN KETUPAT

SEJARAH KETUPAT

Konon adalah Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan pada masyarakat Jawa.

Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu
bakda Lebaran dan
bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.

*Arti Kata Ketupat.*

Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus.
Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari :
NGAKU LEPAT dan LAKU PAPAT.
Ngaku lepat artinya MENGAKUI KESALAHAN.
Laku papat artinya EMPAT TINDAKAN.

NGAKU LEPAT.

Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat
(mengakui kesalahan) bagi orang jawa.
Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua,
bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.

LAKU PAPAT.

1. LEBARAN.
2. LUBERAN.
3. LEBURAN.
4. LABURAN.

LEBARAN
Sudah usai,
menandakan berakhirnya waktu puasa.

LUBERAN
Meluber atau melimpah,
ajakan bersedekah untuk kaum miskin.
Pengeluaran zakat fitrah.

LEBURAN
Sudah habis dan lebur.
Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis
karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

LABURAN
Berasal dari kata labur,
dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air
maupun pemutih dinding.
Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.

FILOSOFI KUPAT - LEPET

KUPAT
Kenapa mesti dibungkus JANUR ?
Janur, diambil dari bahasa Arab " Ja'a nur " (telah datang cahaya ).
Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat HATI manusia.
Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti
KUPAT YANG DIBELAH,
pasti isinya putih bersih,
hati yang tanpa iri dan dengki.
Kenapa?
Karena hatinya sudah dibungkus CAHAYA (ja'a nur).

LEPET
Lepet = silep kang rapet.
Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita KUBUR/TUTUP YANG RAPAT.
Jadi setelah ngaku lepet,
meminta maaf,
menutup kesalahan yang sudah dimaafkan,
jangan diulang lagi,
agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya KETAN DALAM LEPET.

SILSILAH SEBUTAN KETURUNAN DALAM ADAT JAWA

Dalam Keluarga Jawa biasanya anak menyebut orang tuanya dengan sebutan Bapak dan Ibu. Orang tua Bapak dan ibu disebut Eyang (Kakek/Nenek dlm bhs Indonesia). Orang tua Eyang disebut apa? dst.

Berikut adalah istilah untuk level keturunan (ke bawah) dan level leluhur (ke atas) sampai urutan ke-18 dalam Bahasa Jawa.

*URUTAN KE ATAS :*

Moyang ke-18. Eyang Trah Tumerah
Moyang ke-17. Eyang Menyo-menyo
Moyang ke-16. Eyang Menyaman
Moyang ke-15. Eyang Ampleng
Moyang ke-14. Eyang Cumpleng
Moyang ke-13. Eyang Giyeng
Moyang ke-12. Eyang Cendheng
Moyang ke-11. Eyang  Gropak Waton
Moyang ke-10. Eyang Galih Asem
Moyang ke-9. Eyang Debog Bosok
Moyang ke-8. Eyang Gropak Senthe
Moyang ke-7. Eyang Gantung Siwur
Moyang ke-6. Eyang Udeg-udeg
Moyang ke-5. Eyang Wareng
Moyang ke-4. Eyang Canggah
Moyang ke-3. Eyang Buyut
Moyang ke-2. Eyang (kakek/nenek dlm bhs Indonesia)
Moyang ke-1. Bapak/Ibu

*DILIHAT DARI POSISI KITA :*

Urutan ke bawah :
Keturunan ke-1. Anak
Keturunan ke-2. Putu
Keturunan ke-3. Buyut
Keturunan ke-4. Canggah
Keturunan ke-5. Wareng
Keturunan ke-6. Udeg-udeg
Keturunan ke-7. Gantung siwur
Keturunan ke-8. Gropak Senthe
Keturunan ke-9. Debog Bosok
Keturunan ke-10. Galih Asem
Keturunan ke-11. Gropak waton
Keturunan ke-12. Cendheng
Keturunan ke-13. Giyeng
Keturunan ke-14. Cumpleng
Keturunan ke-15. Ampleng
Keturunan ke-16. Menyaman
Keturunan ke-17. Menyo2
Keturunan ke-18. Tumerah

Monggo disimpen .. niki peninggalan leluhur yang nyaris terlupakan...

PROPAGANDA KAUM RADIKALIS

PROPAGANDA KAUM RADIKALIS

Propaganda 1:
Orang syiah diklaim bukan islam
Orang NU diklaim sebagai syiah
Orang wahabi mengaku sebagai sunni

Jika propaganda ini berhasil, orang tidak percaya lagi kpd NU, Dan bearti orang islam di indonesia hanya tinggal 1000an yakni hanya orang wahabi, yang lain itu syiah dan bukan islam.

Propaganda 2:
PKI sudah dibubarkan
Pemerintah diklaim sebagai PKI dan kebangkitan Komunis
Radikalis berlagak memerangi PKI

Jika propaganda ini berhasil, maka kaum radikalis punya alasan membubarkan pemerintahan dan leluasa mengusai negara dengan bantuan tangan orang orang awam.

Propaganda 3:
Negara ini adalah negara thagut
Negara memerangi umat islam
Pancasila dan garuda adalah berhala
Umat islam jangan menyembah berhala

Jika propaganda ini berhasil, yang mahasiswa-pun bisa jadi khilafis dan radikalis, yang awam bisa jadi bomber, yang setengah pinter bisa jadi agen hoax dan fitnah.

lalu apa yang diharapkan? Tujuannya adalah agar negara kacau, jika kacau mereka mulai memerankan aksinya lalu masuk seperti ISIS mengebom apa saja yang dianggap kafir, musyrik dan yang dianggap musuh mereka, untuk mengejar ilusi mereka 'khilafah'.

Lalu Siapa yang rawan jadi korban propaganda diatas:
1. Orang awam yang belajar agama lewat medsos lalu salah memilih situs dakwah.
2. mahasiswa negeri yang awam masalah agama, lalu terjebak dalam daurahan kaum khilafis dan radikalis.
3. ustadz yang baru pegang gadget, lalu masuk ke grup grup dakwah (grup radikal)
4. Artis yang ingin mendadak tampil agamis, agar mendadak dipanggil ustadz dan ustadzah
5. Dokter yang awam namun baru semangat belajar agama di masa dewasa, ia masuk ke situs situs dakwah namun salah memilih situs.
6. Wanita dewasa yang baru semangat belajar agama.
7. Jamaah masjid perkotaan yang pengurusnya jarang dari kampung tersebut
8. Para barisan sakit hati (bisa sakit hati ke negara atau ormas NU)
9. Anak anak yang di asramakan dipondok berhaluan wahabi biasanya asrama tahfidz via ajaran wahabi
10. kaum yang biasa bawa pentung juga rawan terkena jebakan virus propaganda ini, sebab dalam otaknya sudah ada bibit radikalis.

Minggu, 02 Juli 2017

LEBARAN KETUPAT

*Bodo Kupat*

Wakil sekretaris NU Kutai Timur

_Kembang waru_
_Perawane isih do turu!_

_Kembang turi_
_Kupate kurang isi!_

Sepenggal parikan lagu di atas merupakan bentuk parikan yang biasanya dinyanyikan setelah anak-anak keluar dari rumah ke rumah pada bancaan (tasyakuran) bodo kupat di kampung.

Sebuah tradisi yang tidak dilupakan di kampung nelayan Pati Jawa - Tengah adalah bodo kupatan (lebaran kupat). Tradisi bodo kupatan ini bertepatan dengan 1 minggu setelah Idul Fitri atau bertepatan dengan delapan Syawal.

Tujuan diadakannya bodo kupatan ini adalah bentuk syukur masyarakat pesisir pantai utara Jawa, setelah satu bulan lamanya melaksanakan puasa romadhon yang diakhiri dengan bodo cilik (idul fitri),  kemudian disambung dengan puasa sunnah 6 hari pada bulan syawal dan diakhiri dengan bodo kupat.

Dua atau tiga hari sebelum bodo kupat, di pasar tradisional kampung saya banyak orang berjualan kupat yang belum diisi dengan beras. Menurut peneliti islam nusantara M. Rikza Chamami yang juga dosen IAIN Walisongo mengungkapkan bahwa tradisi pembuatan kupat seharusnya dibuat oleh seorang laki-laki, bahkan ada intimidasi bagi laki-laki yang tidak bisa membuat kupat maka akan dimakan oleh buto ijo.

Dalam tradisi kupatan tidak hanya kupat saja yang disediakan tetapi juga digabung dengan lepet. Menurut sejarahnya kupat diartikan dengan *ngaku lepat* sementara lepet memiliki arti *silep sing rapet*. Bungkusnya kupat dan lepet berasal dari janur, merupakan daun pohon kelapa yang masih muda, janur sendiri memiliki arti "jaa nur" telah datang cahaya.

Di kampung saya pada pelaksanaan bodo kupat dan setelah shalat subuh, maka rombongan anak-anak kecil akan mengelilingi kampung dari rumah ke rumah untuk melaksanakan doa bersama (bancakan) di rumah yang dikunjungi oleh anak-anak tersebut.

Biasanya tuan rumah akan menyiapkan beberapa nampan berisi kupat dan lepet sesuai dengan maisyah (dalan pangan) yang dimilikinya dan satu nampan untuk nenek moyang yang telah meninggal.

Keluarga saya biasanya menyiapkan beberapa nampan, saya hitung kurang lebih 5 nampan. Satu nampan untuk jalan pangan berupa perahu kapal, satu nampan untuk tambak, satu nampan untuk bakulan (jualan) Ibu, satu nampan untuk keluarga yang masih hidup, dan satu nampan untuk nenek moyang yang telah meninggal.

Bahkan bapak saya akan menyuruh saya menaruh satu ikatan berupa kupat dan lepet untuk ditaruh di perahu, satu ikat ditaruh di tambak, satu ikat ditaruh di rumah, dan satu ikat ditaruh di dekat makam (pesarean) kampung.

Siang harinya, warga Kampung biasanya refreshing dan berwisata bersama keluarga ke berapa beberapa tempat wisata yang dituju. Ada yang berwisata ke Pulau Marongan dan Pulo Gede (sebuah pulau yang berada di utara Rembang), dan ada pula yang berwisata di beberapa daerah wisata Rembang, Lasem, dan Bonang.

Begitulah indahnya tradisi Islam di kampung dan Islam nusantara yang ada di masyarakat Indonesia. Tugas saya dan Anda adalah menjaga tradisi itu agar tetap lestari, sehingga anak cucu kita akan menikmati indahnya simbol-simbol tradisi yang sebenarnya itu merupakan bentuk-bentuk ungkapan syukur seorang hamba kepada Tuhannya.

Sangatta, 2 Juli 2017 bertepatan 8 Syawal 2018

MENULIS

Pada zaman dahulu, kita tidak wajib untuk belajar menulis. Tapi di zaman modern ini, apakah ada alasan meyakinkan untuk tidak perlu pintar menulis?

Di era digital, terlalu mudah untuk menciptakan gelombang viral positif maupun negatif. Belajar untuk menulis dalam skala hobby maupun kebutuhan akademis, itu sangat mudah untuk dilakukan... Search engine terlalu pintar untuk memunculkan berbagai contoh.

Jadi, mau tahu rahasia dunia kepenulisan dan jurnalistik?

Tulisan berkualitas ibarat virus, yang terus berkembang di sekitar para pembacanya. Menjadi magnet dalam mengembangkan ide cemerlang yang berada dalam kurungan. Mengeluarkan segala gagasan dengan penelitian tertentu. Melahap si kutu buku yang greget akan hausnya ilmu.

Seorang penulis adalah pembicara yang mampu menembus ruang dan waktu. Melahirkan mahakarya yang menggugah dunia. Membuka sejuta inspirasi bagi mereka yang cinta literasi.