Senin, 31 Juli 2017

LARANGAN PAKAIAN BERBEDA (ANEH) DARI MASYARAKAT KEBANYAKAN PAKAIAN ANEH

LARANGAN PAKAIAN BERBEDA (ANEH) DARI MASYARAKAT KEBANYAKAN
PAKAIAN ANEH
Ilustration pic by hanyatauaja.com

Rasulullah saw bersabda:

من لبس ثوب شهرة في الدنيا، ألبسه الله ثوب مذلة يوم القيامة

“Barang siapa mengenakan pakaian syuhroh (nyeleneh/tidak lazim) di dunia, Allah akan memakaikan pakaian kehinaan untuknya di hari kiamat.”

Dalam riwayat lain ada tambahan, “Lalu dikobarkan api pada pakaian itu”.

Ada pula riwayat lain yang redaksinya jika diterjemahkan menjadi “Barang siapa mengenakan pakaian syuhroh maka Allah berpaling darinya sampai dia melepaskan pakaian itu.”

Redaksi lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr, jika diterjemahkan berbunyi, “Barang siapa memakai pakaian syuhroh, Allah akan berpaling darinya meskipun dia seorang wali.”

Banyak sekali ulama yang memberikan penjelasan mengenai apa itu pakaian syuhroh, di antaranya Ibnu Taimiyah, Assyaukani, Abul Walid al-Bahji, Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani, Ibnu Ruslan, dan lain-lain.

Jika penjelasan dari para ulama itu dirangkum, kita akan mendapatkan pemahaman bahwa pakaian syuhroh adalah pakaian yang tidak lazim dan terlihat aneh atau nyeleneh pada suatu masyarakat. Ketidak-laziman itu bisa jadi karena pakaian itu pakaian orang asing, atau warna dan bentuknya memang aneh dan terlalu menyolok, meskipun hasil kreasi orang setempat.

Pakaian syuhroh juga bisa berarti pakaian yang sengaja dipakai untuk menarik perhatian orang sehingga ia menjadi terkenal atau mendapat pujian; baik dipuji karena indahnya pakaian itu, atau dipuji karena buruknya pakaian itu sehingga ia dianggap sebagai orang yang zuhud terhadap dunia.

Al-Walid Al-Baji mengatakan bahwa Rasulullah saw tidak menyukai pakaian yang tidak lazim; yaitu pakaian yang membuat pemakainya terkenal karena jeleknya atau terkenal karena indahnya.

Adapun Assyaukani mengatakan bahwa jika suatu pakaian dimaksudkan untuk mengundang perhatian orang, bagus atau jelek, maka sama haramnya.

Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa tuntunan dalam berpakaian adalah agar seseorang mengenakan pakaian yang lazim dan mudah didapatkan menurut warga daerah tempat dia tinggal.

Hadis di atas, dengan berbagai macam redaksi dan jalur riwayat, sangat terkenal di kalangan para ulama sehingga mereka berbicara mengenai hukum mengenakan pakaian syuhroh.

Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa memakai pakaian syuhroh hukumnya haram. Adapun dalam mazhab Hanbali, memakai pakaian syuhroh hanya dianggap makruh, tidak sampai haram. Dalam madzhab Hanbali ada penekanan kata “pakaian yang tidak sesuai dengan daerah tempat tinggal.”

يكره لبس ما فيه شهرة, أو خلاف زي بلده من الناس

“Makruh memakai pakaian yang masuk kategori syuhroh, atau tidak sesuai dengan pakaian orang umum di suatu daerah/negara.”

Imam Ahmad pernah menyuruh orang mengganti pakaian karena pakaiannya tidak lazim, tetapi beliau tidak mengatakan itu haram, sambil memberitahu seandainya orang tersebut memakainya di Makkah atau di Madinah, maka beliau tidak akan menyuruhnya mengganti pakaian tersebut. Tetapi di tempat Imam Ahmad melihat orang itu, pakaian yang dikenakannya terlihat nyeleneh, sehingga masuk dalam kategori syuhroh.

Para ulama Kuwait sebagaimana dirangkum dalam mausu’ah fiqhiyah juga menganggap semua jenis pakaian yang tidak lazim dipakai suatu masyarakat tertentu, maka hukumnya makruh.

Perlu diketahui juga bahwa tidak semua yang bersifat tradisional pasti boleh dipakai, karena yang tradisionalpun, jika sudah tidak lazim dipakai, maka ia menjadi syuhroh juga.

Al-Hashin mengatakan bahwa Zubaid Al-Yami mengenakan Burnus, semacam jubah yang ada tudung kepalanya, tetapi oleh Ibrahim Annakha’i disalahkan. Al-Hashin membela Zubaid dengan mengatakan kepada Annakha’i bahwa orang dulu biasa memakai itu.

Annakha’i menjawab, “Ya benar, dulu orang-orang memakainya, tapi orang-orang itu sudah wafat semua. Kalau sekarang orang memakai burnus, maka akan jadi perhatian orang dan ditunjuk dengan jari sebagai orang aneh.”

Pernyataan Annakha’i ini menjelaskan bahwa pakaian tradisional suatu daerahpun, apabila sudah tidak lazim dipakai orang, maka ia termasuk syuhroh. Hal ini juga menunjukkan bahwa suatu gaya berpakaian bisa cepat berubah, bisa jadi hanya dalam hitungan satu generasi. Gaya berpakaian umat Islam di Nusantara pada abad ke 19 bisa jadi berbeda dengan abad ke 20, dan seterusnya.

Maka melihat cara berpakaian orang pada zaman dahulu, tidak bisa jadi alasan untuk meyakini bahwa cara berpakaian tersebut lebih utama dari zaman lainnya. Jenis dan bentuk pakaian, produk budaya negara tertentu, hasil kreasi bangsa tertentu, juga tidak menjadi acuan kebaikan dalam menilai cara berpakaian menurut agama.

Para ulama memberi batasan dalam berpakain yang diringkas dalam kata, Laa yashifu, walaa yasyiffu, walaa yaksyifu; “tidak menggambarkan bentuk tubuh (ketat), tidak transparan atau tembus pandang, dan tidak menyingkap aurat, kemudian ditambahkan ‘serta tidak syuhroh’.”

Syaikh Ali Jum’ah (Mufti Mesir bermazhab Syafi’i), mengatakan bahwa kebiasaan berpakaian Rasulullah saw memakai surban, membawa tongkat dan lain-lain yang lazim digunakan oleh masyarakat di tempat hidup Rasul saw pada zamannya, tidak boleh ditiru di semua tempat dan semua waktu.
Meniru gaya penampilan Rasul saw, di tempat yang tidak lazim memakai surban dan membawa tongkat bukanlah sunnah, tetapi justru termasuk syuhroh yang dilarang oleh nabi saw sendiri. Ini beda dengan sunnah memegang tongkat ketika khutbah, karena bagi sebagian ulama, hal itu merupakan urusan ibadah murni, bukan style berpakaian.
Maka tidak aneh jika Ibnu Taimiyah yang mengharamkan syuhroh-pun, menganggap ibadah tanpa memakai tutup kepala sebagai perbuatan munkar. Padahal di luar ibadah, tutup kepala bisa jadi masuk dalam kategori syuhroh pada zaman dan tempat tertentu.

Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani juga menyatakan bahwa pakaian yang membuat orang jadi perhatian serta tidak sejalan dengan kebiasaan suatu daerah dan warganya haruslah dihindari.

Para ulama Sunni berpendapat bahwa seorang Muslim tidak selayaknya berpenampilan beda dari kebiasaan warga di mana dia tinggal dalam berpakaian, sepanjang pakaian yang biasa digunakan warga di situ tidak bertentangan dengan aturan agama.

Maka para ulama menganjurkan untuk meniru cara berpakaian Rasulullah saw itu dalam hal kesederhanaanya, bukan pada jenis rancangan busananya.

)حيث كان الرسول متواضعاً في ملبسه بعيداً عن الخيلاء(

Rasulullah saw secara khusus berpesan agar umatnya kalau makan, minum, bersedekah, dan berpakaian janganlah berlebih-lebihan.

قال النبيصلعم : كلوا واشربوا وتصدقوا والبسوا ،في غير إسراف ولا مخيلة

Para ulama yang berbicara mengenai hukum memakai pakaian syuhroh ini mengaitkan larangan tersebut dengan potensi ghibah yang akan muncul dari orang-orang yang melihat keanehan pada orang-orang yang memakai pakaian syuhroh. Mereka juga mengaitkannya dengan sifat ujub dan suka dipuji dari si pemakai pakaian syuhroh.

Kalau potensi ghibah dan ujub dalam berpakaian saja dikhawatirkan oleh para ulama dan diperintahkan untuk dihindari, lalu apa kira-kira kata para ulama mengenai caci maki dan pertengkaran di media mengenai jenis pakaian mana yang paling agamis? Padahal jika sampai terjadi ghibah, si pemakai pakaian syuhroh ini dikatakan para ulama harus ikut menanggung dosa ghibah tersebut.

Jubah, sarung, daster, gamis, batik, kemeja, jas, kaos, atau apapun, bukan ukuran kebaikan dan kesalihan dan tidak bisa dijadikan sebagai acuan untuk menilai mana yang lebih religius jika dipakai. Juga tidak bisa dijadikan patokan untuk menilai mana yang lebih rendah nilai kesalihannya, asalkan tidak ada larangan syar’i padanya, misalnya bertuliskan makian, atau memuat gambar porno, gambar makhluk bernyawa secara utuh (bagi yang mengharamkannya), dan lain sebagainya.

Maafkan saya kalau terkesan mengajari, tetapi meributkan mana yang lebih baik dalam pandangan agama antara jubah dan batik, menurut saya bukan perkara yang sangat penting bagi ustadz masyhur seperti anda. Semoga Allah menyibukkan anda dengan hal-hal lain yang lebih bermanfaat. Dan karena anda ustadz terkenal, tentu tidak sulit merujuk kitab-kitab maroji’ apa saja yang menjelaskan masalah yang saya tulis di atas.

Wallahul muwaffiq ilaa aqwamitthoriq, Wassalaamu‘alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.

Seorang Muslim biasa dengan laqob Alex Ramses.

WANITA YANG SUKA BERTAMU DI SORE HARI

Bukan tetamu , tapi inilah wanita yang suka datang ke rumah kita pada waktu Maghrib .

Memang siapa yang hendak bertamu ke rumah orang pada waktu maghrib ? Maghrib adalah saat dimana matahari sudah tenggelam namun masih muncul dengan sinar yang terkadang berwarna jingga atau merah menyala , pada waktu itulah , seluruh umat Islam diperingatkan untuk segera menutup pintu dan jendela sambil mengucapkan bismillah agar wanita ini tidak datang ke rumah kita .

Siapakah wanita itu , apa yang dia lakukan di dalam rumah kita ? Ketahui bahawa dia bukanlah wanita baik , namun mampu membahayakan anak dan wanita yang sedang hamil .

Mungkin ada yang pernah dengar nama (Ummu Sibyan) atau pun tidak sebelum ini , (Ummu Sibyan) ini adalah jin dari kaum perempuan yang suka mengganggu bayi dan anak yang berusia kurang dari 2 tahun serta wanita hamil , sebab itulah anak-anak yang baru lahir harus diazankan terlebih dahulu agar bayi itu tidak di ikuti oleh jin ini .

Apa Kerja Jin Ummu Sibyan ?

Kerja dia tak lain tak bukan adalah mengganggu bayi yang baru lahir dan anak-anak (biasanya kurang dari 2 tahun) serta wanita yang hamil ,
jin Ummu Sibyan memiliki wajah yang mengerikan dengan mata 1 yang besar dan berjalan di dinding seperti cicak , Ummu Sibyan juga dapat mengikat rahim wanita serta membunuh bayi yang masih dalam kandungan .

Seperti yang di ceritakan dalam kisah jin Ummu Sibyan dengan Nabi Sulaiman , jin ini mampu masuk ke dalam rahim orang perempuan dan mengikat rahimnya serta menyumbat dengan tujuan agar kaum wanita itu tidak mengandung .

Diceritakan juga jin ini masuk ke dalam perut orang perempuan yang hamil , di waktu janin di dalam kandungannya sedang tumbuh jin ini akan menendangnya , maka berlakulah keguguran dan jadilah rahimnya kosong semua .

Sungguh mengerikan bukan ? Bagaimana tandanya jika seorang bayi terkena gangguan jin Ummu Sibyan , diantaranya adalah ;

1. Bayi menangis melalak (matanya terbeliak memandang keatas/sudut tertentu)
2. Anak-anak jatuh seakan-akan didorong
3. Mengigau sambil menggemerutukkan gigi berulang kali
4. Demam panas hanya setelah Asar sampai sebelum Subuh .

Akibat gangguan di atas akan mengakibatkan hal seperti ini ;

1. Sawan tangis
2. Autisme (over hiperaktif)
3. Nakal dan keras kepala
4. Malas

Tanda-tanda Wanita Hamil Terkena Gangguan Jin Ummu Sibyan ;

1) Rasa sesak dada terutama setelah waktu asar , yang mungkin berlangsung sampai tengah malam
2) Kusut fikiran
3) Sakit di bahagian tulang-tulang belakang
4) Mengigau ketika tidur
5) Bermimpi dengan mimpi yang menakutkan

Cara Mengelak dari Gangguan Ummu Sibyan ;

1) Tutup pintu dan jendela rumah waktu Maghrib
2) Jangan angkat atau masukkan baju yang sudah dijemur diluar rumah pada waktu Maghrib (jemuran tak kering)

Cara mengatasi gangguan pada bayi/anak ;

1) Meniarapkan bayi/anak jangan matanya melihat ke arah itu , baca ayat Qursi dan Surah 3 Qul kemudian tiup ke ubun-ubunnya sampai berhenti menangis 2) Halau dengan bahasa sendiri seperti "wahai Ummu Sibyan pergilah kau keluar dari rumahku dan jangan ganggu anak anakku"

InsyaAllah dengan izin Allah ,
Ummu Sibyan akan pergi ...

Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak, kalo pelit di simpen sendiri juga gak apa apa =D
Rasulullah S.A.W bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)
Silahkan Klik Like dan Bagikan di halamanmu agar kamu dan teman-temanmu senantiasa istiqomah dan bisa meningkatkan ketakwaannya kepada ALLAH SWT.
Ya ALLAH...
✔ Muliakanlah orang yang membaca dan membagikan status ini
✔ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
✔ Lapangkanlah hatinya
✔ Bahagiakanlah keluarganya
✔ Luaskan rezekinya seluas lautan
✔ Mudahkan segala urusannya
✔ Kabulkan cita-citanya
✔ Jauhkan dari segala Musibah
✔ Jauhkan dari segala Penyakit,Fitnah,Prasangka Keji,Berkata Kasar dan Mungkar.
✔ Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang
membaca dan membagikan status ini.
Aamiin ya Rabbal'alamin

Minggu, 30 Juli 2017

10 SEMBOYAN WALI SONGO

10 semboyan Walisongo:
1.Ngluruk tanpo wadyo bolo {Menyerbu tanpa bawa pasukan},
2.Perang tanpa tanding {Berperang tanpa ada yg menandingi}
3.MENANG tanpo NGASORAKE {Menang tanpa menghina}
4.Senjatane kalimosodo {senjatanya dua kalimat syahadat}
5.DIG DOYO tanpo aji-aji {Sakti tanpo kadigdayan/jimat/jabatan}
6.Mabor tanpa lar {Terbang tanpa sayap}
7.Meletik tanpo sutang {Meloncat tanpa kaki panjang}
8.SUGIH Tanpo Bondo {kaya tanpa harta}
9.MULYO tanpo Punggowo {Mulia tanpa Pengawal}
10. KUNCORO tanpo Woro-woro {TERKENAL TANPA IKLAN}.

Jumat, 28 Juli 2017

BAHAYA LISAN

*Bahaya Lisan*

Al Habib Abdullah Al-Aidrus berkata, "Lidah itu bentuknya kecil, namun besar akibatnya."

Suatu ketika Rasulullah memuji sy Sofia. Sy Aisyah yang mendengar merasa cemburu lalu berkata, "Wahai Rasululloh, sesungguhnya Sofia itu pendek." Rasulullah memerah mukanya dan berkata, "Wahai Aisyah seandainya perkataanmu itu dimasukkan ke dalam lautan, niscaya lautan itu akan berubah menjadi merah."

Masya Allah...
Bagaimana jika kita mencaci sesama muslim, menggosip, apa lagi menfitnah???
Naudzibillah min dzalik.

Lukman Al Hakim berkata kepada anaknya, "Wahai anakku, sepanjang hidupku aku tidak pernah menyesal karena sedikit bicara. Jika seandainya berbicara itu perak, maka diam adalah emas."

💞Para salaf tidak berbicara kecuali dengan niat yang baik.

💞Sy Abu Bakar R.A meletakkan batu di mulutnya karena tidak ingin banyak bicara.

💞Sy Hassan bin Sinan R.A jika berkata sesuatu yg tidak ada manfaatnya, maka beliau menghukum dirinya dengan berpuasa selama 1 tahun.
Subhanallah...

Bagaimana kita mengetahui lidah kita termasuk lidah yang baik atau buruk???
Ulama berkata, "Seandainya kita membaca surat al fatihah untuk orang sakit, maka seketika itu ia sembuh dengan izin Allah." Itulah lidah yang dimiliki para wali Allah.

Ya Allah berilah kami taufik untuk memperbanyak berdzikir dan bersyukur kepada-Mu.
Amin yaa rabbal alamin.

Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat utk diri & sekitarnya.
*Robbana Taqobbal Minna*
Ya Allah terimalah dari kami (amalan kami), aamiin

Senin, 24 Juli 2017

CANDA LELAKI IDAMAN

LELAKI IDAMAN

Pr: "Mas, kerjanya di mana?

Lk: "Mmhhh... saya cuma karyawan biasa Mbak.

Pr: boleh tahu pendapatan mas sampai brp ya..?

Lk: gaji cuma 50jt, tunjangan paling 10jt/minggu"

Pr: (WOW tajiiirrr ������)
"Tinggalnya di mana Mas?"

Lk: "Di Kemang Mbak"

Pr: (Widiihhh kawasan elite)
"Pasti rumahnya gede ya Mas?"

Lk: "Nggak juga Mbak, cuma sanggup ambil yang 500rb m2, dan cuma ditingkat 3, sebetulnya masih kurang sih, soalnya masih banyak mahasiswa yang pengen ngekost di rumah saya juga"

Pr: (Kereeennn jiwa bisnisnya okeee) "Mobilnya berderet dong Mas"

Lk: "Mobil mah sesuai kebutuhan aja sih Mbak"

Pr: "Maksudnya?"

Lk: "Ya, kalau lagi sendiri, pake Lamborghini, kalau lagi bawa temen banyak pake Alphard, Kalau pulang kampung pake Pajero soalnya kampung saya di kaki gunung"

Pr: (klepek-klepek)
"Oohh gitu. Kalau istrinya pake mobil apa Mas?"

Lk: "Aduh, malu sayaa, belum punya istri Mbak"

Pr: (Ya ampuun lampu ijoo)
"Mas suka ngerokok ngga?"

Lk: "Nggak Mbak, saya nyium asepnya aja nggak kuat Mbak"

Pr: (Wah sehat dompet, sehat fisiknya juga ��)
"Mmhh.. kalau minuman keras?"

Lk: "Haram lah Mbak"

Pr: (Beragama juga ��)
"Emang Mas nggak suka dugem?"

Lk: "Nggak lah Mbak, takut kesiangan bangun buat tahajud"

Pr: (Aiiihhh laki-laki sholeehhh, cocok niihhh buat dijadiin suami)
"Mas udah haji ya?"

Lk: "Alhamdulillah sudah Mbak, kemarin terakhir sama keluarga besar, umroh juga alhamdulillah tiap tahun"

Pr: (Waaahhh kalau saya jadi istrinya, bakal umroh tiap tahun juga ������)
"Hmm... Mas keren  ya, banyak duit tapi low profile.
Btw... jadi pengen tau, hobi Mas apa sih?"

Lk: "Hobi saya ya gini ini, suka ngarang cerita aja, kayak sekarang ini..." ������

Pr: ooohhhh  KAMPREEETT...

������������
SELAMAT MENIKMATI HARI INI...
Jangan Lupa SENYUM dan bahagia terus  YA ...
������

Sabtu, 22 Juli 2017

SEPERTI APA AGAMAKU KELAK

*Anak-Anak Subuh*
by: Bayu Gawtama

Ada anak lelaki yang hampir setiap subuh ikut berjamaah, ia berdiri dan duduk persis di sebelah Ayahnya. Meniru semua gerakan Ayahnya, si Ayah sholat sunnah ia ikut, begitu seterusnya.

Ada anak usia sekitar tiga tahun yang kadang-kadang ikut Ayahnya ke masjid. Wajahnya terlihat baru bangun tidur, masih pakai diapers pula. Berdiri persis di samping Ayahnya mengikuti Ayahnya sholat sunnah sebelum subuh. Sampai gerakan sujud nggak bangun lagi, hingga Ayahnya selesai sholat, ternyata ia tertidur sambil sujud.

Ada lagi anak yang usianya juga sekitar tiga tahun. Juga berdiri di sebelah Ayahnya, namun pada saat sholat subuh tak berapa lama setelah takbir dan Imam membaca alfatihah, ia ngeloyor meninggalkan barisan. Hingga sholat subuh usai, biasanya ia duduk di pojok masjid menunggu Ayahnya selesai.

Ada pula Ayah yang membawa anaknya ke masjid dalam kondisi masih terlelap. Di gendong turun dari mobilnya, sampai ke masjid dan bahkan hingga jamaah bubar si anak tetap terlelap. Meski sang Ayah sudah mencoba membangunkannya. Maklum, masih usia dua tahun.

Yang menarik ada anak yang rajin ke masjid padahal tidak ada Ayahnya. Entah bagaimana ibunya mendidik, menarik pastinya. Meski tanpa Ayah yang sudah lama meninggal, ia tetap rajin ke masjid.

Selama masih ada barisan anak-anak yang berangkat ke masjid di subuh hari, meskipun dengan berbagai kepolosan perilakunya, maka masih jelas masa depan agama ini.

Selama masih ada orang tua, terutama para Ayah yang berupaya mengajak serta anak-anaknya sholat subuh berjamaah di masjid, akan kokohlah barisan pejuang agama Allah. Negara pun akan selamat.

Khawatir lah bila sudah tidak ada kalangan muda dalam barisan jamaah subuh di masjid-masjid, bagaimana nasib ummat ini di masa datang?

Ada riwayat yang terbaca, salah satu rahasia kehebatan para pejuang Aceh, yang membuat penjajah kesulitan mengalahkan rakyat Aceh adalah, Teuku Umar dan para panglima memilih pasukannya dari masjid-masjid di waktu subuh.

Mereka yang bangun subuh adalah para pejuang. Orang-orang yang bersungguh-sungguh, yang telah bisa mengalahkan rasa lelah dan malasnya, tak turuti kantuknya, menguasai egonya.

Kagum kepada para orang tua yang tak lelah mengenalkan, mengajarkan dan memberi contoh kepada anak-anaknya untuk sholat berjamaah subuh di masjid. Kelak anak-anak ini menjadi pribadi yang tangguh raga dan jiwanya.

Tak perlu khawatir, bila subuh saja bisa dikuasai, kelak masa depan bisa digenggam.

PEREMPUAN HEBAT KARTINI MASAKINI

*Mooryati Soedibyo, Dian Sastro, dan Metakognisi Susi Pudjiastuti*

Oleh Prof. Rhenald Kasali

Saya kebetulan mentor bagi dua orang ini: Dian Sastro dan Mooryati Soedibyo. Akan tetapi, pada Susi Pudjiastuti yang kini menjadi menteri, saya justru belajar.

Ketiganya perempuan hebat, tetapi selalu diuji oleh sebagian kecil orang yang mengaku pandai. Entah ini stereotyping, atau soal buruknya metakognisi bangsa. Saya kurang tahu persis.

Mooryati Soedibyo

Sewaktu diterima di program doktoral UI yang pernah saya pimpin, usianya saat itu sudah 75 tahun. Namun, berbeda dengan mahasiswa lain yang datang pakai jins, dia selalu berkebaya. Anda tentu tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk berkebaya, bukan?

Akan tetapi, ia memiliki hal yang tak dimiliki orang lain: self discipline. Sampai hari ini, dia adalah satu-satunya mahasiswa saya yang tak pernah absen barang sehari pun. Padahal, saat itu ia salah satu pimpinan MPR.
Memang ia tampak sedikit kewalahan "bersaing" dengan rekan kuliahnya yang jauh lebih muda. Akan tetapi, rekan-rekan kuliahnya mengakui,  kemajuannya cepat. Dari bahasa jamu ke bahasa strategic management dan science yang banyak aturannya.

Teman-teman belajarnya bersaksi: "Pukul 08.00 malam, kami yang memimpin diskusi. Tetapi pukul 24.00, yang muda mulai ngantuk, Ibu Moor yang memimpin. Dia selalu mengingatkan tugas harus selesai, dan tak boleh asal jadi."

Masalahnya, ia pemilik perusahaan besar, dan usianya sudah lanjut. Ada stereotyping dalam kepala sebagian orang. Sosok seperti ini jarang ada yang mau kuliah sungguhan untuk meraih ilmu. Nyatanya, kalangan berduit lebih senang meraih gelar doktor HC (honoris causa) yang jalurnya cukup ringan.

Akan tetapi, Mooryati tak memilih jalur itu. Ia ingin melatih kesehatan otaknya, mengambil risiko dan lulus 4 tahun kemudian. Hasil penelitiannya menarik perhatian Richard D’aveni (Tuck School-USA), satu dari 50 guru strategi teratas dunia. Belakangan, ia juga sering diminta memaparkan kajian risetnya di Amerika Serikat, Belanda, dan Jerman.

Meski diuji di bawah guru besar terkemuka Prof Dorodjatun Kuntjoro Jakti, kadang saya masih mendengar ucapan-ucapan miring dari orang-orang yang biasa menggunakan kacamata buram dan lidahnya pahit. Ada saja orang yang mengatakan ia "diluluskan" dengan bantuan, "sekolahnya hanya dua tahun", dan seterusnya. Anehnya, kabar itu justru beredar di kalangan perempuan yang tak mau tahu keteladanan yang ia tunjukkan. Kadang ada juga yang merasa lebih tahu dari apa yang sebenarnya terjadi.

Akan tetapi, ada satu hal yang sulit mereka sangkal. Perempuan yang meraih doktor pada usia 79 tahun ini berhasil mewujudkan usahanya menjadi besar tanpa fasilitas. Perusahaannya juga go public. Padahal, yang menjadi dosennya saja belum tentu bisa melakukan hal itu, bahkan membuat publikasi ilmiah internasional saja tidak. Namun, Bu Moor juga berhasil mengangkat reputasi jamu di pentas dunia.

Dian Sastro

Dia juga mahasiswi saya yang keren. Sewaktu diterima di program S-2 UI, banyak juga yang bertanya: apa benar artis mau bersusah payah belajar lagi di UI?

Anak-anak saya di UI tahu persis bahwa saya memang cenderung bersahabat, tetapi mereka juga tahu sikap saya: "no bargain on process and quality".

Dian, sudah artis, dan sedang hamil pula saat mulai kuliah. Urusannya banyak: keluarga, film, dan seabrek tugas. Namun lagi-lagi, satu hal ini jarang dimiliki yang lain: self discipline. Ia tak pernah abai menjalankan tugas.
Sebulan yang lalu, setelah lulus dengan cum laude dari MM UI, ia berbagi pengalaman hidupnya di program S-1 pada kelas yang saya asuh.

"Saat ayah saya meninggal dunia, ibu saya berujar: kamu bukan anak orang kaya. Ibu tak bisa menyekolahkan kalau kamu tidak outstanding," ujarnya.

Ia pun melakukan riset terhadap putri-putri terkenal. Di situ ia melihat nama-nama besar yang tak lahir dari kemudahan. "Saya tidak cantik, dan tak punya apa-apa," ujarnya.

Dengan uang sumbangan dari para pelayat ayahnya, ia belajar di sebuah sekolah kepribadian. Setiap pagi, ia juga melatih disiplin, jogging berkilo-kilometer dari Jatinegara hingga ke Cawang, ikut seni bela diri. "Mungkin kalian tak percaya karena tak pernah menjalaninya," ujarnya.

Itulah mental kejuangan, yang kini disebut ekonom James Heckman sebagai kemampuan nonkognisi. Dian lulus cum laude dari S-2 UI, dari ilmu keuangan pula, yang sarat matematikanya. Padahal, bidang studi S-1 Dian amat berjauhan: filsafat.

Metakognisi Susi

Sekarang kita bahas menteri kelautan dan perikanan yang ramai diolok-olok karena "sekolahnya". Beruntung, banyak juga yang membelanya.

Khusus terhadap Susi, saya bukanlah mentornya. Ia terlalu hebat. Ia justru sering saya undang memberi kuliah. Dia adalah "self driver" sejati, yang bukan putus sekolah, melainkan berhenti secara sadar. Sampai di sini, saya ingin mengajak Anda merenung, adakah di antara kita yang punya kesadaran dan keberanian sekuat itu?

Akan tetapi, berbeda dengan kebanyakan orangtua yang membiarkan anaknya menjadi "passenger", ayah Susi justru marah besar. Pada usia muda, di pesisir selatan yang terik, Susi  memaksa hidup mandiri. Ditemani sopir, ia menyewa truk dari Pangandaran, membawa ikan dan udang, dilelang di Jakarta. Hal itu dijalaninya selama bertahun-tahun, seorang diri.
Saat saya mengirim mahasiswa pergi "melihat pasar" ke luar negeri yang terdiri dari tiga orang untuk satu negara, Susi membujuk saya agar cukup satu orang satu negara. Saya menurutinya (kisah mereka bisa dibaca dalam buku 30 Paspor di Kelas Sang Profesor).

Dari usaha perikanannya itu, ia jadi mengerti penderitaan yang dialami nelayan. Ia juga belajar seluk-beluk logistik ikan, menjadi pengekspor, sampai terbentuk keinginan memiliki pesawat agar ikan tangkapan nelayan bisa diekspor dalam bentuk hidup, yang nilainya lebih tinggi. Dari ikan, jadilah bisnis carter pesawat, yang di bawahnya ada tempat penyimpanan untuk membawa ikan segar.

Dari Susi, kita bisa belajar bahwa kehidupan tak bisa hanya dibangun dari hal-hal kognitif semata yang hanya bisa didapat dari bangku sekolah. Kita memang membutuhkan matematika dan fisika untuk memecahkan rahasia alam. Kita juga butuh ilmu-ilmu baru yang basisnya adalah kognisi. Akan tetapi, tanpa kemampuan nonkognisi, semua sia-sia.

Ilmu nonkognisi itu belakangan naik kelas, menjadi metakognisi: faktor pembentuk yang paling penting di balik lahirnya ilmuwan-ilmuwan besar, wirausaha kelas dunia, dan praktisi-praktisi andal. Kemampuan bergerak, berinisiatif, self discipline, menahan diri, fokus, respek, berhubungan baik dengan orang lain, tahu membedakan kebenaran dengan pembenaran, mampu membuka dan mencari "pintu" adalah fondasi penting bagi pembaharuan, dan kehidupan yang  produktif. 

Manusia itu belajar untuk membuat diri dan bangsanya tangguh, bijak mengatasi masalah, mampu mengambil keputusan, bisa membuat kehidupan lebih produktif dan penuh kedamaian. Kalau cuma bisa membuat keonaran dan adu pandai saja, kita belum tuntas mengurai persepsi, baru sekadar mampu mendengar, tetapi belum bisa menguji kebenaran dengan bijak dan mengembangkannya ke dalam tindakan yang produktif.

Ketiga orang itu mungkin tak sehebat Anda yang senang melihat kecerdasan orang dari pendekatan kognitif yang bermuara pada angka, teori, ijazah, dan stereotyping. Akan tetapi, saya harus mengatakan, studi-studi terbaru menemukan, ketidakmampuan meredam rasa tidak suka atau kecemburuan pada orang lain, kegemaran menyebarkan fitnah dan rasa benar sendiri, hanya akan menghasilkan kesombongan diri.

Anak-anak kita pada akhirnya belajar dari kita, dan apa yang kita ucapkan dalam kesaharian kita juga akan membentuk mereka, dan masa depan mereka.

Jumat, 21 Juli 2017

AJAIB

TERNYATA MATEMATIKA ITU RUMIT TAPI AJAIB

Penyebutan : Angka 1 sampai 9 dgn huruf bahasa Indonesia (satu s/d sembilan) mengandung decak kagum.

Jika kita menjumlahkan dua angka yg huruf awalnya sama, maka hasilnya selalu  10.

Angka Berawalan S —►
Satu + Sembilan = 10
Angka yg hurufnya Berawalan D —►
Dua + Delapan = 10
Berawalan T —►
Tiga + Tujuh = 10
Berawalan E —►
Empat + Enam = 10
Bahkan Yang Berawalan L—► Lima + Lima = 10
Kok bisa begitu ya....
������������.
Hari ini adalah Hari Matematika Nasional

Lihatlah yang menakjubkan dalam Matematika berikut ini !

1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 +10= 1111111111

9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654 x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888

Brilliant sekali ya?
Dan lihat simetrinya yang berikut ini :
1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321

Brilliant kan?
Silahkan share hal yang menakjubkan ini dengan teman..
*Selamat Hari Matematika Nasional* ������

Keren....

Entah siapa yg membuat rumus seperti ini, tp ini emang keren banget

*MATEMATIK VERSI BARU...*

Jika:
A = 1
B = 2
C = 3
D = 4
E = 5
F = 6
G = 7
H = 8
I  = 9
J  = 10
K = 11
L = 12
M = 13
N  = 14
O  = 15
P = 16
Q = 17
R = 18
S =  19
T =  20
U = 21
V = 22
W = 23
X = 24
Y = 25
Z = 26

apakah yg membuat kesuksesan/ keberhasilan hidup menjadi 100%.......???:

*H+A+R+D+W+O+R+K* (Kerja Keras) : 8+1+18+4+23+15+18+11 = 98%

*K+N+O+W+L+E+D+G+E* (Pengetahuan) :
11+14+15+23+12+5+4+7+5 = 96%

*L+O+V+E* (Cinta) :
12+15+22+5 = 54%

*L+U+C+K* (Nasib) :
12+21+3+11 = 47%

Tidak ada yang jadi 100%.
Apa yang membuatnya jadi 100%..???

Adakah money..?

*M+O+N+E+Y* =
13+15+14+5+25 = 72%    NO..!!!

Leadership..?
*L+E+A+D+E+R+S+H+I+P* =
12+5+1+4+5+18+19+8+9+16 = 97%  NO...!!!

Ternyata apa yang membuat menjadi 100% adalah :

Coba lihat yang ini...

*S+E+D+E+K+A+H+J+A+R+I+A+H* 19+5+4+5+11+1+8+10+1+18+9+1+8 = 100% ��

( nilai saham akhirat kita. )

*_KEBETULAN atau TIDAK...?  tapi itulah MATEMATIKA_

Semoga bermanfaat

Rabu, 19 Juli 2017

KH Husein Ilyas Mojokerto, Kiai Penuh Karomah yang dekat Keluarga Gus Dur

KH Husein Ilyas Mojokerto, Kiai Penuh Karomah yang dekat Keluarga Gus Dur
Siapa yang tak terharu hingga keluar air mata melihat keindahan akhlak ulama kita KH Husain Ilyas saat mencium tangan Mbah Maimun Zubair.

KH Husein Ilyas adalah kiai sepuh yang sangat disegani dan dihormati di Jawa Timur. Di pondoknya yang sederhana di Karangnongko, Mojokerto, hampir setiap hari banyak orang yang datang mulai silaturrahmi sampai meminta doa dan restu. Menurutnya, siapa saja boleh datang ke pondoknya. Biar itu orang biasa, pejabat, tokoh agama, dan lain sebagainya, ia akan menerimanya dengan tangan terbuka.

Menjelang pilkada, caleg, dan pilpres, biasanya pondoknya selalu ramai didatangi orang-orang yang ingin minta restu, petunjuk, atau sekedar silaturahim. Tetapi beliau menolak jika dimintai dukungan. Beliau menyadari, beliau adalah panutan masyarakat terutama warga NU, jika beliau mendukung ini itu, beliau kasihan masyarakat yang kebingungan nantinya.

Mbah Yai Khusein adalah Rais Syuriah NU Cabang Kab. Mojokerto sejak 2003 hingga sekarang. Ada cerita dibalik pemilihannya sebagai rais syuriah, sebetulnya KH Husein Ilyas enggan dicalonkan dan memilih pulang ke pondok pesantren Nurul Hikmah yang diasuhnya. Prinsip beliau, jangankan memegang jabatan tertinggi, jadi ranting saja tidak mau, ada tanggung jawab besar yang diemban pemangku jabatan tersebut.
Namun para pendukungnya berhasil meyakinkan KH Husein bila kehadirannya sangat dibutuhkan NU. Beliau menyadari, NU didirikan para ulama dan banyak yang menghendaki agar KH. Husein dicalonkan, akhirnya beliau pun menjadi rais syuriah NU cabang Kab. Mojokerto.

Silsilah
Menurut keterangan yang dihimpun, beliau adalah keturunan Ronggowarsito. Berikut silsilah beliau :
RONGGOWARSITO –> NUR FATAH –> NUR IBRAHIM –> SYEH YASIN SURAKARTA –> NUR NGALIMAN/ SENOPATI SUROYUDO –> MUSYIAH –> KH. ILYAS –> KH. HUSEIN ILYAS (MOJOKERTO)

Karomah
Mbah Yai Khusen pernah bercerita bagaimana sengsaranya dulu ketika zaman Jepang. Ketika itu, tentara Jepang memberlakukan jam malam, mereka melarang rakyat Indonesia untuk keluar rumah menjelang sore hari. Hukumannya dibunuh di depan umum bila kedapatan keluar rumah di sore dan malam hari, karena dianggap pemberontak.
Pernah suatu ketika ada yang mencari tahu, apa sebenarnya yang dilakukan tentara Jepang di sore dan malam hari itu. Ternyata tentara Jepang tersebut di waktu sore itu mengangkuti hasil tanam rakyat untuk dibawa ke negara mereka. Memang di waktu itu diberlakukan peraturan semacam tanam paksa untuk kebutuhan logistik Perang Asia Timur Raya. Hasil panen yang dihasilkan oleh rakyat, sebagian besar diangkut Jepang sedangkan rakyat diberi bagian sedikit sekali. Proses memanen juga harus dalam pengawasan tentara Jepang, jika ketahuan memanen sendiri, maka akan dihukum mati.
Pada suatu waktu, ada seorang petani yang nekat memanen hasil tanam sendiri tanpa pengawasan tentara Jepang. Sayang usaha nekat petani tersebut ketahuan oleh tentara Jepang, sehingga petani itu ditembak oleh tentara Jepang. Anak petani tersebut akhirnya melapor kejadian tersebut pada Mbah Yai Khusen yang waktu itu masih muda.
Mendapat laporan tersebut, Mbah Yai Khusen pun akhirnya mengajak teman-temannya ke sawah untuk memanen padi menjelang Maghrib. Ketika sedang memanen, Mbah Yai Khusen didatangi beberapa tentara Jepang yang sedang berjaga dengan membawa anjing. Melihat Mbah Yai Khusen, anjing tentara Jepang tersebut malah beringsut mundur, lari menjauhi Mbah Yai. Sehingga sebagian tentara Jepang itu malah kerepotan mengejar anjingnya yang lari. Sementara tentara Jepang yang lain, menodongkan senjata pada Mbah Yai Khusen dan teman-temannya. Tiba-tiba senjata yang ditodongkan ke arah Mbah Yai itu meleleh seperti dipanaskan. Tentara-tentara itu pun kaget dan ikut-ikutan lari terbirit-birit.

Mbah Yai Khusen selalu berprinsip bahwa menjadi manusia itu tidak boleh takut pada siapapun dan apapun, kecuali hanya takut pada Allah SWT. Karena manusia itu kholifatuLlah, sebagai kholifah Allah itu sudah seharusnya tidak boleh takut apapun selain takut pada Allah.

Lalu diceritakan pula, ketika Mbah Yai masih muda, kalau beliau sedang puasa selalu menyendiri di hutan atau di manapun pokoknya jauh dari keramaian agar tidak diketahui orang dan ditanyai macam-macam. Suatu ketika beliau dalam uzlahnya itu tertidur di suatu hutan, lalu tiba-tiba dibangunkan Gus Zuli (Romo Yai Djazuli Utsman). Mbah Yai Khusen terkejut ketika terbangun banyak teman-temannya dan Gus Zuli di sekelilingnya. Teman-teman beliau bilang kalau Mbah Yai Khusen sudah hilang berminggu-minggu, padahal beliau merasa hanya tidur beberapa menit. Anehnya, teman-teman Mbah Yai Khusen tidak melihat beliau tertidur di tempat tersebut, hanya Gus Zuli yang tahu, sebab itulah yang membangunkan Mbah yai Khusen adalah Gus Zuli. Lalu Mbah Yai Khusen bercerita pada Gus Zuli tentang tentang mimpi ketika tertidur tadi. Dalam mimpi Mbah Yai Khusen bermimpi bahwa suatu saat ada kiai besar yang akan lahir di tempat ini dan tempat ini akan ramai setelah kiai besar terbut wafat. Gus Zuli hanya menjawab, benar. Tempat tersebut sekarang adalah makam dari ulama muassis Dzikrul Ghofiliin, KH. Hamim Jazuli atau Gus Miek.

Selain itu, Mbah Yai Khusen hingga kini selalu dimintai doa dan gemblengan kekebalan bagi anggota Banser ketika akan melaksanakan tugas. Berbagai cabang Banser dari seluruh daerah selalu meminta gemblengan kebal senjata pada Mbah Yai Khusen. Gemblengan itu melalui ritual doa dan rajah menggunakan alat tulis yang dituliskan pada punggung masing-masing anggota Banser.
Kedekatan Dengan Gus Dur

Mbah Yai Khusen selalu bersemangat kalau bercerita tentang Gus Dur. Menurutnya, Gus Dur adalah pribadi yang luar biasa.
Beliau sering didatangi Gus Dur selama presiden RI ke-4 itu masih hidup, hingga ada kejadian lucu. Gus Dur kalau sowan menemui Mbah Yai, tanpa pengawalan dan tahu-tahu sudah ada di halaman rumah beliau. Begitu Gus Dur pulang, baru polisi-polisi datang menemui Mbah Yai, agar melapor jika akan ada pejabat atau tamu penting. Mbah yai hanya beralasan, Bagaimana mau lapor, wong pejabatnya datangnya tidak memberitahu. Dan itu kejadian berulang kali.

Hingga kini, anak-anak Gus Dur dan berbagai tokoh NU selalu mengikuti langkah Gus Dur untuk selalu meminta nasehat Mbah Yai Khusen dalam mengambil keputusan-keputusan penting. Hal ini menandakan kealiman dan bijaksananya seorang KH. Khusein Ilyas dalam ngemong masyarakat yang sangat patut menjadi perhatian kita, setiap tutur dan nasehatnya adalah oase yang dibutuhkan masyarakat yang hidup di zaman sekarang. Semoga beliau selalu diberi panjang umur yang barokah oleh Allah SWT, sehingga tetap menjadi obor ditengah zaman yang semakin gelap. Amin.

Lahu Al-Faatihah.

Oleh: Fahmi Ali NH

JANGAN LUPA DI LIKE DAN SHARE

Selasa, 18 Juli 2017

FULL DAY SCHOOL (SIKAP RESMI LIRBOYO)

[17/7 10.50] uβ@μ: Hasil Kunjungan Mendikbud di PP Lirboyo Kota Kediri

SIKAP RESMI LIRBOYO

Mencermati kebijakan tentang Hari Sekolah yang di dalamnya menetapkan lima hari sekolah/ delapan jam sehari (Full Day School), Pondok Pesantren Lirboyo menegaskan:

Lewat kajian mendalam dan pemantauan intensif yang kami lakukan, fakta di lapangan menunjukkan bahwa mayoritas sekolah belum siap dalam rangka menerima kebijakan lima hari sekolah/ delapan jam pelajaran (Full Day School). Kesiapan itu menyangkut banyak hal antara lain terkait fasilitas yang menunjang kebijakan lima hari sekolah/ delapan jam pelajaran (Full Day School).

Alasan penerapan lima hari sekolah/ delapan jam belajar (Full Day School) yang didasarkan pada asumsi bahwa anak-anak kota seharian penuh ditinggalkan oleh orang tuanya sehingga dikhawatirkan terjerumus dalam pergaulan bebas tidak sepenuhnya benar, sebab pada kenyataanya kota-kota besar di Indonesia tidak sepenuhnya meninggalkan tradisi, nilai-nilai, dan pendidikan agama yang sudah berlangsung selama ini.

Tidak semua orang tua peserta didik bekerja sehari penuh, utamanya mereka yang di pelosok bekerja sebagai petani dan nelayan yang separuh waktunya dalam sehari tetap bisa dipakai bersama-sama dengan putra-putri mereka. Belajar tidak selalu identik dengan sekolah. Interaksi sosial peserta didik dengan lingkungan tempat tinggalnya juga bagian dari proses pendidikan karakter sehingga mereka tidak tercerabut dari nilai-nilai adat, tradisi, dan kebiasaan yang sudah berkembang selama ini.

Tindakan menggeneralisir bahwa seluruh siswa mengalami masa-masa sendirian di tengah penantian terhadap orang tua mereka yang sedang bekerja adalah tidakan yang keliru. Jawaban ini beranjak dari realitas masyarakat urban dan perkoataan. Asusmsi ini berasal dari pemahaman yang keliru bahwa seluruh orang tua siswa adalah pekerja kantoran. Padahal, jumlah masyarakat perkotaan hanyalah sejumput saja. Sisanya adalah mereka yang bekerja di sektor informal seperti petani, pedagang, nelayan dan lain sebagainya.

Pada kenyataannya libur satu hari setiap hari minggu justru digunakan hal-hal negatif, meski tidak menutup mata sebagian kecil untuk hal-hal positif. Sehingga penambahan hari libur semakin menambahkan tindakan-tindakan negatif bagi pelajar.

Adanya penambahan jam sekolah akan mematikan atau setidaknya mengurangi optimalisasi pendidikan agama, seperti TPQ, TPA dan Madrasah Diniyah yang sudah melekat dan mengakar di tengah-tengah masyarakat, serta telah terbukti kemaslahatannya membentuk karakter bangsa dan Negara.

Mengingat tingginya gejolak serta keresahan yang terjadi di masyarakat di atas maka dengan ini Pondok Pesantren Lirboyo meminta kepada Presiden untuk mencabut (membatalkan) kebijakan lima hari sekolah (Full Day School).

Kediri, 15 Juli 2017

Pengurus
Pondok Pesantren Lirboyo
Kota Kediri Jawa Timur

ABDUL QODIR RIDLWAN
Ketua Umum

Tolong share

Senin, 17 Juli 2017

MALAS SEKOLAH

MALAS SEKOLAH

Guru  : "SUKIJO" kenapa kamu seperti melamun..?"
SUKIJO  : "Ibu saya di Rumah Sakit, Bapak saya di kantor Polisi."
Guru  : "Ya sudah, sekarang kamu pulang saja."
SUKIJO  : "Ya Bu terima kasih, saya mau pulang."
Guru  : "Hati-hati ya.. kamu harus sabar."
Setelah SUKIJO pulang guru nanya kepada murid-murid yang lain : "Ada kejadian apa yang menyebabkan orang tua SUKIJO yang satu masuk Rumah Sakit, yang satu masuk kantor Polisi..?"
Murid2 : "Ibunya SUKIJO dokter Bu Guru, sedangkan bapaknya kan Polisi.."
Guru  : "PANGGIL LAGI si KAMPRET SUKIJO......!!!"

              ����‍�� ����������

INDONESIA MILIK BERSAMA


Toleransi, Kebhinekaan dan Penyesatan Umat
                                       
Oleh: KH. Muh. Najih Maimoen

Saat ini muncul sekelompok orang yang merasa paling memiliki Indonesia, paling berdarah Merah Putih. Pemangku tunggal Negara Kesatuan Republik Indonesia, paling ber-Bhineka Tunggal Ika, paling paham Pancasila, dan UUD 1945.

Sangat gegabah jika mereka mengatakan, bahwa Indonesia saat ini lagi terancam kebhinekaannya. Sungguh eroni jika mereka mengatakan bahwa umat islam itu golongan ekslusif yang tidak paham dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Wajar ketika ada arus aspirasi umat Islam untuk memperoleh hak dan keadilan. Aspirasi merupakan ekspresi dan hak setiap warga Indonesia. Jangan pandang Islam di negeri ini sebagai ancaman ke-Indonesiaan.

Wajar umat islam marah, jika yang dilecehkan itu Al Qur'an, kitab suci pedoman umat islam. Wajar mereka tersinggung ketika Rasulullah SAW yang mereka cintai dan menjadi teladan umat ini direndahkan. Apa yang dilakukan umat islam merupakan bentuk kewajiban sekaligus bukti dan ujian kecintaan dan keimanan mereka.

Aksi semacam itupun pernah terjadi pada jaman Belanda, disaat beberapa ormas islam yang berjumlah 35.000 orang turun ke jalan untuk melakukan Aksi Bela Islam, memprotes penistaan terhadap Baginda Rasulullah SAW oleh Djojodikoro, dalam tulisannya di harian Djawi Hisworo, pada tahun 1918. Tentara Kanjeng Nabi Muhammad‎ SAW itu didirikan oleh Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto untuk menuntut dan mendesak pemerintah Hindia Belanda dan Sunan Surakarta untuk segera mengadili Djojodikoro dan Martodarsono (pemilik surat kabar) atas kasus penistaan kepada Nabi Muhammad SAW tersebut.

Pandangan negatif itu jelas tidak beralasan. Lihatlah munculnya Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama yang dipelopori KH. Hasyim Asy'ari dalam memperjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebelum Resolusi Jihad, telah muncul Fatwa Jihad, setelahnya, muncul pertempuran 10 November yang kemudian ditetapkan menjadi hari Pahlawan. ketika Sarekat Islam dan Muhammadiyah memelopori pergerakan Islam untuk melawan penjajah menuju gerbang kemerdekaan. Lahirnya Hizbul Wathan atau Pasukan Tanah Air tahun 1918 salah satu contoh kepeloporan bela bangsa kala itu, sebagai wujud jihad fisabilillah.

Tatkala Indonesia diambang retak satu hari setelah proklamasi 17 Agustus 1945 dalam peristiwa Piagam Jakarta, umat Islam melalui tokoh utamanya Ki Bagus Hadikusumo dengan mediator Kasman Singodimedjo memberi jalan keluar, dengan semua pengorbanannya.

Para tokoh Islam yaitu Agus Salim, Abdul Kahar Mudzakir, Abikusno Tjokrosujoso, dan Abdul Wahid Hasyim, sebagai anggota Panitia Sembilan yang disebut mewakili golongan Islam ditilap dengan tujuh kata "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya" diganti secara diam-diam menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Pengorbanan yang dilakukan para wakil umat Islam itu demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Masihkah diragukan komitmen dan pengorbanan umat islam untuk bangsa ini. Hanya karena ingin menuntut keadilan karena agamanya didholimi, lalu dicap sebagai biang ancaman kebhinekaan. Seakan kebhinekaan hanya milik segelintir orang yang ambisius ingin menguasai Indonesia selamanya.

Kenyataannya, justru sinyal perpecahan dan sikap intoleransi itu datang dari para elit politik yang membanggakan demokrasi dan kebebasan berpendapat. Pidato politik oleh Ketua Umum PDIP pada acara perayaan HUT ke-44 PDIP sebagai salah satu bentuk intoleransi dan penistaan terhadap Islam. Menimbulkan gesekan antar umat beragama dan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Pidato tersebut telah menciderai islam dan pancasila yang berketuhanan yang maha esa.  Mereka menginginkan islam lemah, diam tidak punya nyali. Satu per satu ulama dan tokoh Islam dilaporkan ke pihak berwajib dengan berbagai tudingan. Berbagai kesalahan mereka terus dicari-cari. Opini pun terus dibangun, bahwa para ulama sebagai penggerak aksi yang mereka anggap sebagai pihak yang mengganggu dan merusak kebhinekaan. Ada upaya provokasi terhadap kelompok anti-Islam untuk melakukan perlawanan/ penolakan terhadap ulama. Diakui atau tidak, hal ini mengindikasikan adanya upaya kriminalisasi terhadap ulama.

Menguatnya kekuatan Islam yang direpresentasikan Aksi Bela Islam menunjukkan kuatnya dukungan dan ketundukan umat kepada para ulama, membuat takut kelompok status quo ataupun kelompok anti-Islam. Muncul kekhawatiran akan terancamnya kepentingan mereka di negeri ini, apalagi jika dibiarkan hal ini bisa memunculkan kebangkitan Islam. Maka berbagai cara dilakukan untuk menghadangnya. Lahirnya Perppu Nomor 2 tahun 2017 salah satu intimidasi dan bentuk pembunuhan karakterisasi islam. Dengan Perppu tersebut, Pemerintah bisa berbuat sewenang-wenang membubarkan ormas yang secara subyektif dianggap Pemerintah bertentangan dengan Pancasila, tanpa melalui proses peradilan. Jelas ini bertentangan dengan prinsip negara hukum dan kemunduran berdemokrasi. Lahirnya Perppu tersebut kelihatan hanya berdasarkan kebencian pemerintah pada ormas tertentu dan ini hanya akan memunculkan sentimen anti pemerintah di kalangan ormas, dan justru akan lebih banyak lagi bermunculan ormas-ormas radikal lainnya.

Dalam bernegara, berbangsa dan bermasyarakat, agama harus ditempatkan pada tempat yang strategis. Tidak boleh diciderai, dinodai dan dinista. Umat islam tidak anti pancasila, umat islam hanya tidak terima bila syari'at islam disejajarkan dengan pancasila. Kami mengakui Pancasila sebagai filsasfat dan dasar negara, namun bukan sebuah ideologi. Jadi salah bila ada pernyataan "ideologi harus dilawan dengan ideologi" karena tidak sejajar.

Mari bersama-sama memiliki dan merawat Indonesia dengan otentik dan tidak egoistik. Saling berbagi, saling memahami tidak saling menguasai. Dengan dideklarasikannya Majlis Dzikir Hubbul Wathan di Jakarta pada tanggal 13 Juli 2017 semoga semakin memperkuat pilar empat, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 45, bukan sebaliknya, untuk kepentingan politik sekuler-liberal.

Sarang, 22 Syawwal 1438 H.

Minggu, 16 Juli 2017

Infiltrasi Islam Garis Keras ke Muhammadiyah

Oleh : KH. Abdurrahman Wahid

Ke­lom­pok-ke­lom­pok garis keras meng­ang­gap setiap Mus­lim lain yang berbeda dari me­re­ka se­ba­gai kurang Islami, atau bahkan kafir dan murtad, maka me­re­ka melakukan infiltrasi ke
masjid-masjid, lembaga-lembaga pen­di­dik­an, instansi-instansi peme­rin­tah maupun swasta, dan ormas-ormas Islam mo­de­rat, terutama Mu­ham­madi­yah dan NU, un­tuk mengubahnya men­ja­di keras dan kaku juga. Me­re­ka mengklaim memperjuangkan dan membela Islam, padahal yang dibela dan diperjuangkan adalah pe­ma­ham­an yang sempit dalam bingkai ideo­lo­gis dan platform politik me­re­ka, bukan Islam itu sen­di­ri. Me­re­ka berusaha keras mengua­sai Muham­madi­yah dan NU karena ke­duanya me­ru­pa­kan ormas Islam yang kuat dan terba­nyak pengikutnya. Selain itu, ke­lom­pok-ke­lompok ini meng­ang­gap Mu­ham­madi­yah dan NU se­ba­gai penghalang utama pencapaian agenda politik me­re­ka, karena ke­duanya su­dah
lama memperjuangkan substansi nilai-nilai Islam, bukan for­ma­li­sasi Islam dalam bentuk ne­ga­ra maupun pe­ne­rap­an syariat se­ba­gai hukum positif.

Infiltrasi ke­lom­pok garis keras ini telah menyebabkan ke­ga­duhan dalam tubuh ormas-ormas Islam besar tersebut. Dalam konteks inilah kami ingat pada pertarungan tanpa henti dalam di­ri manusia (insân shaghîr), yakni pertarungan antara jiwa-jiwa yang te­nang (al-nafs al-muthmainnah) melawan hawa nafsu (al-nafs al-lawwâmah), atau pertarungan antara Pandawa melawan Kurawa. Sementara yang pertama berusaha mewujudkan kedamaian dan ketenangan, maka yang ke­dua selalu membuat ke­ga­duh­an, keributan, dan keka￾cauan.

Ge­rak­an garis keras trans­na­sio­nal dan kaki tangannya di In­done­sia se­be­nar­nya telah lama melakukan infiltrasi ke Mu­ham­madiyah. Dalam Muktamar Mu­ham­madi­yah pada bulan Juli 2005 di
Malang, para agen ke­lom­pok-ke­lom­pok garis keras, termasuk kader-ka­der PKS dan Hizbut Tahrir In­do­ne­sia (HTI), mendominasi ba­nyak forum dan berhasil memilih be­be­ra­pa simpatisan ge­rak­an
garis keras men­ja­di ke­tua PP. Mu­ham­madi­yah. Namun demikian, baru setelah Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan mudik ke desa Sendang Ayu, Lampung, masalah infiltrasi ini men­ja­di kontroversi besar dan terbuka sampai tingkat in­ter­na­sio­nal. (7)

Masjid Mu­ham­madi­yah di desa kecil Sendang Ayu —yang dulunya damai dan te­nang— men­ja­di ribut karena dimasuki PKS yang membawa isu-isu politik ke dalam masjid, gemar meng­ka­fir­kan
orang lain, dan menghujat ke­lom­pok lain, termasuk Mu­ham­madiyah sen­di­ri. Prof. Munir kemudian memberi penjelasan kepada ma­sya­ra­kat tentang cara Mu­ham­madi­yah meng­a­ta­si per­be­da­an
pendapat, dan karena itu ma­sya­ra­kat tidak lagi membiarkan orang PKS memberi khotbah di masjid me­re­ka. Dia lalu menuliskan keprihatinannya dalam Suara Mu­ham­madi­yah.(8) Artikel ini menyulut diskusi serius tentang infiltrasi garis keras di ling­kung­an Mu­hammadi­yah yang su­dah terjadi di ba­nyak tempat, de­ngan cara-cara yang halus maupun kasar hingga pemaksaan.

Artikel Prof. Munir mengilhami Farid Setiawan, Ketua Umum Dewan Pim­pin­an Daerah Ikatan Mahasiswa Mu­ham­madi­yah (DPD IMM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), membicarakan infiltrasi garis keras ke dalam Mu­ham­madi­yah secara le­bih luas dalam dua artikel di Suara Mu­ham­madi­yah. Dalam yang pertama, “Ahmad Dahlan Menangis (Tanggapan terhadap Tulisan Abdul Munir Mulkhan),”(9) Farid mendesak agar Mu­ham­madi­yah segera mengamputasi virus kanker yang, menurut dia, su­dah masuk kate­go­ri stadium empat. Karena jika diam saja, “tidak tertutup kemung­kin­an ke depan Mu­ham­madi­yah ha­nya memiliki usia se­suai de­ngan umur para pim­pin­annya sekarang. Dan juga tidak tertutup ke­mung­kin­an jika Alm. KH. Ahmad Dahlan dapat bangkit dari liang kuburnya akan terseok dan menangis meratapi kondisi yang telah menimpa ka­der dan ang­go­ta Mu­ham­madi­yah”10 yang sedang direbut oleh ke­lom­pok-ke­lom­pok garis keras.

Dalam artikelnya yang ke­dua, “Tiga Upaya Mu‘allimin dan Mu‘allimat,” Farid meng­ung­kapkan bah­wa “produk pola kaderisasi yang dilakukan ‘virus tarbiyah’ (11) membentuk di­ri serta jiwa para ka­dernya men­ja­di seorang yang berpe­ma­ham­an Islam yang ekstrem dan radikal. Dan pola ka­derisasi tersebut su­dah menyebar ke ber­ba­gai penjuru Mu­ham­madi­yah. Hal ini menyebabkan kekecewaan yang cukup tinggi di ka­lang­an warga dan Pim­pin­an Mu­ham­madi­yah. Putra-putri me­re­ka yang diharapkan men­ja­di kader penggerak Mu­ham­madi­yah malah bisa berbalik memusuhi Muham­madi­yah.”(12)

Menyadari betapa jauh dan dalam infiltrasi virus tarbiyah ini, Farid mengusulkan tiga langkah un­tuk menye­la­mat­kan Mu­hammadi­yah. Pertama adalah membubarkan sekolah-sekolah ka­der Muham­madi­yah, karena virus tarbiyah merusaknya sedemikian rupa; ke­dua, merombak sistem, kurikulum dan juga seluruh peng­u­rus, guru, sampai de­ngan musyrif dan musyrifah yang terlibat dalam gerak­an ideo­lo­gi non-Mu­ham­madi­yah dan ke­pen­ting­an politik lain; ketiga, memberdayakan seluruh or­gani­sa­si otonom (ortom) di lingkung­an Mu­ham­madi­yah.(13)

Artikel Munir dan Farid menimbulkan kontroversi dan polemik keras antara pim­pin­an Mu­ham­madi­yah yang setuju dan tidak. Salah satu keprihatinan utama me­re­ka yang setuju adalah bah­wa ins­ti­tu­si, fasilitas, ang­go­ta dan sumber-sumber daya Mu­hammadi­yah telah di­gu­na­kan ke­lom­pok-ke­lom­pok garis keras un­tuk selain ke­pen­ting­an dan tujuan Mu­ham­madi­yah. Di teng­ah panasnya polemik me­nge­nai ge­rak­an virus tarbiyah, salah seorang Ketua
PP. Mu­ham­madi­yah, Dr. Haedar Nashir, mengklarifikasi isu-isu dimaksud dalam sebuah buku tipis yang berjudul Manifestasi Ge­rak­an Tarbiyah: Bagaimana Sikap Mu­ham­madi­yah?(14)

Kurang dari tiga bulan setelah buku tersebut terbit, Pengurus Pusat (PP) Mu­ham­madi­yah mengeluarkan Surat Keputusan Pimpin­an Pusat (SKPP) Mu­ham­madi­yah Nomor 149/Kep/I.0/B/2006 un­tuk “menye­la­mat­kan Mu­ham­madi­yah dari ber­ba­gai tindakan yang merugikan Per­sya­ri­kat­an” dan membebaskannya “dari pe­ngaruh, misi, infiltrasi, dan ke­pen­ting­an par­tai politik yang selama ini mengusung misi dakwah atau par­tai politik bersayap dakwah”
karena telah memperalat ormas itu un­tuk tujuan politik me­re­ka yang ber­ten­tang­an de­ngan visi-misi luhur Mu­ham­madi­yah se­ba­gai or­gani­sa­si Islam mo­de­rat:

“...Mu­ham­madi­yah pun berhak un­tuk dihormati oleh siapa pun serta memiliki hak serta keabsahan un­tuk bebas dari segala campur tangan, pe­ngaruh, dan ke­pen­ting­an pihak manapun yang dapat
mengganggu ke­u­tuh­an serta kelangsungan ge­rakannya” (Konsideran poin 4). “Segenap ang­go­ta Mu­ham­madi­yah perlu menyadari, memahami, dan bersikap kritis bah­wa seluruh par­tai politik di nege­ri ini, termasuk par­tai politik yang mengklaim
di­ri atau mengembangkan sayap/kegiatan dakwah se­per­ti Par­tai Ke­adil­an Se­jah­te­ra (PKS) adalah benar-benar par­tai politik. Setiap par­tai politik berorientasi meraih kekuasaan politik. Karena itu, dalam menghadapi par­tai politik manapun kita harus tetap berpijak pada Khittah Mu­hammadi­yah dan harus membebaskan di­ri dari, serta tidak menghimpitkan di­ri de­ngan misi, ke­pen­tingan, kegiatan, dan tujuan par­tai politik tersebut” (Keputusan poin 3). (15)

Keputusan ini dapat dipahami, karena pada kenyataannya PKS tidak ha­nya “menimbulkan masalah dan konflik de­ngan sesama dan dalam tubuh umat Islam yang lain, termasuk dalam
Mu­ham­madi­yah,”(16) tapi menurut para ahli politik juga me­ru­pa­kan an­cam­an yang le­bih besar di­ban­ding­kan Jemaah Is­la­mi­yah (JI) terhadap Pan­ca­si­la, UUD 1945, dan NKRI. Menurut seorang ahli
politik dan garis keras In­do­ne­sia, Sadanand Dhume,

“Ha­nya ada pemikiran kecil yang membedakan PKS dari JI. Seperti JI, manifesto pendi­rian PKS adalah un­tuk memperjuangkan Khi­la­fah Is­la­mi­yah. Seperti JI, PKS menyimpan rahasia se­ba­gai prinsip pengorganisasiannya, yang dilaksanakan de­ngan sistem sel yang ke­duanya pinjam dari Ikh­wa­nul Mus­li­min.... Bedanya, JI bersifat revo­lu­sio­ner sementara PKS bersifat evo­lu­sio­ner. De­ngan bom-bom bunuh di­ri­nya, JI menempatkan di­ri melawan pe­me­rin­tah, tapi JI tidak mung­kin menang. Sebaliknya, PKS meng­gu­na­kan posisinya di parlemen dan ja­ring­an ka­dernya yang te­rus menjalar un­tuk memperjuangkan tujuan yang sama selangkah demi selangkah dan suara demi suara.... Akhirnya, bang­sa In­do­ne­sia sen­di­ri yang akan memutuskan apakah masa depannya akan sama de­ngan ne­ga­ra-ne­ga­ra Asia Tenggara yang lain, atau ikut ge­rak­an yang berorientasi ke masa lalu de­ngan busana jubah fun­da­men­tal­isme kea­ga­ma­an. PKS te­rus berjalan. Seberapa jauh ia berhasil akan menentukan masa depan In­do­ne­sia.”(17)

Namun, se­ba­gai­ma­na ditunjukkan oleh studi yang dipaparkan dalam buku ini, se­ka­li­pun SKPP tersebut telah diterbitkan pada bulan Desember 2006, hingga kini belum bisa diimplementasikan secara efektif. Ge­rak­an-ge­rak­an Islam trans­na­sio­nal (Wahabi, Ikhwa­nul Mus­li­min, dan Hizbut Tahrir) dan kaki tangannya di Indonsia su­dah melakukan infiltrasi jauh ke dalam Mu­ham­madi­yah dan mematrikan hu­bung­an de­ngan para ekstremis yang su­dah lama ada di dalamnya. Keduanya te­rus aktif merekrut para ang­go­ta dan pemimpin Mu­ham­madi­yah lain un­tuk ikut alir­an ekstrem, se­per­ti yang terjadi saat Cabang Nasyiatul Aisyiyah (NA) di Bantul masuk PKS secara serentak (en masse). Sementara Farid Setiawan prihatin bah­wa mung­kin Mu­ham­madi­yah ha­nya akan mempunyai usia sesuai de­ngan umur para peng­u­rusnya, ge­rak­an garis keras justru terus berusaha merebut Mu­ham­madi­yah un­tuk menggunakannya seba­gai kaki tangan me­re­ka berikutnya de­ngan umur yang panjang. Banyak tokoh mo­de­rat Mu­ham­madi­yah prihatin bah­wa garis keras bisa mendominasi Muktamar Mu­ham­madi­yah 2010, karena aktivis garis keras semakin kuat dan ba­nyak.

Persis karena infiltrasi yang semakin kuat inilah, tokoh-tokoh mo­de­rat Mu­ham­madi­yah meng­ang­gap situasi semakin berbahaya, baik bagi Mu­ham­madi­yah sen­di­ri maupun bang­sa In­do­ne­sia. Kita harus bersikap jujur dan terbuka serta berterus terang dalam menghadapi semua masalah yang ada, agar apa pun yang kita lakukan bisa men­ja­di pela­jar­an bagi semua umat Islam dan mampu mendewasakan me­re­ka dalam ber­aga­ma dan berbang­sa.

Salah satu temuan yang sa­ngat mengejutkan para peneliti lapangan adalah fenomena rangkap ang­go­ta atau dual membership, terutama antara Mu­ham­madi­yah dan garis keras, bahkan tim peneliti lapangan memperkirakan bah­wa sampai 75% pemimpin garis keras yang diwawancarai punya ikatan de­ngan Mu­ham­madiyah.

Catatan kaki

7. Baca Bret Stephens, “The Exorcist: In­do­ne­sian man seeks to create an Islam that will make people smile’,” dalam http://www.opinionjournal.com/columnists/bstephens/?id=110009922
8. Abdul Munir Mulkhan, “Sendang Ayu: Pergulatan Mu­ham­madi­yah di Kaki Bukit Barisan,” Suara Mu­ham­madi­yah, 2 Januari 2006.
9. Baca Farid Setiawan, “Ahmad Dahlan Menangis (Tanggapan terhadap Tulisan Abdul Munir Mulkhan),” Suara Mu­ham­madi­yah, 20 Februari 2006.
10. Ibid.
11. “Ge­rak­an Tarbiyah pada awal kelahirannya era tahun 1970-an dan 1980-an me­ru­pa­kan ge­rak­an (harakah) dakwah kampus yang meng­gu­na­kan sistem pembinaan (pen­di­dik­an) Tarbiyah Ikh­wa­nul Mus­li­min di ne­ge­ri Mesir. Kelompok ini cukup militan dan me­ru­pa­kan gejala baru se­ba­gai ge­rak­an Islam ideo­lo­gis, yang berbeda dari arus besar Islam Mu­ham­madi­yah dan Nah­dla­tul Ula­ma seba­gai ge­rak­an Islam yang bercorak mo­de­rat dan kultural. Para aktivis ge­rak­an Tarbiyah kemudian melahirkan Par­tai Ke­adil­an (PK) tahun 1998 yang berubah men­ja­di Par­tai Ke­adil­an Se­jah­te­ra (PKS) tahun 2004. Di belakang hari PKS menjadikan Tarbiyah a la Ikh­wa­nul Mus­li­min itu se­ba­gai sistem pembinaan dan perekrutan ang­go­ta. Maka ge­rak­an Tarbiyah tidak terpisah dari PK/PKS, ke­duanya memiliki napas in­spi­ra­si ideo­lo­gis de­ngan Ikh­wa­nul Mus­li­min, dan se­ba­gai media/instrumen pen­ting dari Par­tai Ke­adil­an Se­jah­te­ra yang dikenal bersayap dakwah dan politik.” (Baca sampul belakang: Haedar Nashir, Manifestasi Ge­rak­an Tarbiyah: Bagaimana Sikap Mu­ham­madi­yah?, cet. Ke-5, Yogyakarta: Suara Mu­ham­madi­yah, 2007).
12. Farid Setiawan, “Tiga Upaya Mu‘allimin dan Mu‘allimat,” Suara Mu­hammadi­yah, 3 April 2006.
13. Ibid.
14. Haedar Nashir, Manifestasi Ge­rak­an Tarbiyah: Bagaimana Sikap Mu­ham­madiyah? Cet. Ke-5 (Yogyakarta: Suara Mu­ham­madi­yah, 2007).
15. SKPP Mu­ham­madi­yah Nomor 149/Kep/I.0/B/2006. Untuk membaca teks
lengkap SKPP, lihat dalam lampiran 1.
16. Ibid, Haedar Nashir, h. 66.
17. Sadanand Dhume, “In­do­ne­sian Democracy’s Enemy Within: Radical Islamic party threatens In­do­ne­sia with ballots more than bullets,” dalam the Far Eastern Economic Reiew, Mei 2005.

Tulisan ini mungkin bisa menjawab kegelisahan saudara-saudara pesbuker yang budiman, mengapa Muhammadiyah tidak ikut mendukung Perppu Ormas yg dikeluarkan pemerintah, yang akan digunakan sebagai landasan hukum untuk membubarkan HTI. Bahkan ada beberapa tokoh Muhammadiyah yang cenderung kontra dan menolak keras Perppu tsb. Dari beberapa tsb, ada yang saking getolnya membela HTI sampai membikin khayalan-khayalan tingkat tinggi yang akan membuat anda mengernyitkan dahi dan tertawa. Dari khayalan PKI (yg jelas-jelas) sudah dibubarkan dan dilarang sejak orba, sampai khayalan tentang ide khilafah HTI adalah sama dengan Negara Vatikan di Roma.

Tulisan ini saya kutip dari buku Ilusi Negara Islam. Bagi yang ingin membaca secara lebih lengkap silahkan download file pdfnya disini https://serbasejarah.wordpress.com/unduh-e-book-sejarah/