10 semboyan Walisongo:
1.Ngluruk tanpo wadyo bolo {Menyerbu tanpa bawa pasukan},
2.Perang tanpa tanding {Berperang tanpa ada yg menandingi}
3.MENANG tanpo NGASORAKE {Menang tanpa menghina}
4.Senjatane kalimosodo {senjatanya dua kalimat syahadat}
5.DIG DOYO tanpo aji-aji {Sakti tanpo kadigdayan/jimat/jabatan}
6.Mabor tanpa lar {Terbang tanpa sayap}
7.Meletik tanpo sutang {Meloncat tanpa kaki panjang}
8.SUGIH Tanpo Bondo {kaya tanpa harta}
9.MULYO tanpo Punggowo {Mulia tanpa Pengawal}
10. KUNCORO tanpo Woro-woro {TERKENAL TANPA IKLAN}.
Minggu, 30 Juli 2017
10 SEMBOYAN WALI SONGO
Jumat, 28 Juli 2017
BAHAYA LISAN
*Bahaya Lisan*
Al Habib Abdullah Al-Aidrus berkata, "Lidah itu bentuknya kecil, namun besar akibatnya."
Suatu ketika Rasulullah memuji sy Sofia. Sy Aisyah yang mendengar merasa cemburu lalu berkata, "Wahai Rasululloh, sesungguhnya Sofia itu pendek." Rasulullah memerah mukanya dan berkata, "Wahai Aisyah seandainya perkataanmu itu dimasukkan ke dalam lautan, niscaya lautan itu akan berubah menjadi merah."
Masya Allah...
Bagaimana jika kita mencaci sesama muslim, menggosip, apa lagi menfitnah???
Naudzibillah min dzalik.
Lukman Al Hakim berkata kepada anaknya, "Wahai anakku, sepanjang hidupku aku tidak pernah menyesal karena sedikit bicara. Jika seandainya berbicara itu perak, maka diam adalah emas."
💞Para salaf tidak berbicara kecuali dengan niat yang baik.
💞Sy Abu Bakar R.A meletakkan batu di mulutnya karena tidak ingin banyak bicara.
💞Sy Hassan bin Sinan R.A jika berkata sesuatu yg tidak ada manfaatnya, maka beliau menghukum dirinya dengan berpuasa selama 1 tahun.
Subhanallah...
Bagaimana kita mengetahui lidah kita termasuk lidah yang baik atau buruk???
Ulama berkata, "Seandainya kita membaca surat al fatihah untuk orang sakit, maka seketika itu ia sembuh dengan izin Allah." Itulah lidah yang dimiliki para wali Allah.
Ya Allah berilah kami taufik untuk memperbanyak berdzikir dan bersyukur kepada-Mu.
Amin yaa rabbal alamin.
Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat utk diri & sekitarnya.
*Robbana Taqobbal Minna*
Ya Allah terimalah dari kami (amalan kami), aamiin
Senin, 24 Juli 2017
CANDA LELAKI IDAMAN
LELAKI IDAMAN
Pr: "Mas, kerjanya di mana?
Lk: "Mmhhh... saya cuma karyawan biasa Mbak.
Pr: boleh tahu pendapatan mas sampai brp ya..?
Lk: gaji cuma 50jt, tunjangan paling 10jt/minggu"
Pr: (WOW tajiiirrr )
"Tinggalnya di mana Mas?"
Lk: "Di Kemang Mbak"
Pr: (Widiihhh kawasan elite)
"Pasti rumahnya gede ya Mas?"
Lk: "Nggak juga Mbak, cuma sanggup ambil yang 500rb m2, dan cuma ditingkat 3, sebetulnya masih kurang sih, soalnya masih banyak mahasiswa yang pengen ngekost di rumah saya juga"
Pr: (Kereeennn jiwa bisnisnya okeee) "Mobilnya berderet dong Mas"
Lk: "Mobil mah sesuai kebutuhan aja sih Mbak"
Pr: "Maksudnya?"
Lk: "Ya, kalau lagi sendiri, pake Lamborghini, kalau lagi bawa temen banyak pake Alphard, Kalau pulang kampung pake Pajero soalnya kampung saya di kaki gunung"
Pr: (klepek-klepek)
"Oohh gitu. Kalau istrinya pake mobil apa Mas?"
Lk: "Aduh, malu sayaa, belum punya istri Mbak"
Pr: (Ya ampuun lampu ijoo)
"Mas suka ngerokok ngga?"
Lk: "Nggak Mbak, saya nyium asepnya aja nggak kuat Mbak"
Pr: (Wah sehat dompet, sehat fisiknya juga )
"Mmhh.. kalau minuman keras?"
Lk: "Haram lah Mbak"
Pr: (Beragama juga )
"Emang Mas nggak suka dugem?"
Lk: "Nggak lah Mbak, takut kesiangan bangun buat tahajud"
Pr: (Aiiihhh laki-laki sholeehhh, cocok niihhh buat dijadiin suami)
"Mas udah haji ya?"
Lk: "Alhamdulillah sudah Mbak, kemarin terakhir sama keluarga besar, umroh juga alhamdulillah tiap tahun"
Pr: (Waaahhh kalau saya jadi istrinya, bakal umroh tiap tahun juga )
"Hmm... Mas keren ya, banyak duit tapi low profile.
Btw... jadi pengen tau, hobi Mas apa sih?"
Lk: "Hobi saya ya gini ini, suka ngarang cerita aja, kayak sekarang ini..."
Pr: ooohhhh KAMPREEETT...
SELAMAT MENIKMATI HARI INI...
Jangan Lupa SENYUM dan bahagia terus YA ...
Sabtu, 22 Juli 2017
SEPERTI APA AGAMAKU KELAK
*Anak-Anak Subuh*
by: Bayu Gawtama
Ada anak lelaki yang hampir setiap subuh ikut berjamaah, ia berdiri dan duduk persis di sebelah Ayahnya. Meniru semua gerakan Ayahnya, si Ayah sholat sunnah ia ikut, begitu seterusnya.
Ada anak usia sekitar tiga tahun yang kadang-kadang ikut Ayahnya ke masjid. Wajahnya terlihat baru bangun tidur, masih pakai diapers pula. Berdiri persis di samping Ayahnya mengikuti Ayahnya sholat sunnah sebelum subuh. Sampai gerakan sujud nggak bangun lagi, hingga Ayahnya selesai sholat, ternyata ia tertidur sambil sujud.
Ada lagi anak yang usianya juga sekitar tiga tahun. Juga berdiri di sebelah Ayahnya, namun pada saat sholat subuh tak berapa lama setelah takbir dan Imam membaca alfatihah, ia ngeloyor meninggalkan barisan. Hingga sholat subuh usai, biasanya ia duduk di pojok masjid menunggu Ayahnya selesai.
Ada pula Ayah yang membawa anaknya ke masjid dalam kondisi masih terlelap. Di gendong turun dari mobilnya, sampai ke masjid dan bahkan hingga jamaah bubar si anak tetap terlelap. Meski sang Ayah sudah mencoba membangunkannya. Maklum, masih usia dua tahun.
Yang menarik ada anak yang rajin ke masjid padahal tidak ada Ayahnya. Entah bagaimana ibunya mendidik, menarik pastinya. Meski tanpa Ayah yang sudah lama meninggal, ia tetap rajin ke masjid.
Selama masih ada barisan anak-anak yang berangkat ke masjid di subuh hari, meskipun dengan berbagai kepolosan perilakunya, maka masih jelas masa depan agama ini.
Selama masih ada orang tua, terutama para Ayah yang berupaya mengajak serta anak-anaknya sholat subuh berjamaah di masjid, akan kokohlah barisan pejuang agama Allah. Negara pun akan selamat.
Khawatir lah bila sudah tidak ada kalangan muda dalam barisan jamaah subuh di masjid-masjid, bagaimana nasib ummat ini di masa datang?
Ada riwayat yang terbaca, salah satu rahasia kehebatan para pejuang Aceh, yang membuat penjajah kesulitan mengalahkan rakyat Aceh adalah, Teuku Umar dan para panglima memilih pasukannya dari masjid-masjid di waktu subuh.
Mereka yang bangun subuh adalah para pejuang. Orang-orang yang bersungguh-sungguh, yang telah bisa mengalahkan rasa lelah dan malasnya, tak turuti kantuknya, menguasai egonya.
Kagum kepada para orang tua yang tak lelah mengenalkan, mengajarkan dan memberi contoh kepada anak-anaknya untuk sholat berjamaah subuh di masjid. Kelak anak-anak ini menjadi pribadi yang tangguh raga dan jiwanya.
Tak perlu khawatir, bila subuh saja bisa dikuasai, kelak masa depan bisa digenggam.
PEREMPUAN HEBAT KARTINI MASAKINI
*Mooryati Soedibyo, Dian Sastro, dan Metakognisi Susi Pudjiastuti*
Oleh Prof. Rhenald Kasali
Saya kebetulan mentor bagi dua orang ini: Dian Sastro dan Mooryati Soedibyo. Akan tetapi, pada Susi Pudjiastuti yang kini menjadi menteri, saya justru belajar.
Ketiganya perempuan hebat, tetapi selalu diuji oleh sebagian kecil orang yang mengaku pandai. Entah ini stereotyping, atau soal buruknya metakognisi bangsa. Saya kurang tahu persis.
Mooryati Soedibyo
Sewaktu diterima di program doktoral UI yang pernah saya pimpin, usianya saat itu sudah 75 tahun. Namun, berbeda dengan mahasiswa lain yang datang pakai jins, dia selalu berkebaya. Anda tentu tahu berapa lama waktu yang diperlukan untuk berkebaya, bukan?
Akan tetapi, ia memiliki hal yang tak dimiliki orang lain: self discipline. Sampai hari ini, dia adalah satu-satunya mahasiswa saya yang tak pernah absen barang sehari pun. Padahal, saat itu ia salah satu pimpinan MPR.
Memang ia tampak sedikit kewalahan "bersaing" dengan rekan kuliahnya yang jauh lebih muda. Akan tetapi, rekan-rekan kuliahnya mengakui, kemajuannya cepat. Dari bahasa jamu ke bahasa strategic management dan science yang banyak aturannya.
Teman-teman belajarnya bersaksi: "Pukul 08.00 malam, kami yang memimpin diskusi. Tetapi pukul 24.00, yang muda mulai ngantuk, Ibu Moor yang memimpin. Dia selalu mengingatkan tugas harus selesai, dan tak boleh asal jadi."
Masalahnya, ia pemilik perusahaan besar, dan usianya sudah lanjut. Ada stereotyping dalam kepala sebagian orang. Sosok seperti ini jarang ada yang mau kuliah sungguhan untuk meraih ilmu. Nyatanya, kalangan berduit lebih senang meraih gelar doktor HC (honoris causa) yang jalurnya cukup ringan.
Akan tetapi, Mooryati tak memilih jalur itu. Ia ingin melatih kesehatan otaknya, mengambil risiko dan lulus 4 tahun kemudian. Hasil penelitiannya menarik perhatian Richard D’aveni (Tuck School-USA), satu dari 50 guru strategi teratas dunia. Belakangan, ia juga sering diminta memaparkan kajian risetnya di Amerika Serikat, Belanda, dan Jerman.
Meski diuji di bawah guru besar terkemuka Prof Dorodjatun Kuntjoro Jakti, kadang saya masih mendengar ucapan-ucapan miring dari orang-orang yang biasa menggunakan kacamata buram dan lidahnya pahit. Ada saja orang yang mengatakan ia "diluluskan" dengan bantuan, "sekolahnya hanya dua tahun", dan seterusnya. Anehnya, kabar itu justru beredar di kalangan perempuan yang tak mau tahu keteladanan yang ia tunjukkan. Kadang ada juga yang merasa lebih tahu dari apa yang sebenarnya terjadi.
Akan tetapi, ada satu hal yang sulit mereka sangkal. Perempuan yang meraih doktor pada usia 79 tahun ini berhasil mewujudkan usahanya menjadi besar tanpa fasilitas. Perusahaannya juga go public. Padahal, yang menjadi dosennya saja belum tentu bisa melakukan hal itu, bahkan membuat publikasi ilmiah internasional saja tidak. Namun, Bu Moor juga berhasil mengangkat reputasi jamu di pentas dunia.
Dian Sastro
Dia juga mahasiswi saya yang keren. Sewaktu diterima di program S-2 UI, banyak juga yang bertanya: apa benar artis mau bersusah payah belajar lagi di UI?
Anak-anak saya di UI tahu persis bahwa saya memang cenderung bersahabat, tetapi mereka juga tahu sikap saya: "no bargain on process and quality".
Dian, sudah artis, dan sedang hamil pula saat mulai kuliah. Urusannya banyak: keluarga, film, dan seabrek tugas. Namun lagi-lagi, satu hal ini jarang dimiliki yang lain: self discipline. Ia tak pernah abai menjalankan tugas.
Sebulan yang lalu, setelah lulus dengan cum laude dari MM UI, ia berbagi pengalaman hidupnya di program S-1 pada kelas yang saya asuh.
"Saat ayah saya meninggal dunia, ibu saya berujar: kamu bukan anak orang kaya. Ibu tak bisa menyekolahkan kalau kamu tidak outstanding," ujarnya.
Ia pun melakukan riset terhadap putri-putri terkenal. Di situ ia melihat nama-nama besar yang tak lahir dari kemudahan. "Saya tidak cantik, dan tak punya apa-apa," ujarnya.
Dengan uang sumbangan dari para pelayat ayahnya, ia belajar di sebuah sekolah kepribadian. Setiap pagi, ia juga melatih disiplin, jogging berkilo-kilometer dari Jatinegara hingga ke Cawang, ikut seni bela diri. "Mungkin kalian tak percaya karena tak pernah menjalaninya," ujarnya.
Itulah mental kejuangan, yang kini disebut ekonom James Heckman sebagai kemampuan nonkognisi. Dian lulus cum laude dari S-2 UI, dari ilmu keuangan pula, yang sarat matematikanya. Padahal, bidang studi S-1 Dian amat berjauhan: filsafat.
Metakognisi Susi
Sekarang kita bahas menteri kelautan dan perikanan yang ramai diolok-olok karena "sekolahnya". Beruntung, banyak juga yang membelanya.
Khusus terhadap Susi, saya bukanlah mentornya. Ia terlalu hebat. Ia justru sering saya undang memberi kuliah. Dia adalah "self driver" sejati, yang bukan putus sekolah, melainkan berhenti secara sadar. Sampai di sini, saya ingin mengajak Anda merenung, adakah di antara kita yang punya kesadaran dan keberanian sekuat itu?
Akan tetapi, berbeda dengan kebanyakan orangtua yang membiarkan anaknya menjadi "passenger", ayah Susi justru marah besar. Pada usia muda, di pesisir selatan yang terik, Susi memaksa hidup mandiri. Ditemani sopir, ia menyewa truk dari Pangandaran, membawa ikan dan udang, dilelang di Jakarta. Hal itu dijalaninya selama bertahun-tahun, seorang diri.
Saat saya mengirim mahasiswa pergi "melihat pasar" ke luar negeri yang terdiri dari tiga orang untuk satu negara, Susi membujuk saya agar cukup satu orang satu negara. Saya menurutinya (kisah mereka bisa dibaca dalam buku 30 Paspor di Kelas Sang Profesor).
Dari usaha perikanannya itu, ia jadi mengerti penderitaan yang dialami nelayan. Ia juga belajar seluk-beluk logistik ikan, menjadi pengekspor, sampai terbentuk keinginan memiliki pesawat agar ikan tangkapan nelayan bisa diekspor dalam bentuk hidup, yang nilainya lebih tinggi. Dari ikan, jadilah bisnis carter pesawat, yang di bawahnya ada tempat penyimpanan untuk membawa ikan segar.
Dari Susi, kita bisa belajar bahwa kehidupan tak bisa hanya dibangun dari hal-hal kognitif semata yang hanya bisa didapat dari bangku sekolah. Kita memang membutuhkan matematika dan fisika untuk memecahkan rahasia alam. Kita juga butuh ilmu-ilmu baru yang basisnya adalah kognisi. Akan tetapi, tanpa kemampuan nonkognisi, semua sia-sia.
Ilmu nonkognisi itu belakangan naik kelas, menjadi metakognisi: faktor pembentuk yang paling penting di balik lahirnya ilmuwan-ilmuwan besar, wirausaha kelas dunia, dan praktisi-praktisi andal. Kemampuan bergerak, berinisiatif, self discipline, menahan diri, fokus, respek, berhubungan baik dengan orang lain, tahu membedakan kebenaran dengan pembenaran, mampu membuka dan mencari "pintu" adalah fondasi penting bagi pembaharuan, dan kehidupan yang produktif.
Manusia itu belajar untuk membuat diri dan bangsanya tangguh, bijak mengatasi masalah, mampu mengambil keputusan, bisa membuat kehidupan lebih produktif dan penuh kedamaian. Kalau cuma bisa membuat keonaran dan adu pandai saja, kita belum tuntas mengurai persepsi, baru sekadar mampu mendengar, tetapi belum bisa menguji kebenaran dengan bijak dan mengembangkannya ke dalam tindakan yang produktif.
Ketiga orang itu mungkin tak sehebat Anda yang senang melihat kecerdasan orang dari pendekatan kognitif yang bermuara pada angka, teori, ijazah, dan stereotyping. Akan tetapi, saya harus mengatakan, studi-studi terbaru menemukan, ketidakmampuan meredam rasa tidak suka atau kecemburuan pada orang lain, kegemaran menyebarkan fitnah dan rasa benar sendiri, hanya akan menghasilkan kesombongan diri.
Anak-anak kita pada akhirnya belajar dari kita, dan apa yang kita ucapkan dalam kesaharian kita juga akan membentuk mereka, dan masa depan mereka.
Jumat, 21 Juli 2017
AJAIB
TERNYATA MATEMATIKA ITU RUMIT TAPI AJAIB
Penyebutan : Angka 1 sampai 9 dgn huruf bahasa Indonesia (satu s/d sembilan) mengandung decak kagum.
Jika kita menjumlahkan dua angka yg huruf awalnya sama, maka hasilnya selalu 10.
Angka Berawalan S —►
Satu + Sembilan = 10
Angka yg hurufnya Berawalan D —►
Dua + Delapan = 10
Berawalan T —►
Tiga + Tujuh = 10
Berawalan E —►
Empat + Enam = 10
Bahkan Yang Berawalan L—► Lima + Lima = 10
Kok bisa begitu ya....
.
Hari ini adalah Hari Matematika Nasional
Lihatlah yang menakjubkan dalam Matematika berikut ini !
1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321
1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 +10= 1111111111
9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654 x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888
Brilliant sekali ya?
Dan lihat simetrinya yang berikut ini :
1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 12345678987654321
Brilliant kan?
Silahkan share hal yang menakjubkan ini dengan teman..
*Selamat Hari Matematika Nasional*
Keren....
Entah siapa yg membuat rumus seperti ini, tp ini emang keren banget
*MATEMATIK VERSI BARU...*
Jika:
A = 1
B = 2
C = 3
D = 4
E = 5
F = 6
G = 7
H = 8
I = 9
J = 10
K = 11
L = 12
M = 13
N = 14
O = 15
P = 16
Q = 17
R = 18
S = 19
T = 20
U = 21
V = 22
W = 23
X = 24
Y = 25
Z = 26
apakah yg membuat kesuksesan/ keberhasilan hidup menjadi 100%.......???:
*H+A+R+D+W+O+R+K* (Kerja Keras) : 8+1+18+4+23+15+18+11 = 98%
*K+N+O+W+L+E+D+G+E* (Pengetahuan) :
11+14+15+23+12+5+4+7+5 = 96%
*L+O+V+E* (Cinta) :
12+15+22+5 = 54%
*L+U+C+K* (Nasib) :
12+21+3+11 = 47%
Tidak ada yang jadi 100%.
Apa yang membuatnya jadi 100%..???
Adakah money..?
*M+O+N+E+Y* =
13+15+14+5+25 = 72% NO..!!!
Leadership..?
*L+E+A+D+E+R+S+H+I+P* =
12+5+1+4+5+18+19+8+9+16 = 97% NO...!!!
Ternyata apa yang membuat menjadi 100% adalah :
Coba lihat yang ini...
*S+E+D+E+K+A+H+J+A+R+I+A+H* 19+5+4+5+11+1+8+10+1+18+9+1+8 = 100%
( nilai saham akhirat kita. )
*_KEBETULAN atau TIDAK...? tapi itulah MATEMATIKA_
Semoga bermanfaat
Rabu, 19 Juli 2017
KH Husein Ilyas Mojokerto, Kiai Penuh Karomah yang dekat Keluarga Gus Dur
KH Husein Ilyas Mojokerto, Kiai Penuh Karomah yang dekat Keluarga Gus Dur
Siapa yang tak terharu hingga keluar air mata melihat keindahan akhlak ulama kita KH Husain Ilyas saat mencium tangan Mbah Maimun Zubair.
KH Husein Ilyas adalah kiai sepuh yang sangat disegani dan dihormati di Jawa Timur. Di pondoknya yang sederhana di Karangnongko, Mojokerto, hampir setiap hari banyak orang yang datang mulai silaturrahmi sampai meminta doa dan restu. Menurutnya, siapa saja boleh datang ke pondoknya. Biar itu orang biasa, pejabat, tokoh agama, dan lain sebagainya, ia akan menerimanya dengan tangan terbuka.
Menjelang pilkada, caleg, dan pilpres, biasanya pondoknya selalu ramai didatangi orang-orang yang ingin minta restu, petunjuk, atau sekedar silaturahim. Tetapi beliau menolak jika dimintai dukungan. Beliau menyadari, beliau adalah panutan masyarakat terutama warga NU, jika beliau mendukung ini itu, beliau kasihan masyarakat yang kebingungan nantinya.
Mbah Yai Khusein adalah Rais Syuriah NU Cabang Kab. Mojokerto sejak 2003 hingga sekarang. Ada cerita dibalik pemilihannya sebagai rais syuriah, sebetulnya KH Husein Ilyas enggan dicalonkan dan memilih pulang ke pondok pesantren Nurul Hikmah yang diasuhnya. Prinsip beliau, jangankan memegang jabatan tertinggi, jadi ranting saja tidak mau, ada tanggung jawab besar yang diemban pemangku jabatan tersebut.
Namun para pendukungnya berhasil meyakinkan KH Husein bila kehadirannya sangat dibutuhkan NU. Beliau menyadari, NU didirikan para ulama dan banyak yang menghendaki agar KH. Husein dicalonkan, akhirnya beliau pun menjadi rais syuriah NU cabang Kab. Mojokerto.
Silsilah
Menurut keterangan yang dihimpun, beliau adalah keturunan Ronggowarsito. Berikut silsilah beliau :
RONGGOWARSITO –> NUR FATAH –> NUR IBRAHIM –> SYEH YASIN SURAKARTA –> NUR NGALIMAN/ SENOPATI SUROYUDO –> MUSYIAH –> KH. ILYAS –> KH. HUSEIN ILYAS (MOJOKERTO)
Karomah
Mbah Yai Khusen pernah bercerita bagaimana sengsaranya dulu ketika zaman Jepang. Ketika itu, tentara Jepang memberlakukan jam malam, mereka melarang rakyat Indonesia untuk keluar rumah menjelang sore hari. Hukumannya dibunuh di depan umum bila kedapatan keluar rumah di sore dan malam hari, karena dianggap pemberontak.
Pernah suatu ketika ada yang mencari tahu, apa sebenarnya yang dilakukan tentara Jepang di sore dan malam hari itu. Ternyata tentara Jepang tersebut di waktu sore itu mengangkuti hasil tanam rakyat untuk dibawa ke negara mereka. Memang di waktu itu diberlakukan peraturan semacam tanam paksa untuk kebutuhan logistik Perang Asia Timur Raya. Hasil panen yang dihasilkan oleh rakyat, sebagian besar diangkut Jepang sedangkan rakyat diberi bagian sedikit sekali. Proses memanen juga harus dalam pengawasan tentara Jepang, jika ketahuan memanen sendiri, maka akan dihukum mati.
Pada suatu waktu, ada seorang petani yang nekat memanen hasil tanam sendiri tanpa pengawasan tentara Jepang. Sayang usaha nekat petani tersebut ketahuan oleh tentara Jepang, sehingga petani itu ditembak oleh tentara Jepang. Anak petani tersebut akhirnya melapor kejadian tersebut pada Mbah Yai Khusen yang waktu itu masih muda.
Mendapat laporan tersebut, Mbah Yai Khusen pun akhirnya mengajak teman-temannya ke sawah untuk memanen padi menjelang Maghrib. Ketika sedang memanen, Mbah Yai Khusen didatangi beberapa tentara Jepang yang sedang berjaga dengan membawa anjing. Melihat Mbah Yai Khusen, anjing tentara Jepang tersebut malah beringsut mundur, lari menjauhi Mbah Yai. Sehingga sebagian tentara Jepang itu malah kerepotan mengejar anjingnya yang lari. Sementara tentara Jepang yang lain, menodongkan senjata pada Mbah Yai Khusen dan teman-temannya. Tiba-tiba senjata yang ditodongkan ke arah Mbah Yai itu meleleh seperti dipanaskan. Tentara-tentara itu pun kaget dan ikut-ikutan lari terbirit-birit.
Mbah Yai Khusen selalu berprinsip bahwa menjadi manusia itu tidak boleh takut pada siapapun dan apapun, kecuali hanya takut pada Allah SWT. Karena manusia itu kholifatuLlah, sebagai kholifah Allah itu sudah seharusnya tidak boleh takut apapun selain takut pada Allah.
Lalu diceritakan pula, ketika Mbah Yai masih muda, kalau beliau sedang puasa selalu menyendiri di hutan atau di manapun pokoknya jauh dari keramaian agar tidak diketahui orang dan ditanyai macam-macam. Suatu ketika beliau dalam uzlahnya itu tertidur di suatu hutan, lalu tiba-tiba dibangunkan Gus Zuli (Romo Yai Djazuli Utsman). Mbah Yai Khusen terkejut ketika terbangun banyak teman-temannya dan Gus Zuli di sekelilingnya. Teman-teman beliau bilang kalau Mbah Yai Khusen sudah hilang berminggu-minggu, padahal beliau merasa hanya tidur beberapa menit. Anehnya, teman-teman Mbah Yai Khusen tidak melihat beliau tertidur di tempat tersebut, hanya Gus Zuli yang tahu, sebab itulah yang membangunkan Mbah yai Khusen adalah Gus Zuli. Lalu Mbah Yai Khusen bercerita pada Gus Zuli tentang tentang mimpi ketika tertidur tadi. Dalam mimpi Mbah Yai Khusen bermimpi bahwa suatu saat ada kiai besar yang akan lahir di tempat ini dan tempat ini akan ramai setelah kiai besar terbut wafat. Gus Zuli hanya menjawab, benar. Tempat tersebut sekarang adalah makam dari ulama muassis Dzikrul Ghofiliin, KH. Hamim Jazuli atau Gus Miek.
Selain itu, Mbah Yai Khusen hingga kini selalu dimintai doa dan gemblengan kekebalan bagi anggota Banser ketika akan melaksanakan tugas. Berbagai cabang Banser dari seluruh daerah selalu meminta gemblengan kebal senjata pada Mbah Yai Khusen. Gemblengan itu melalui ritual doa dan rajah menggunakan alat tulis yang dituliskan pada punggung masing-masing anggota Banser.
Kedekatan Dengan Gus Dur
Mbah Yai Khusen selalu bersemangat kalau bercerita tentang Gus Dur. Menurutnya, Gus Dur adalah pribadi yang luar biasa.
Beliau sering didatangi Gus Dur selama presiden RI ke-4 itu masih hidup, hingga ada kejadian lucu. Gus Dur kalau sowan menemui Mbah Yai, tanpa pengawalan dan tahu-tahu sudah ada di halaman rumah beliau. Begitu Gus Dur pulang, baru polisi-polisi datang menemui Mbah Yai, agar melapor jika akan ada pejabat atau tamu penting. Mbah yai hanya beralasan, Bagaimana mau lapor, wong pejabatnya datangnya tidak memberitahu. Dan itu kejadian berulang kali.
Hingga kini, anak-anak Gus Dur dan berbagai tokoh NU selalu mengikuti langkah Gus Dur untuk selalu meminta nasehat Mbah Yai Khusen dalam mengambil keputusan-keputusan penting. Hal ini menandakan kealiman dan bijaksananya seorang KH. Khusein Ilyas dalam ngemong masyarakat yang sangat patut menjadi perhatian kita, setiap tutur dan nasehatnya adalah oase yang dibutuhkan masyarakat yang hidup di zaman sekarang. Semoga beliau selalu diberi panjang umur yang barokah oleh Allah SWT, sehingga tetap menjadi obor ditengah zaman yang semakin gelap. Amin.
Lahu Al-Faatihah.
Oleh: Fahmi Ali NH
JANGAN LUPA DI LIKE DAN SHARE
Selasa, 18 Juli 2017
FULL DAY SCHOOL (SIKAP RESMI LIRBOYO)
[17/7 10.50] uβ@μ: Hasil Kunjungan Mendikbud di PP Lirboyo Kota Kediri
SIKAP RESMI LIRBOYO
Mencermati kebijakan tentang Hari Sekolah yang di dalamnya menetapkan lima hari sekolah/ delapan jam sehari (Full Day School), Pondok Pesantren Lirboyo menegaskan:
Lewat kajian mendalam dan pemantauan intensif yang kami lakukan, fakta di lapangan menunjukkan bahwa mayoritas sekolah belum siap dalam rangka menerima kebijakan lima hari sekolah/ delapan jam pelajaran (Full Day School). Kesiapan itu menyangkut banyak hal antara lain terkait fasilitas yang menunjang kebijakan lima hari sekolah/ delapan jam pelajaran (Full Day School).
Alasan penerapan lima hari sekolah/ delapan jam belajar (Full Day School) yang didasarkan pada asumsi bahwa anak-anak kota seharian penuh ditinggalkan oleh orang tuanya sehingga dikhawatirkan terjerumus dalam pergaulan bebas tidak sepenuhnya benar, sebab pada kenyataanya kota-kota besar di Indonesia tidak sepenuhnya meninggalkan tradisi, nilai-nilai, dan pendidikan agama yang sudah berlangsung selama ini.
Tidak semua orang tua peserta didik bekerja sehari penuh, utamanya mereka yang di pelosok bekerja sebagai petani dan nelayan yang separuh waktunya dalam sehari tetap bisa dipakai bersama-sama dengan putra-putri mereka. Belajar tidak selalu identik dengan sekolah. Interaksi sosial peserta didik dengan lingkungan tempat tinggalnya juga bagian dari proses pendidikan karakter sehingga mereka tidak tercerabut dari nilai-nilai adat, tradisi, dan kebiasaan yang sudah berkembang selama ini.
Tindakan menggeneralisir bahwa seluruh siswa mengalami masa-masa sendirian di tengah penantian terhadap orang tua mereka yang sedang bekerja adalah tidakan yang keliru. Jawaban ini beranjak dari realitas masyarakat urban dan perkoataan. Asusmsi ini berasal dari pemahaman yang keliru bahwa seluruh orang tua siswa adalah pekerja kantoran. Padahal, jumlah masyarakat perkotaan hanyalah sejumput saja. Sisanya adalah mereka yang bekerja di sektor informal seperti petani, pedagang, nelayan dan lain sebagainya.
Pada kenyataannya libur satu hari setiap hari minggu justru digunakan hal-hal negatif, meski tidak menutup mata sebagian kecil untuk hal-hal positif. Sehingga penambahan hari libur semakin menambahkan tindakan-tindakan negatif bagi pelajar.
Adanya penambahan jam sekolah akan mematikan atau setidaknya mengurangi optimalisasi pendidikan agama, seperti TPQ, TPA dan Madrasah Diniyah yang sudah melekat dan mengakar di tengah-tengah masyarakat, serta telah terbukti kemaslahatannya membentuk karakter bangsa dan Negara.
Mengingat tingginya gejolak serta keresahan yang terjadi di masyarakat di atas maka dengan ini Pondok Pesantren Lirboyo meminta kepada Presiden untuk mencabut (membatalkan) kebijakan lima hari sekolah (Full Day School).
Kediri, 15 Juli 2017
Pengurus
Pondok Pesantren Lirboyo
Kota Kediri Jawa Timur
ABDUL QODIR RIDLWAN
Ketua Umum
Tolong share
Senin, 17 Juli 2017
MALAS SEKOLAH
MALAS SEKOLAH
Guru : "SUKIJO" kenapa kamu seperti melamun..?"
SUKIJO : "Ibu saya di Rumah Sakit, Bapak saya di kantor Polisi."
Guru : "Ya sudah, sekarang kamu pulang saja."
SUKIJO : "Ya Bu terima kasih, saya mau pulang."
Guru : "Hati-hati ya.. kamu harus sabar."
Setelah SUKIJO pulang guru nanya kepada murid-murid yang lain : "Ada kejadian apa yang menyebabkan orang tua SUKIJO yang satu masuk Rumah Sakit, yang satu masuk kantor Polisi..?"
Murid2 : "Ibunya SUKIJO dokter Bu Guru, sedangkan bapaknya kan Polisi.."
Guru : "PANGGIL LAGI si KAMPRET SUKIJO......!!!"
INDONESIA MILIK BERSAMA
Toleransi, Kebhinekaan dan Penyesatan Umat
Oleh: KH. Muh. Najih Maimoen
Saat ini muncul sekelompok orang yang merasa paling memiliki Indonesia, paling berdarah Merah Putih. Pemangku tunggal Negara Kesatuan Republik Indonesia, paling ber-Bhineka Tunggal Ika, paling paham Pancasila, dan UUD 1945.
Sangat gegabah jika mereka mengatakan, bahwa Indonesia saat ini lagi terancam kebhinekaannya. Sungguh eroni jika mereka mengatakan bahwa umat islam itu golongan ekslusif yang tidak paham dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Wajar ketika ada arus aspirasi umat Islam untuk memperoleh hak dan keadilan. Aspirasi merupakan ekspresi dan hak setiap warga Indonesia. Jangan pandang Islam di negeri ini sebagai ancaman ke-Indonesiaan.
Wajar umat islam marah, jika yang dilecehkan itu Al Qur'an, kitab suci pedoman umat islam. Wajar mereka tersinggung ketika Rasulullah SAW yang mereka cintai dan menjadi teladan umat ini direndahkan. Apa yang dilakukan umat islam merupakan bentuk kewajiban sekaligus bukti dan ujian kecintaan dan keimanan mereka.
Aksi semacam itupun pernah terjadi pada jaman Belanda, disaat beberapa ormas islam yang berjumlah 35.000 orang turun ke jalan untuk melakukan Aksi Bela Islam, memprotes penistaan terhadap Baginda Rasulullah SAW oleh Djojodikoro, dalam tulisannya di harian Djawi Hisworo, pada tahun 1918. Tentara Kanjeng Nabi Muhammad SAW itu didirikan oleh Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto untuk menuntut dan mendesak pemerintah Hindia Belanda dan Sunan Surakarta untuk segera mengadili Djojodikoro dan Martodarsono (pemilik surat kabar) atas kasus penistaan kepada Nabi Muhammad SAW tersebut.
Pandangan negatif itu jelas tidak beralasan. Lihatlah munculnya Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama yang dipelopori KH. Hasyim Asy'ari dalam memperjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebelum Resolusi Jihad, telah muncul Fatwa Jihad, setelahnya, muncul pertempuran 10 November yang kemudian ditetapkan menjadi hari Pahlawan. ketika Sarekat Islam dan Muhammadiyah memelopori pergerakan Islam untuk melawan penjajah menuju gerbang kemerdekaan. Lahirnya Hizbul Wathan atau Pasukan Tanah Air tahun 1918 salah satu contoh kepeloporan bela bangsa kala itu, sebagai wujud jihad fisabilillah.
Tatkala Indonesia diambang retak satu hari setelah proklamasi 17 Agustus 1945 dalam peristiwa Piagam Jakarta, umat Islam melalui tokoh utamanya Ki Bagus Hadikusumo dengan mediator Kasman Singodimedjo memberi jalan keluar, dengan semua pengorbanannya.
Para tokoh Islam yaitu Agus Salim, Abdul Kahar Mudzakir, Abikusno Tjokrosujoso, dan Abdul Wahid Hasyim, sebagai anggota Panitia Sembilan yang disebut mewakili golongan Islam ditilap dengan tujuh kata "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya" diganti secara diam-diam menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Pengorbanan yang dilakukan para wakil umat Islam itu demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masihkah diragukan komitmen dan pengorbanan umat islam untuk bangsa ini. Hanya karena ingin menuntut keadilan karena agamanya didholimi, lalu dicap sebagai biang ancaman kebhinekaan. Seakan kebhinekaan hanya milik segelintir orang yang ambisius ingin menguasai Indonesia selamanya.
Kenyataannya, justru sinyal perpecahan dan sikap intoleransi itu datang dari para elit politik yang membanggakan demokrasi dan kebebasan berpendapat. Pidato politik oleh Ketua Umum PDIP pada acara perayaan HUT ke-44 PDIP sebagai salah satu bentuk intoleransi dan penistaan terhadap Islam. Menimbulkan gesekan antar umat beragama dan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Pidato tersebut telah menciderai islam dan pancasila yang berketuhanan yang maha esa. Mereka menginginkan islam lemah, diam tidak punya nyali. Satu per satu ulama dan tokoh Islam dilaporkan ke pihak berwajib dengan berbagai tudingan. Berbagai kesalahan mereka terus dicari-cari. Opini pun terus dibangun, bahwa para ulama sebagai penggerak aksi yang mereka anggap sebagai pihak yang mengganggu dan merusak kebhinekaan. Ada upaya provokasi terhadap kelompok anti-Islam untuk melakukan perlawanan/ penolakan terhadap ulama. Diakui atau tidak, hal ini mengindikasikan adanya upaya kriminalisasi terhadap ulama.
Menguatnya kekuatan Islam yang direpresentasikan Aksi Bela Islam menunjukkan kuatnya dukungan dan ketundukan umat kepada para ulama, membuat takut kelompok status quo ataupun kelompok anti-Islam. Muncul kekhawatiran akan terancamnya kepentingan mereka di negeri ini, apalagi jika dibiarkan hal ini bisa memunculkan kebangkitan Islam. Maka berbagai cara dilakukan untuk menghadangnya. Lahirnya Perppu Nomor 2 tahun 2017 salah satu intimidasi dan bentuk pembunuhan karakterisasi islam. Dengan Perppu tersebut, Pemerintah bisa berbuat sewenang-wenang membubarkan ormas yang secara subyektif dianggap Pemerintah bertentangan dengan Pancasila, tanpa melalui proses peradilan. Jelas ini bertentangan dengan prinsip negara hukum dan kemunduran berdemokrasi. Lahirnya Perppu tersebut kelihatan hanya berdasarkan kebencian pemerintah pada ormas tertentu dan ini hanya akan memunculkan sentimen anti pemerintah di kalangan ormas, dan justru akan lebih banyak lagi bermunculan ormas-ormas radikal lainnya.
Dalam bernegara, berbangsa dan bermasyarakat, agama harus ditempatkan pada tempat yang strategis. Tidak boleh diciderai, dinodai dan dinista. Umat islam tidak anti pancasila, umat islam hanya tidak terima bila syari'at islam disejajarkan dengan pancasila. Kami mengakui Pancasila sebagai filsasfat dan dasar negara, namun bukan sebuah ideologi. Jadi salah bila ada pernyataan "ideologi harus dilawan dengan ideologi" karena tidak sejajar.
Mari bersama-sama memiliki dan merawat Indonesia dengan otentik dan tidak egoistik. Saling berbagi, saling memahami tidak saling menguasai. Dengan dideklarasikannya Majlis Dzikir Hubbul Wathan di Jakarta pada tanggal 13 Juli 2017 semoga semakin memperkuat pilar empat, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 45, bukan sebaliknya, untuk kepentingan politik sekuler-liberal.
Sarang, 22 Syawwal 1438 H.
Minggu, 16 Juli 2017
Infiltrasi Islam Garis Keras ke Muhammadiyah
Oleh : KH. Abdurrahman Wahid
Kelompok-kelompok garis keras menganggap setiap Muslim lain yang berbeda dari mereka sebagai kurang Islami, atau bahkan kafir dan murtad, maka mereka melakukan infiltrasi ke
masjid-masjid, lembaga-lembaga pendidikan, instansi-instansi pemerintah maupun swasta, dan ormas-ormas Islam moderat, terutama Muhammadiyah dan NU, untuk mengubahnya menjadi keras dan kaku juga. Mereka mengklaim memperjuangkan dan membela Islam, padahal yang dibela dan diperjuangkan adalah pemahaman yang sempit dalam bingkai ideologis dan platform politik mereka, bukan Islam itu sendiri. Mereka berusaha keras menguasai Muhammadiyah dan NU karena keduanya merupakan ormas Islam yang kuat dan terbanyak pengikutnya. Selain itu, kelompok-kelompok ini menganggap Muhammadiyah dan NU sebagai penghalang utama pencapaian agenda politik mereka, karena keduanya sudah
lama memperjuangkan substansi nilai-nilai Islam, bukan formalisasi Islam dalam bentuk negara maupun penerapan syariat sebagai hukum positif.
Infiltrasi kelompok garis keras ini telah menyebabkan kegaduhan dalam tubuh ormas-ormas Islam besar tersebut. Dalam konteks inilah kami ingat pada pertarungan tanpa henti dalam diri manusia (insân shaghîr), yakni pertarungan antara jiwa-jiwa yang tenang (al-nafs al-muthmainnah) melawan hawa nafsu (al-nafs al-lawwâmah), atau pertarungan antara Pandawa melawan Kurawa. Sementara yang pertama berusaha mewujudkan kedamaian dan ketenangan, maka yang kedua selalu membuat kegaduhan, keributan, dan kekacauan.
Gerakan garis keras transnasional dan kaki tangannya di Indonesia sebenarnya telah lama melakukan infiltrasi ke Muhammadiyah. Dalam Muktamar Muhammadiyah pada bulan Juli 2005 di
Malang, para agen kelompok-kelompok garis keras, termasuk kader-kader PKS dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), mendominasi banyak forum dan berhasil memilih beberapa simpatisan gerakan
garis keras menjadi ketua PP. Muhammadiyah. Namun demikian, baru setelah Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan mudik ke desa Sendang Ayu, Lampung, masalah infiltrasi ini menjadi kontroversi besar dan terbuka sampai tingkat internasional. (7)
Masjid Muhammadiyah di desa kecil Sendang Ayu —yang dulunya damai dan tenang— menjadi ribut karena dimasuki PKS yang membawa isu-isu politik ke dalam masjid, gemar mengkafirkan
orang lain, dan menghujat kelompok lain, termasuk Muhammadiyah sendiri. Prof. Munir kemudian memberi penjelasan kepada masyarakat tentang cara Muhammadiyah mengatasi perbedaan
pendapat, dan karena itu masyarakat tidak lagi membiarkan orang PKS memberi khotbah di masjid mereka. Dia lalu menuliskan keprihatinannya dalam Suara Muhammadiyah.(8) Artikel ini menyulut diskusi serius tentang infiltrasi garis keras di lingkungan Muhammadiyah yang sudah terjadi di banyak tempat, dengan cara-cara yang halus maupun kasar hingga pemaksaan.
Artikel Prof. Munir mengilhami Farid Setiawan, Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), membicarakan infiltrasi garis keras ke dalam Muhammadiyah secara lebih luas dalam dua artikel di Suara Muhammadiyah. Dalam yang pertama, “Ahmad Dahlan Menangis (Tanggapan terhadap Tulisan Abdul Munir Mulkhan),”(9) Farid mendesak agar Muhammadiyah segera mengamputasi virus kanker yang, menurut dia, sudah masuk kategori stadium empat. Karena jika diam saja, “tidak tertutup kemungkinan ke depan Muhammadiyah hanya memiliki usia sesuai dengan umur para pimpinannya sekarang. Dan juga tidak tertutup kemungkinan jika Alm. KH. Ahmad Dahlan dapat bangkit dari liang kuburnya akan terseok dan menangis meratapi kondisi yang telah menimpa kader dan anggota Muhammadiyah”10 yang sedang direbut oleh kelompok-kelompok garis keras.
Dalam artikelnya yang kedua, “Tiga Upaya Mu‘allimin dan Mu‘allimat,” Farid mengungkapkan bahwa “produk pola kaderisasi yang dilakukan ‘virus tarbiyah’ (11) membentuk diri serta jiwa para kadernya menjadi seorang yang berpemahaman Islam yang ekstrem dan radikal. Dan pola kaderisasi tersebut sudah menyebar ke berbagai penjuru Muhammadiyah. Hal ini menyebabkan kekecewaan yang cukup tinggi di kalangan warga dan Pimpinan Muhammadiyah. Putra-putri mereka yang diharapkan menjadi kader penggerak Muhammadiyah malah bisa berbalik memusuhi Muhammadiyah.”(12)
Menyadari betapa jauh dan dalam infiltrasi virus tarbiyah ini, Farid mengusulkan tiga langkah untuk menyelamatkan Muhammadiyah. Pertama adalah membubarkan sekolah-sekolah kader Muhammadiyah, karena virus tarbiyah merusaknya sedemikian rupa; kedua, merombak sistem, kurikulum dan juga seluruh pengurus, guru, sampai dengan musyrif dan musyrifah yang terlibat dalam gerakan ideologi non-Muhammadiyah dan kepentingan politik lain; ketiga, memberdayakan seluruh organisasi otonom (ortom) di lingkungan Muhammadiyah.(13)
Artikel Munir dan Farid menimbulkan kontroversi dan polemik keras antara pimpinan Muhammadiyah yang setuju dan tidak. Salah satu keprihatinan utama mereka yang setuju adalah bahwa institusi, fasilitas, anggota dan sumber-sumber daya Muhammadiyah telah digunakan kelompok-kelompok garis keras untuk selain kepentingan dan tujuan Muhammadiyah. Di tengah panasnya polemik mengenai gerakan virus tarbiyah, salah seorang Ketua
PP. Muhammadiyah, Dr. Haedar Nashir, mengklarifikasi isu-isu dimaksud dalam sebuah buku tipis yang berjudul Manifestasi Gerakan Tarbiyah: Bagaimana Sikap Muhammadiyah?(14)
Kurang dari tiga bulan setelah buku tersebut terbit, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mengeluarkan Surat Keputusan Pimpinan Pusat (SKPP) Muhammadiyah Nomor 149/Kep/I.0/B/2006 untuk “menyelamatkan Muhammadiyah dari berbagai tindakan yang merugikan Persyarikatan” dan membebaskannya “dari pengaruh, misi, infiltrasi, dan kepentingan partai politik yang selama ini mengusung misi dakwah atau partai politik bersayap dakwah”
karena telah memperalat ormas itu untuk tujuan politik mereka yang bertentangan dengan visi-misi luhur Muhammadiyah sebagai organisasi Islam moderat:
“...Muhammadiyah pun berhak untuk dihormati oleh siapa pun serta memiliki hak serta keabsahan untuk bebas dari segala campur tangan, pengaruh, dan kepentingan pihak manapun yang dapat
mengganggu keutuhan serta kelangsungan gerakannya” (Konsideran poin 4). “Segenap anggota Muhammadiyah perlu menyadari, memahami, dan bersikap kritis bahwa seluruh partai politik di negeri ini, termasuk partai politik yang mengklaim
diri atau mengembangkan sayap/kegiatan dakwah seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah benar-benar partai politik. Setiap partai politik berorientasi meraih kekuasaan politik. Karena itu, dalam menghadapi partai politik manapun kita harus tetap berpijak pada Khittah Muhammadiyah dan harus membebaskan diri dari, serta tidak menghimpitkan diri dengan misi, kepentingan, kegiatan, dan tujuan partai politik tersebut” (Keputusan poin 3). (15)
Keputusan ini dapat dipahami, karena pada kenyataannya PKS tidak hanya “menimbulkan masalah dan konflik dengan sesama dan dalam tubuh umat Islam yang lain, termasuk dalam
Muhammadiyah,”(16) tapi menurut para ahli politik juga merupakan ancaman yang lebih besar dibandingkan Jemaah Islamiyah (JI) terhadap Pancasila, UUD 1945, dan NKRI. Menurut seorang ahli
politik dan garis keras Indonesia, Sadanand Dhume,
“Hanya ada pemikiran kecil yang membedakan PKS dari JI. Seperti JI, manifesto pendirian PKS adalah untuk memperjuangkan Khilafah Islamiyah. Seperti JI, PKS menyimpan rahasia sebagai prinsip pengorganisasiannya, yang dilaksanakan dengan sistem sel yang keduanya pinjam dari Ikhwanul Muslimin.... Bedanya, JI bersifat revolusioner sementara PKS bersifat evolusioner. Dengan bom-bom bunuh dirinya, JI menempatkan diri melawan pemerintah, tapi JI tidak mungkin menang. Sebaliknya, PKS menggunakan posisinya di parlemen dan jaringan kadernya yang terus menjalar untuk memperjuangkan tujuan yang sama selangkah demi selangkah dan suara demi suara.... Akhirnya, bangsa Indonesia sendiri yang akan memutuskan apakah masa depannya akan sama dengan negara-negara Asia Tenggara yang lain, atau ikut gerakan yang berorientasi ke masa lalu dengan busana jubah fundamentalisme keagamaan. PKS terus berjalan. Seberapa jauh ia berhasil akan menentukan masa depan Indonesia.”(17)
Namun, sebagaimana ditunjukkan oleh studi yang dipaparkan dalam buku ini, sekalipun SKPP tersebut telah diterbitkan pada bulan Desember 2006, hingga kini belum bisa diimplementasikan secara efektif. Gerakan-gerakan Islam transnasional (Wahabi, Ikhwanul Muslimin, dan Hizbut Tahrir) dan kaki tangannya di Indonsia sudah melakukan infiltrasi jauh ke dalam Muhammadiyah dan mematrikan hubungan dengan para ekstremis yang sudah lama ada di dalamnya. Keduanya terus aktif merekrut para anggota dan pemimpin Muhammadiyah lain untuk ikut aliran ekstrem, seperti yang terjadi saat Cabang Nasyiatul Aisyiyah (NA) di Bantul masuk PKS secara serentak (en masse). Sementara Farid Setiawan prihatin bahwa mungkin Muhammadiyah hanya akan mempunyai usia sesuai dengan umur para pengurusnya, gerakan garis keras justru terus berusaha merebut Muhammadiyah untuk menggunakannya sebagai kaki tangan mereka berikutnya dengan umur yang panjang. Banyak tokoh moderat Muhammadiyah prihatin bahwa garis keras bisa mendominasi Muktamar Muhammadiyah 2010, karena aktivis garis keras semakin kuat dan banyak.
Persis karena infiltrasi yang semakin kuat inilah, tokoh-tokoh moderat Muhammadiyah menganggap situasi semakin berbahaya, baik bagi Muhammadiyah sendiri maupun bangsa Indonesia. Kita harus bersikap jujur dan terbuka serta berterus terang dalam menghadapi semua masalah yang ada, agar apa pun yang kita lakukan bisa menjadi pelajaran bagi semua umat Islam dan mampu mendewasakan mereka dalam beragama dan berbangsa.
Salah satu temuan yang sangat mengejutkan para peneliti lapangan adalah fenomena rangkap anggota atau dual membership, terutama antara Muhammadiyah dan garis keras, bahkan tim peneliti lapangan memperkirakan bahwa sampai 75% pemimpin garis keras yang diwawancarai punya ikatan dengan Muhammadiyah.
Catatan kaki
7. Baca Bret Stephens, “The Exorcist: Indonesian man seeks to create an Islam that will make people smile’,” dalam http://www.opinionjournal.com/columnists/bstephens/?id=110009922
8. Abdul Munir Mulkhan, “Sendang Ayu: Pergulatan Muhammadiyah di Kaki Bukit Barisan,” Suara Muhammadiyah, 2 Januari 2006.
9. Baca Farid Setiawan, “Ahmad Dahlan Menangis (Tanggapan terhadap Tulisan Abdul Munir Mulkhan),” Suara Muhammadiyah, 20 Februari 2006.
10. Ibid.
11. “Gerakan Tarbiyah pada awal kelahirannya era tahun 1970-an dan 1980-an merupakan gerakan (harakah) dakwah kampus yang menggunakan sistem pembinaan (pendidikan) Tarbiyah Ikhwanul Muslimin di negeri Mesir. Kelompok ini cukup militan dan merupakan gejala baru sebagai gerakan Islam ideologis, yang berbeda dari arus besar Islam Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama sebagai gerakan Islam yang bercorak moderat dan kultural. Para aktivis gerakan Tarbiyah kemudian melahirkan Partai Keadilan (PK) tahun 1998 yang berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tahun 2004. Di belakang hari PKS menjadikan Tarbiyah a la Ikhwanul Muslimin itu sebagai sistem pembinaan dan perekrutan anggota. Maka gerakan Tarbiyah tidak terpisah dari PK/PKS, keduanya memiliki napas inspirasi ideologis dengan Ikhwanul Muslimin, dan sebagai media/instrumen penting dari Partai Keadilan Sejahtera yang dikenal bersayap dakwah dan politik.” (Baca sampul belakang: Haedar Nashir, Manifestasi Gerakan Tarbiyah: Bagaimana Sikap Muhammadiyah?, cet. Ke-5, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007).
12. Farid Setiawan, “Tiga Upaya Mu‘allimin dan Mu‘allimat,” Suara Muhammadiyah, 3 April 2006.
13. Ibid.
14. Haedar Nashir, Manifestasi Gerakan Tarbiyah: Bagaimana Sikap Muhammadiyah? Cet. Ke-5 (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007).
15. SKPP Muhammadiyah Nomor 149/Kep/I.0/B/2006. Untuk membaca teks
lengkap SKPP, lihat dalam lampiran 1.
16. Ibid, Haedar Nashir, h. 66.
17. Sadanand Dhume, “Indonesian Democracy’s Enemy Within: Radical Islamic party threatens Indonesia with ballots more than bullets,” dalam the Far Eastern Economic Reiew, Mei 2005.
Tulisan ini mungkin bisa menjawab kegelisahan saudara-saudara pesbuker yang budiman, mengapa Muhammadiyah tidak ikut mendukung Perppu Ormas yg dikeluarkan pemerintah, yang akan digunakan sebagai landasan hukum untuk membubarkan HTI. Bahkan ada beberapa tokoh Muhammadiyah yang cenderung kontra dan menolak keras Perppu tsb. Dari beberapa tsb, ada yang saking getolnya membela HTI sampai membikin khayalan-khayalan tingkat tinggi yang akan membuat anda mengernyitkan dahi dan tertawa. Dari khayalan PKI (yg jelas-jelas) sudah dibubarkan dan dilarang sejak orba, sampai khayalan tentang ide khilafah HTI adalah sama dengan Negara Vatikan di Roma.
Tulisan ini saya kutip dari buku Ilusi Negara Islam. Bagi yang ingin membaca secara lebih lengkap silahkan download file pdfnya disini https://serbasejarah.wordpress.com/unduh-e-book-sejarah/
PERPPU DAN DEMOKRASI
Tulisan Hendra Budiman di FB:
Beberapa kalangan bilang Perppu 2/2017 melanggar HAM dan demokrasi. Saya gagal paham atas penyataan ini. Bagaimana tidak?, ketika seseorang menyatakan pendapat itu, bukankah dia sudah menggunakan haknya: hak menyatakan pendapat. Hak yang dijamin konstitusi dalam negara yang mengakui HAM dan demokrasi. Dan ketika Perppu itu kemudian ditolak oleh DPR atau dinyatakan tidak punya kekuatan hukum oleh Mahkamah Konstitusi, bukankah saluran DPR dan MK adalah instrumen demokrasi? Lalu dimana wewenang absolut Presiden yang dituduhkan? Setiap warga negara bebas menyatakan menerima atau menolak. Itulah demokrasi. DPR sebagai wakil rakyat juga dapat menolaknya. Itulah demokrasi. Bahkan pihak berkepentingan bebas dan boleh menggugat melalui Mahkamah Konstitusi. Itulah demokrasi.
Coba bandingkan, jika Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berhasil melakukan kudeta putih atas pemerintahan Indonesia. Mereka menolak demokrasi yang katanya produk barat yang sesat. Pikiran itu tertuang dalam (draft) konstitusi HT. Lalu bagaimana jika khalifah mengeluarkan aturan hukum, dan harus dianggap kebenaran tunggal. Warga tidak boleh menolaknya. Dan tidak ada saluran demokrasi seperti MK untuk mengujinya.
Indonesia pernah mengalami situasi seperti gambaran khilafah model HTI, dalam konteks penerbitan Perppu. Saat Presiden Soeharto berkuasa. Selama 32 tahun berkuasa, Presiden Soeharto telah menerbitkan 8 (delapan) Perppu. Tak satupun warga yang berani menolaknya, tak satupun anggota DPR menolaknya, dan tidak ada MK untuk mengujinya. Padahal jika ditelaah lebih jauh, materi Perppu jauh dari syarat pembentukan: kegentingan yang memaksa. Misalnya Perppu pertama saat Soeharto berkuasa: Perppu 1/1968 Tentang Tanda Kehormatan Bintang Kartika Eka Pakci. Diulang lagi tahun 1971, Perppu 2/1971 tentang Tanda Kehormatan Bintang Yudha Dharma. Dikaitkan dengan situasi saat itu, tidak ada relevansinya dengan “kegentingan yang memaksa”. Tapi adakah yang berbeda pendapat? Ditolakkah oleh DPR? Saluran demokrasi macet total.
Atau jika diperbandingan saat Presiden Soekarno berkuasa. Ada 132 Perppu sejak tahun 1946 sampai 1967. Terbanyak 120 Perppu sepanjang tahun 1959 – 1967. Tidak satupun Perppu ditolak oleh KNIP atau DPR GR? Padahal tidak jelas dan pembeda antara Perppu dan PP saat itu.
Memasuki babak era reformasi, hak-hak warga negara dipulihkan. Instrumen HAM dan demokrasi dijamin, untuk menjaga pemerintahan tidak bersikap otoriter. Perppu 1/1999 yang diterbitan Presiden Habibie ditolak oleh DPR. Perppu tentang Peradilan Hak Asasi Manusia. Meskipun agak aneh. Materi Perppu ditolak tapi materi ini dipakai untuk membentuk UU No.26/2000. Lahinya Perppu ini atas desakan masyarakat setelah peristiwa Tragedi Semanggi.
Pun demikian penggunaan saluran Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu instrumen HAM dan demokrasi. Perppu pertama yang diuji adalah Perppu 4/2009 tentang KPK. Dimohonkan oleh 13 orang advokat. Keputusannya ditolak oleh MK dengan alasan pemohon tidak memiliki kedudukan hukum. Tetapi kemudian Perppu ini ditolak oleh DPR. Dalam perkara lain, MK pertama kali mencabut Perppu No.1/2013. Perppu tentang MK disetujui oleh DPR dengan keluarnya UU No. 4 Tahun 2014 tapi kemudian UU ini dibatalkan oleh MK.
Jadi setelah era reformasi, sungguh tidak relevan mennyatakan bahwa Perppu menodai HAM dan demokrasi. Karena semua warga negara bebas dan berhak menyatakan pendapatnya: menerima atau menolak; DPR sebagai perwakilan rakyat, berhak menerima dan menolaknya; dan Mahkamah Konstitusi pun berhak menerima dan menolaknya.
Tetapi sungguh memprihatinkan, HTI yang menolak demokrasi berteriak tentang pemerintahan yang tidak demokratis dan dalam perlawanannya menggunakan saluran demokrasi. Akal sehat saya tidak mampu menjangkaunya.
Jumat, 14 Juli 2017
27 Alasan Kenapa Pria Harus Shalat Berjamaah di Masjid
Shalat berjamaah sangat penting dan luar biasa pahalanya bagi Umat Islam, meski ada ikhtilaf ulama apakah Wajib Ain bagi laki-laki hukumnya shalat berjamaah di masjid atau hukumnya sunnah saja.
Kita semua sudah tahu bahwa shalat di masjid lebih utama 27 derajat daripada di rumah. Namun kenapa masih ada sebagian orang yang tidak mau mengambil keutamaan yang besar ini?
Jalan pergi dan pulangnya menuju masjid saja akan mendapatkan ganjaran pahala. Setiap Langkah Kaki Ke Masjid Akan Dihitung Sedekah Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَكُلُّ خَطْوَةٍ تَمْشِيهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَة
_“Setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah.” (HR. Muslim no. 2382)._
Akan tetapi pendapat terkuat hukumnya wajib. Dengan beberapa alasan berikut:
1. Memenuhi panggilan azan dengan niat untuk melaksanakan shalat berjamaah.
2. Bersegera untuk shalat di awal waktu.
3. Berjalan menuju ke masjid dengan tenang (tidak tergesa-gesa).
4. Masuk ke masjid sambil berdoa.
5. Shalat tahiyyatul masjid ketika masuk masjid. Semua ini dilakukan dengan niat untuk melakukan shalat berjamaah.
6. Menunggu jamaah (yang lain).
7. Doa malaikat dan permohonan ampun untuknya.
8. Persaksian malaikat untuknya.
9. Memenuhi panggilan iqamat.
10. Terjaga dari gangguan setan karena setan lari ketika iqamat dikumandangkan.
11. Berdiri menunggu takbirnya imam.
12. Mendapati takbiratul ihram.
13. Merapikan shaf dan menutup celah (bagi setan).
14 . Menjawab imam saat mengucapkan sami’allah.
15. Secara umum terjaga dari kelupaan.
16. Akan memperoleh kekhusyukan dan selamat dari kelalaian.
17. Memosisikan keadaan yang bagus.
18. Mendapatkan naungan malaikat.
19. Melatih untuk memperbaiki bacaan al-Qur’an.
20. Menampakkan syiar Islam.
21. Membuat marah (merendahkan) setan dengan berjamaah di atas ibadah, saling ta’awun di atas ketaatan, dan menumbuhkan rasa giat bagi orangorang yang malas.
22. Terjaga dari sifat munafik.
23. Menjawab salam imam.
24. Mengambil manfaat dengan berjamaah atas doa dan zikir serta kembalinya berkah orang yang mulia kepada orang yang lebih rendah.
25. Terwujudnya persatuan dan persahabatan antartetangga dan terwujudnya pertemuan setiap waktu shalat.
26. Diam dan mendengarkan dengan saksama bacaan imam serta mengucapkan “amiin” saat imam membaca “amiin”, agar bertepatan dengan ucapan amin para malaikat.
27. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ خُطْوَةٍ يَخْطُوهَا إِلَى الصَّلاَةِ يُكْتَبُ لَهُ بِهَا حَسَنَةٌ وَيُمْحَى عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةٌ “
_Setiap langkah menuju tempat shalat akan dicatat sebagai kebaikan dan akan menghapus kejelekan.” (HR. Ahmad)._
Berjalan ke Masjid akan Mendapat Dua Keutamaan Dari Abu Huroiroh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِىَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً “
_"Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu dia berjalan menuju salah satu dari rumah Allah (yaitu masjid) untuk menunaikan kewajiban yang telah Allah wajibkan, maka salah satu langkah kakinya akan menghapuskan dosa dan langkah kaki lainnya akan meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim no. 1553)._
Orang yang melakukan semacam ini akan mendapatkan dua kebaikan :
1] ditinggikan derajatnya,
2] akan dihapuskan dosa-dosa.
Masih banyak dalil-dalil lainnya mengenai wajib dan keutamaan shalat berjamaah di masjid.
*1. Allah yang langsung memerintahkan dalam al-Quran agar shalat berjamaah.*
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
_“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (Al-Baqarah: 43)._
Ulama berkata : _"makna firman Allah “ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’, faidahnya yaitu tidaklah dilakukan kecuali bersama jamaah yang shalat dan bersama-sama.”_
*2. Saat-saat perang berkecamuk, tetap diperintahkan shalat berjamaah.*
Maka apalagi suasana aman dan tentram. Dan ini perintah langsung dari Allah dalam al-Quran
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذَا كُنتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلاَةَ فَلْتَقُمْ طَآئِفَةُُ مِّنْهُم مَّعَكَ وَلِيَأْخُذُوا أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا فَلْيَكُونُوا مِن وَرَآئِكُمْ وَلْتَأْتِ طَآئِفَةٌ أُخْرَى لَمْ يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُم مَّيْلَةً وَاحِدَةً وَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِن كَانَ بِكُمْ أَذًى مِّن مَّطَرٍ أَوْ كُنتُم مَّرْضَى أَن تَضَعُوا أَسْلِحَتَكُمْ وَخُذُوا حِذْرَكُمْ إِنَّ اللهَ أَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا
_“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat bersamamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat, lalu shalatlah mereka denganmu.” (An-Nisa’ 102)._
Ibnu Mundzir. ra berkata,
ففي أمر الله بإقامة الجماعة في حال الخوف : دليل على أن ذلك في حال الأمن أوجب .
_“pada perintah Allah untuk tetap menegakkan shalat jamaah ketika takut (perang) adalah dalil bahwa shalat berjamaah ketika kondisi aman lebih wajib lagi.”_
Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa shalat berjamaah hukumnya fardhu ain bukan hanya sunnah atau fardhu kifayah, seandainya hukumnya sunnah tentu keadaan takut dari musuh adalah udzur yang utama.
Juga bukan fardhu kifayah karena Allah menggugurkan kewajiban berjamaah atas rombongan kedua dengan telah berjamaahnya rombongan pertama… dan Allah tidak memberi keringanan bagi mereka untuk meninggalkan shalat berjamaah dalam keadaan ketakutan (perang).
*3. Orang buta yang tidak ada penuntut ke masjid tetap di perintahkan shalat berjamaah ke masjid jika mendengar adzan,* maka bagaimana yang matanya sehat?
Dari Abu Hurairah. ra dia berkata,
أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ أَعْمَى فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ لَيْسَ لِي قَائِدٌ يَقُودُنِي إِلَى الْمَسْجِدِ فَسَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُرَخِّصَ لَهُ فَيُصَلِّيَ فِي بَيْتِهِ فَرَخَّصَ لَهُ فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ فَقَالَ هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ بِالصَّلَاةِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَأَجِبْ
“Seorang buta pernah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berujar, _*“Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku ke masjid.”*_Lalu dia meminta keringanan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk shalat di rumah, maka beliaupun memberikan keringanan kepadanya. Ketika orang itu beranjak pulang, beliau kembali bertanya, _*“Apakah engkau mendengar panggilan shalat (azan)?”*_ laki-laki itu menjawab, “Ia.” Beliau bersabda, _*“Penuhilah seruan tersebut (hadiri jamaah shalat).”*_
Dalam hadits yang lain yaitu, Ibnu Ummi Maktum (ia buta matanya). Dia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْمَدِينَةَ كَثِيرَةُ الْهَوَامِّ وَالسِّبَاعِ. فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « أَتَسْمَعُ حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ فَحَىَّ هَلاَ ».
“Wahai Rasulullah, di Madinah banyak sekali tanaman dan binatang buas. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, _*“Apakah kamu mendengar seruan adzan hayya ‘alash sholah, hayya ‘alal falah? Jika iya, penuhilah seruan adzan tersebut”.*_
*4. Wajib shalat berjamaah di masjid jika mendengar adzan.*
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ فَلَمْ يَأْتِهِ فَلَا صَلَاةَ لَهُ إِلَّا مِنْ عُذْرٍ
_"Barangsiapa yang mendengar azan lalu tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya, kecuali bila ada uzur.”_
*5. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan ancaman kepada laki-laki yang tidak shalat berjamaah di masjid dengan membakar rumah mereka.*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ
_“Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku bakar rumah-rumah mereka.”_
Ibnu Mundzir berkata,
وفي اهتمامه بأن يحرق على قوم تخلفوا عن الصلاة بيوتهم أبين البيان على وجوب فرض الجماعة
“keinginan beliau (membakar rumah) orang yang tidak ikut shalat berjamaah di masjid merupakan dalil yang sangat jelas akan wajib ainnya shalat berjamaah di masjid”
*6. Tidak shalat berjamaah di masjid di anggap “munafik” oleh para sahabat.*
Dari Abdullah bin Mas’ud.ra dia berkata:
وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلَّا مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ وَلَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يُؤْتَى بِهِ يُهَادَى بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ حَتَّى يُقَامَ فِي الصَّفِّ
_“Menurut pendapat kami (para sahabat), tidaklah seseorang itu tidak hadir shalat jamaah, melainkan dia seorang munafik yang sudah jelas kemunafikannya. Sungguh dahulu seseorang dari kami harus dipapah di antara dua orang hingga diberdirikan si shaff (barisan) shalat yang ada.”_
*7. Shalat berjamaah mendapat pahala lebih banyak.*
Dalam satu riwayat 27 kali lebih banyak
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
_“Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 27 derajat."_
diriwayat yang lain 25 kali lebih banyak:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَعْدِلُ خَمْسًا وَعِشْرِينَ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ
_“Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 25 derajat.”_
Banyak kompromi hadits mengenai perbedaan jumlah bilangan ini. Salah satunya adalah “mafhum adad” yaitu penyebutan bilangan tidak membatasi
*8. Keutamaan shalat berjamaah yang banyak.*
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ كَقِيَامِ نِصْفِ لَيْلَةٍ وَمَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ وَالْفَجْرَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ
_“Barang siapa shalat isya dengan berjamaah, pahalanya seperti shalat setengah malam. Barang siapa shalat isya dan subuh dengan berjamaah, pahalanya seperti shalat semalam penuh.”_
*9. Tidak shalat berjamaah akan dikuasai oleh setan.*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
_"Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan shalat berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian (shalat) berjamaah, karena sesungguhnya srigala itu hanya akan menerkam kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya).”_
*10. Amal yang pertama kali dihisab adalah shalat,* jika baik maka seluruh amal baik dan sebaliknya, apakah kita pilih shalat yang sekedarnya saja atau meraih pahala tinggi dengan shalat berjamaah?
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ الصَّلَاةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلَائِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِي صَلَاةِ عَبْدِي أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِي فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الْأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ
_“Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah shalatnya.Rabb kita Jalla wa ‘Azza berfirman kepada para malaikat-Nya -padahal Dia lebih mengetahui, “Periksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau justru kurang?” Sekiranya sempurna, maka akan dituliskan baginya dengan sempurna, dan jika terdapat kekurangan maka Allah berfirman, “Periksalah lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah?” Jikalau terdapat shalat sunnahnya, Allah berfirman, “Sempurnakanlah kekurangan yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu dengan shalat sunnahnya.” Selanjutnya semua amal manusia akan dihisab dengan cara demikian."_
*Mazhab Imam Syafi’i mewajibkan shalat berjamaah dan tidak memberi keringanan (rukshah).*
Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata,
وأما الجماعة فلا ارخص في تركها إلا من عذر
_“Adapun shalat jama’ah, aku tidaklah memberi keringanan bagi seorang pun untuk meninggalkannya kecuali bila ada udzur.