Selasa, 11 Juli 2017

WALIYULLAH WANITA

Diceritakan oleh Al Imam Al Quthub Al Habib Ali bin Muhammad Bin Husein Al-Habsyi, bahwa di Yaman ada seorang wali agung perempuan bernama Syeikhah Sulthonah az-Zabidi rha. Pekerjaan beliau ini selalu bersholawat kepada Rasulullah Saw. Saking hebtnya, tiada pekerjaan lain selain sholawat, kecuali di saat sholat.

Pada suatu ketika beliau mendapat suara ghaib, yang meminta beliau minta apa saja, pasti diqabulkan.

Namun beliau sebagai seorang ahli tashawwuf yang memiliki mursyid, jadi beliau tidak langsung mengucapkan permintaannya. Beliau menemui guru beliau dari keluarga Baqushair, dan menanyakan kepada Guru beliau “Apakah ada di dunia ini ada maqam kewalian yang tidak ada lagi maqam sesudahnya??”

Jawab guru Beliau : “Ada, yakni bertemu secara jaga dengan Rasulullah Saw”.

Kemudian Syeikhah Sulthonah meminta agar dipertemukan secara jaga dengan Sayyidina Rasulullah Saw. Seketika itu juga Rasulullah ada di hadapan beliau.

Pada jaman beliau banyak orang-orang titip salam kepada Rasulullah saw lewat beliau, bahkan Rasulullah titip menasihati kepada Syeikhah Sulthonah untuk orang-orang sekitar Syeikhah Sulthonah.

Bahkan Syeikhah Sulthonah berani menjamin syurga bila orang2 berziarah ke tempat beliau pada hari Senin akhir bulan, dikarenakan saat itu Rasulullah saw hadir di tempat beliau.

Begitu tingginya maqam kewalian beliau, sehingga beliau mengetahui maqam kewalian orang-orang, kecuali dua orang, yakni Habib Abdurrahman as-Segaf bin Muhammad Mawla Dawilah r.a, dan anak beliau Habib Abu Bakar as-Sakran r.a. Dua orang Habib yang hidup jaman beliau.

Maqam mereka tidak diketahui odan tidak bisa dijangkau oleh Syeikhah Sulthonah karena begitu tingginya.
Setiap kali Syeikhah Sulthonah mau mengejar maqam mereka, maka maqam mereka melesat begitu cepat dan jauhnya ke atas.

Kata Syeikhah Sulthonah lagi, beliau sudah mengetahui siapa saja di antara wali-wali yang berkunjung kepada Beliau, kecuali 2 orang, yakni Habib Abdurrahman as-Segaf bin Muhammad Mawla Dawilah r.a dan anak beliau habib Abu Bakar as-Sakran r.a, karena mereka bisa langsung ada di hadapan Syeikhah secara tiba-tiba tanpa diketahui oleh Syeikhah Sulthonah.

Hanya saja, kata beliau, bila Habib Abu Bakar as-Sakran mau bertemu, ada suara ghaib dr langit yang mengatakan :”Telah datang seorang sulthon anak seorang sulthon”. Ya, karena Habib Abu Bakar adalah seorang Sulthonul Awliya, dan ayah Beliau pun seorang sulthonul Awliya.

Demikianlah bagaimana maqam seorang awliya yang bertemu secara langsung dengan Rasulullah. Begitu tingginya dan begitu mulianya.

Kata Habib Ali, apa lagi dengan para sahabat Rasulullah Saw (r.anhum ajmaiin), mereka bertemu secara langsung dengan Rasulullah dengan kondisi Rasulullah secara nyata, sedangkan para wali sesudahnya bertemu dengan beliau Saw pada alam yang lain.
Sungguh bertemu beliau secara jaga melebihi nikmat syurga sekalipun. Para sahabat sudah mendapatkan syurga firdaus sebelum memasukinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:

‘Janganlah kalian mencaci maki para sahabatku! Janganlah kalian mencaci maki para sahabatku! Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, seandainya seseorang menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, maka ia tidak akan dapat menandingi satu mud atau setengahnya dari apa yang telah diinfakkan para sahabatku.
( HR. Muslim )

Alangkah ruginya orang-orang yang berakhlak buruk kepada para sahabat Rasulullah Saw .

JIHAD ISLAM

“Mempelajari apalagi melaksanakan khittah NU adalah termasuk jihad akbar yang tidak akan selesai dalam satu generasi”.

(KH. Ahmad Siddiq)
“KHITTAH  NU”

Keputusan Muktamar XXVII NU

NO 02/MNU-27/1984

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Maidah: 48-49)

Mukaddimah
Nahdlatul Ulama didirikan atas kesadaran dan keinsyafan bahwa setiap manusia hanya bisa memenuhi kebutuhannya bila bersedia untuk hidup bermasyarakat, manusia berusaha mewujudkan kebahagiaan dan menolak bahaya terhadapnya. Persatuan, ikatan bathin, saling bantu-membantu dan kesatuan merupakan prasyarat dari tumbuhnya tali persaudaraan (al-ukhuwah) dan kasih sayang yang menjadi landasan bagi terciptanya tata kemasysrakatan yang baik dan harmonis.

Nahdlatul Ulama sebagai jam’iyyah diniyah adalah wadah bagi para ulama dan pengikut-pengikutnya yang didirikan pada 16 Rajab 1344 H / 31 Januari 1926 M. dengan tujuan untuk memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah dan menganut salah satu maadzhab empat, masing-masing Abu Hanifah An-Nu’man, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal, serta untuk mempersatukan langkah para ulama dan pengikut-pengikutnya dalam melakukan kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa dan ketinggian harkat dan martabat manusia.

Nahdlatul Ulama dengan demikian merupakan gerakan keagamaan yang bertujuan untuk ikut membangun dan mengembangkan insan dan masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT, cerdas, terampil, berakhlak mulia, tentram, adil dan sejahtera.

Nahdlatul Ulama mewujudkan cita-cita dan tujuannya melalui serangkaian ikhtiyar yang didasari oleh dasar-dasar faham keagamaan yang membentuk kepribadian khas Nahdlatul Ulama. Inilah yang kemudian disebut Khittah Nahdlatul Ulama.

Pengertian
Khittah Nahdlatul Ulama adalah landasan berfikir, bersikap dan bertindak warga Nahdlatul Ulama yang harus dicerminkan dalam tingkah laku perseorangan maupun organisasi serta dalam setiap proses pengambilan keputusan.
Landasan tersebut adalah faham Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah yang diterapkan menurut kondisi kemasyarakatan Indonesia, meliputi dasar-dasar amal keagamaan maupun kemasyarakatan.
Khittah Nahdlatul Ulama juga digali dari intisari perjalanan sejarah khidmahnya dari masa ke masa.
Dasar-Dasar Faham Keagamaan NU
Nahdlatul Ulama mendasarkan faham keagamaan kepada sumber ajaran agama Islam: Al-Qur’an, As-Sunnah, Al-Ijma’ dan Al-Qiyas.
Dalam memahami, manafsirkan Islam dari sumber-sumbernya diatas, Nahdlatul Ulama mengikuti faham Ahlussunnah Wal Jama’ah dan menggunakan jalan pendekatan (al-madzhab):
Di bidang aqidah, Nahdlatul Ulama mengikuti Ahlussunnah Wal Jama’ah yang dipelopori oleh Imam Abul Hasan al-Asy’ari dan Imam Manshur al-Maturidzi.
Di bidang fiqih, Nahdlatul Ulama mengikuti jalan pendekatan (al-madzhab) salah satu dari madzhab Abu Hanifah an-Nu’man, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’I dan Imam Ahmad bin Hanbal.
Di bidang tasawuf, mengikuti antara lain Imam al-Junaidi al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali serta imam-imam yang lain.
Nahdlatul Ulama mengikuti pendirian, bahwa Islam adalah agama yang fitri, yang bersifat menyempurnakan segala kebaikan yang sudah dimiliki manusia. Faham keagamaan yang dianut oleh Nahdlatul Ulama bersifat menyempurnakan nilai-nilai yang baik yang sudah ada dan menjadi milik serta ciri-ciri suatu kelompok manusia seperti suku mapun bangsa dan tidak bertujuan menghapus nilai-nilai tersebut.
Sikap Kemasyarakatan NU
Dasar-dasar pendirian keagamaan Nahdlatul Ulama tersebut menumbuhkan sikap kemasyarakatan yang bercirikan pada:

Sikap Tawassuth dan I’tidal
Sikap tengah yang berintikan kepada prinsip hidup yang menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus ditengah-tengah kehidupan bersama. Nahdlatul Ulama dengan sikap dasar ini akan selalu menjadi kelompok panutan yang bersikap dan bertindak lurus dan selalu bersifat membangun serta menghindari segala bentuk pendekatan yang bersifat tatharruf (ekstrim).

Sikap Tasamuh
Sikap toleran terhadap perbedaan pandangan baik dalam masalah keagamaan, terutama hal-hal yang bersifat furu’ atau menjadi masalah khilafiyah, serta dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.

Sikap Tawazun
Sikap seimbang dalam berkhidmah. Menyertakan khidmah kepada Allah SWT, khidmah kepada sesama manusia serta kepada lingkungan hidupnya. Menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini dan masa mendatang.

Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan yang baik, berguna dan bermanfaat bagi kehidupan bersama; serta menolak dan mencegah semua hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai-nilai kehidupan.

Perilaku Keagamaan dan Sikap Kemasyarakatan
Dasar-dasar keagamaan (angka 3) dan kemasyarakatan (angka 4) membentuk perilaku warga Nahdlatul Ulama, baik dalam tingkah laku perorangan maupun organisasi yang:

Menjunjung tinggi nilai-nilai maupun norma-norma ajaran Islam.
Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
Menjunjung tinggi sifat keikhlasan dan berkhidmah serta berjuang.
Menjunjung tinggi persaudaraan (al-ukhuwah), persatuan (al-ittihad) serta kasih mengasihi.
Meluhurkan kemuliaan moral (al-akhlaq al-karimah) dan menjunjung tinggi kejujuran (ash-shidqu) dalam berfikir, bersikap dan bertindak.
Menjunjung tinggi kesetiaan (loyalitas) kepada bangsa dan Negara.
Menjunjung tinggi nilai amal, kerja dan prestasi sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT.
Menjunjung tinggi ilmu-ilmu pengetahuan serta ahli-ahlinya.
Selalu siap untuk menyesuaikan diri dengan setiap perubahan yang membawa kemaslahatan bagi manusia.
Menjunjung tinggi kepeloporan dalam usaha mendorong memacu dan mempercepat perkembangan masyarakatnya.
Menjunjung tinggi kebersamaan ditengah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Beberapa Ikhtiyar
Sejak berdirinya Nahdlatul Ulama memilih beberapa bidang utama kegiatan sebagai ikhtiyar mewujudkan cita-cita dan tujuan berdirinya, baik tujuan yang bersifat keagamaan maupun kemasyarakatan. Ikhtiyar-ikhtiyar tersebut adalah:

Peningkatan silaturahim/komunikasi/relasi-relasi antar ulama (Dalam Statoeten Nahdlatoel Oelama 1926 disebutkan: mengadakan perhoeboengan diantara oelama-oelama jang bermadzhab).
Peningkatan kegiatan dibidang keilmuan / pengkajian / pendidikan. (Dalam Statoeten Nahdlatoel Oelama 1926 disebutkan: Memeriksa kitab-kitab sebeloemnya dipakai oentoek mengadjar, soepadja diketahoei apakah itoe daripada kitab-kitab assoennah wal djama’ah ataoe kirab-kitab ahli bid’ah; memperbanjak madrasah-madrasah jang berdasar agama Islam).
Peningkatan penyiaran Islam, membangun sarana-sarana peribadatan dan pelayanan social. (Dalam Statoeten Nahdlatoel Oelama 1926 disebutkan: Menjiarkan agama Islam dengan djalan apa sadja jang halal; memperhatikan hal-hal jang berhoeboengan dengan masdjid-masdjid, soeraoe-soeraoe dan pondok-pondok, begitoe djoega dengan hal ikhwalnya anak-anak jatim dan orang fakir miskin).
Peningkatan taraf dan kualitas hidup masyarakat melalui kegiatan yang terarah. (Dalam Statoeten Nahdlatoel Oelama 1926 disebutkan: Mendirikan badan-badan oentoek memajoekan oeroesan pertanian, perniagaan dan peroesahaan jang tiada dilarang oleh sjara’ agama Islam).
Kegiatan-kegiatan yang dipilih oleh Nahdlatul Ulama pada awal berdiri dan khidmahnya menunjukkan pandangan dasar yang peka terhadap pentingnya terus-menerus membangun hubungan dan komunikasi antar para ulama sebagai pemimpin masyarakat; serta adanya kepribadian atas nasib manusia yang terjerat oleh keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan.

Sejak semula Nahdlatul Ulama melihat masalah ini sebagai bidang garapan yang harus dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan nyata.Pilihan akan ikhtiyar yang dilakukan mendasari kegiatan Nahdlatul Ulama dari masa ke masa dengan tujuan untuk melakukan perbaikan, perubahan dan pembaharuan masyarakat, terutama dengan mendorong swadaya masyarakat sendiri.

Nahdlatul Ulama sejak semula meyakini bahwa persatuan dan kesatuan para ulama dan pengikutnya, masalah pendidikan, dakwah Islamiyah, kegiatan social serta perekonomian adalah masalah yang tidak bisa dipisahkan untuk mengubah masyarakat yang terbelakang, bodoh dan miskin menjadi masyarakat yang maju, sejahtera dan berakhlak mulia.

Pilihan kegiatan Nahdlatul Ulama tersebut sekaligus menumbuhkan sikap partisipatif kepada setiap usaha yang bertujuan membawa masyarakat kepada kehidupan yang maslahat. Sehingga setiap kegiatan Nahdlatul Ulama untuk kemaslahatan manusia dipandang sebagai perwujudan amal ibadah yang didasarkan pada faham keagamaan yang dianutnya.

Fungsi Organisasi dan Kepemimpinan Ulama
Dalam rangka kemaslahatan ikhtiyarnya, Nahdlatul Ulama membentuk organisasi yang mempunyai struktur tertentu dengan fungsi sebagai alat untuk melakukan koordinasi bagi terciptanya tujuan yang telah ditentukan, baik itu bersifat keagamaan maupun kemasyarakatan.

Karena pada dasarnya Nahdlatul Ulama adalah Jam’iyyah Diniyah yang membawa faham keagamaan, maka Ulama sebagai mata rantai pembawa faham Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah, selalu ditempatkan sebagai pengelola, pengendali, pengawas dan pembimbing utama jalannya organisasi. Sedang untuk melaksanakan kegiatannya, Nahdlatul Ulama menempatkan tenaga-tenaga yang sesuai dengan bidangnya guna menanganinya.

NU dan Kehidupan Bernegara
Sebagai organisasi kemasyarakatan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan bangsa Indonesia, Nahdlatul Ulama senantiasa menyatukan diri dengan perjuangan Nasional Bangsa Indonesia. Nahdlatul Ulama secara sadar mengambil posisi aktif dalam proses perjuangan mencapai dan memperjuangkan kemerdekaan, serta ikut aktif dalam penyusunan UUD 1945.

Keberadaan Nahdlatul Ulama yang senantiasa menyatukan diri dengan perjuangan bangsa, menempatkan Nahdlatul Ulama dan segenap warganya selalu aktif mengambil bagian dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT. Oleh karenanya, setiap warga Nahdlatul Ulama harus menjadi warga Negara yang senantiasa menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945.

Sebagai organisasi keagamaan, Nahdlatul Ulama merupakan bagian tak terpisahkan dari umat Islam Indonesia yang senantiasa berusaha memegang teguh prinsip persaudaraan (ukhuwwah), toleransi (at-tasamuh), kebersamaan dan hidup berdampingan baik dengan sesama warga Negara yang mempunyai keyakinan/agama lain untuk bersama-sama mewujudkan cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh dan dinamis.

Sebagai organisasi yang mempunyai fungsi pendidikan Nahdlatul Ulama berusaha secara sadar untuk menciptakan warga Negara yang menyadari akan hak dan kewajibannya terhadap bangsa dan Negara.

Nahdlatul Ulama sebagai jam’iyyah secara organisatoris tidak terikat dengan organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan manapun juga. Setiap warga Nahdlatul Ulama adalah warga Negara yang mempunyai hak-hak politik yang dilindungi oleh undang-undang.

Didalam hal warga Nahdlatul Ulama menggunakan hak-hak politiknya harus melakukan secara bertanggung jawab, sehingga dengan demikian dapat ditumbuhkan sikap hidup yang demokratis, konstitusional, taat hokum dan mampu mengembangkan mekanisme musyawarah, dan mufakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi bersama.

Khatimah
Khittah Nahdlatul Ulama merupakan landasan dan patokan dasar yang perwujudannya dengan izin Allah SWT, terutama tergantung kepada semangat pemimpin warga Nahdlatul Ulama. Jam’iyyah Nahdlatul Ulama hanya akan memperoleh dan mencapai cita-cita jika pemimpin dan warganya benar-benar meresapi dan mengenalkan Khittah Nahdlatul Ulama ini.

Ihdinashiraathal Mustaqim

Hasbunallah Wani’mal Wakil, Ni’mal Mauly Wani’man Nashir

SEJARAH INDONESIA

NU sejak zaman dahulu memang selalu fight dalam menjaga Islam yang rohmatan lil alamin
KPK Melawan DI/TII
NU dianggap pengkhianat Islam dan membantu Republik Indonesia Kafir. Menteri dari NU membentuk KPK untuk melawan DI/TII.

Idham Chalid, Ketua I PBNU, menjabat Wakil Perdana Menteri II merangkap Kepala Badan Keamanan, dalam resepsi perkenalan anggota Kabinet Ali Sastroamidjojo II yang diadakan Presiden dan Wakil Presiden di Istana Negara, 26 Mei 1956.
Foto: repro biografi Idham Chalid, "Tanggungjawab Politik NU dalam Sejarah."

Sepulang dari Bandung menuju Jakarta, Idham Chalid, Ketua I PBNU, menginap di Puncak. Tiba-tiba gerombolan DI/TII menembakinya dari arah perbukitan. Dia tiarap di kolong ranjang. Untungnya, segera datang bantuan tentara dari Cipanas. Kontak senjata berlangsung berjam-jam. Malam menjadi bising karena desingan peluru. Mereka lari menjelang subuh dengan menderita banyak korban jiwa dan luka-luka. Di pihak tentara juga ada yang terluka.

Pengalaman lain yang dialami Idham ketika naik kereta api menuju Jawa Timur. Dia ditembaki gerombolan DI/TII antara Gambir dan Pegangsaan. Beruntung peluru hanya mengenai ujung kopiah ajudannya, H. Djumaksum. “Sasaran tembakan pastilah saya, menteri yang mengurusi keamanan,” kata Idham dalam biografinya, Tanggungjawab Politik NU dalam Sejarah.

Dari 24 Maret 1956 hingga 9 April 1957, Idham menjabat Wakil Perdana Menteri merangkap Kepala Badan Keamanan. Salah satu perhatian utama Kabinet Ali Sastroamidjojo II itu adalah pemulihan keamanan dari DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, dan Sulawesi Selatan.

“Tugas saya yang paling berat adalah menghadapi gerombolan yang membawa dalil-dalil agama Islam, yaitu Darul Islam Kartosuwiryo di Jawa Barat, Ibnu Hadjar di Kalimantan Selatan, Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan, dan Tengku Daud Beureueh di Aceh,” kata Idham.

Menurut Idham, DI/TII merugikan Islam. Banyak umat Islam yang menjadi korban kekejaman mereka. Mungkin di Aceh tidak terjadi perbuatan seperti di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan di mana gerombolan DI/TII membakar madrasah dan masjid yang tidak sependapat dengan mereka.

“NU yang dianggap sebagai pengkhianat Islam karena keluar dari Masjumi juga dianggap musuh utama DI/TII. Mereka menganggap NU membantu Republik Indonesia Kafir (RIK). Apalagi salah seorang ketuanya menjadi wakil perdana menteri yang memegang urusan keamanan. Beberapa orang pimpinan cabang NU di Jawa Barat dibakar rumahnya oleh DI/TII, bahkan ada yang ditembak mati. Suatu rapat NU pernah diserang mereka,” kata Idham.

Sejarawan Cornelis van Dijk mengungkapkan bahwa pada Juli 1953 DI/TII melancarkan aksi serentak. Komandan DI/TII di Ciamis Selatan, Uchjan Effendi, memerintahkan pasukannya meningkatkan aksi untuk mengacaukan musuh. Mereka melakukan tindakan apa pun untuk membuat kekacauan.

“Angkatan Kepolisian Negara Islam, misalnya, ditugaskan untuk menghukum warga yang tidak sepakat dengan Darul Islam. Uchjan juga memberikan perintah kepada masing-masing satuan Angkatan Kepolisian yang beroperasi pada tingkat kecamatan. Mereka ditugaskan untuk membunuh paling sedikit satu orang warga dan membakar paling sedikit lima bangunan yang didirikan pemerintah Republik dalam waktu dua minggu. Ancamannya, bila ada anggota yang gagal melakukan aksi ini akan dituntut secara hukum,” tulis Van Dijk dalam Darul Islam: Sebuah Pemberontakan.

Dalam menghadapi DI/TII, Idham melibatkan para kiai. Dia membentuk KPK (Kiai-Kiai Pembantu Keamanan) yang diketuai KH Muslich dari Jakarta. Anggotanya ditunjuk satu orang dari masing-masing wilayah di mana terdapat DI/TII. Khusus untuk Jawa Barat sebagai daerah yang paling luas dikuasai DI/TII, KPK menunjuk dua orang wakil yaitu KH Dimyati (Ciparai) dan Moh. Marsid.

Anggota KPK lainnya antara lain KH Baidowi Tafsir (Jakarta), KH Malik (Jawa Tengah), KH As’ad Syamsul Arifin (Jawa Timur), KH Ahmad Sanusi (Kalimantan), KH Zahri (Lampung), KH Jusuf Umar (Sumatra Selatan), KH Kahar Ma’ruf (Sumatra Tengah), Tengku Mohammad Ali Panglima Pulen (Aceh dan Sumatra Utara), dan KH Abdullah Joesoef (Sulawesi).

“Mereka dengan sungguh-sungguh melaksanakan panggilan kewajibannya sebagai seorang Islam dan warga negara untuk berbicara dengan rakyat tentang kesadaran mematuhi ajaran agama dan hidup bernegara,” kata Idham.

Mereka menghubungi para kiai di daerah masing-masing untuk menyampaikan kesadaran itu karena gangguan keamanan yang berlarut-larut merugikan negara dan rakyat. Mereka melakukan kegiatannya melalui pengajian atau kegiatan lainnya.

Panglima-panglima militer di daerah gembira dengan adanya KPK. Dalam setiap peninjauan maupun operasi militer mereka selalu mengikutsertakan KPK. Di daerah yang berhasil dikuasai, sang kiai memberikan ceramah kepada rakyat. Mereka juga memberikan penyadaran kepada anggota gerombolan DI/TII yang menyerah.

“Mereka sama sekali tidak diganjar dengan nilai penghasilan tertentu, tetapi hanya mendapat sekadar uang jalan dan uang saku,” kata Idham. “Jasa kiai-kiai pembantu keamanan tidak bisa saya lupakan.”

Senin, 10 Juli 2017

*Toha Putra dan Kontribusinya Terhadap HTI*

*Toha Putra dan Kontribusinya Terhadap HTI*

Harakatuna.com, Semarang — Tidak pernah terpikir dan masuk akal kalau ternyata Hasan Toha Putra, pemilik penerbit dan toko buku keislaman “Toha Putra” ikut serta terlibat dalam pendanaan kegiatan-kegiatan yang diadakan para aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), organisasi politik yang hendak mengganti dasar Negara Indonesia menjadi khilafah.

Selama ini Toha Putra dikenal sebagai penerbit buku-buku pesantren (kitab kuning) dan al-Quran dengan pasar yang sangat jelas, yaitu santri dan kiai pondok pesantren serta warga Nahdlatul Ulama secara umum. Namun uang yang dihasilkannya justru banyak didonasikan untuk kegiatan-kegiatan yang justru hendak menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa ini.

Kiai, santri dan warga NU yang menjadi konsumen tetap Toha Putra kini sedang berusaha dengan susah payah untuk mempertahankan NKRI, namun Toha Putra justru mengkhianati kepercayaan masyarakat dengan melakukan pembelaan dan dukungannya terhadap organisasi yang sudah dilarang pemerintah.

Bagi kiai dan santri, Toha Putra adalah penerbit dan toko buku yang patut diapresiasi karena telah ikut serta menjaga khazanah keislaman melalui penerbitan buku-buku karya para ulama Islam Timur Tengah maupun Nusantara, namun kini setelah masyarakat tahu keterlibatan Toha Putra dalam organisasi transnasional itu, kiai, santri dan warga NU secara umum akan berpikir ulang. Haruskah mengapresiasi penerbit yang mengkapitalisasi NU dan Pesantren, sementara uang yang dihasilkannya justru untuk mengadakan kegiatan-kegiatan terlarang dan merusak citra Islam?

Berikut data keterlibatan Hasan Toha Putra, pemilik penerbit dan toko buku Toha Putra dalam kegaiatan HTI di Kota Semarang:

1. Tahun 2015 Hasan Toha Putra selain sebagai donatur acara “Pawai Akbar Untuk Tegaknya Khilafah Islamiyah” yang diselenggarakan HTI, juga sebagai penanggung jawab atas terselenggaranya acara tersebut.

2. Pada bulan Februari 2017 menjadi donatur dan penggerak penolakan pengajian kebangsaan dalam acara Cap Go Meh yang akan dihadiri Habib Luthfi bin Yahya dan KH Musthofa Bisri (Gus Mus) di tempat parkir Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

3. Pada bulan April 2017 memfasilitasi kegiatan “Masirah HTI untuk Pengenalan Bendera dan Panji Rasulullah” di Kota Semarang.

4. Menjadi donatur aksi 212 dan membentuk Yayasan Umat Islam Bersatu yang mewadahi alumni 212 dan para aktivis HTI di Jawa Tengah.

5. Banyak merekrut para pengurus HTI Jawa Tengah untuk menjadi pengajar di Yayasan Hidayatullah yang dipimpinnya.

Selain menjadi ketua di beberapa yayasan yang diisi para pengurus dan aktivis HTI Jawa Tengah, Hasan Toha Putra juga menjadi Ketua Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung yang menaungi kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Kini ia sedang berusaha menyebarkan HTI di kampusnya dengan mengundang berbagai aktivis HTI seperti Felix Y Siauw.*)

dari=
http://www.harakatuna.com/toha-putra-dan-kontribusinya-terhadap-hti.html

DUA MURID KIAI HASYIM YG MASIH HIDUP

DUA MURID KIAI HASYIM YG MASIH HIDUP

Adalah Kiai Rusmani, murid Hadratusy Syekh yang masih hidup. Kini berusia 100 tahun lebih dan tinggal di Wonogiri (Dukuh Miri, desa Kedawung, kecamatan Kismantoro). Mendadak raut wajahnya bersedih dan tak kuasa menahan tangis saat disodorkan kepadanya gambar kiai Hasyim Asy'ari. "Mengapa menangis, mbah ?", selidik sahabat Mun'im DZ ingin tahu. "Kulo mboten saget nerasaken perjuanganipun hadratusy syekh", jawabnya menunduk.

Lain lagi, memori yang membekap murid kiai Hasyim yang juga masih hidup. KH Amin Badjuri, kini berusia 96 tahun dan tinggal di Purworejo (Desa Bruno, kecamatan Bruno. Populer dengan nama mbah Abdurrahman. Di daerah itu jika bertanya tentang beliau, sudah sangat kondang). Pesan hadratusy syekh yang masih diingat betul, "Kowe suk luruo duit nggo agomo. Ojo agomo nggo luru duit" (perhatikan ijazahnya yang masih utuh).

Santri LH Beji
Cah Angon

WASPADAI PENGGEMBOSAN SEKOLAH LP MA'ARIF NU:

WASPADAI PENGGEMBOSAN SEKOLAH LP MA'ARIF NU:

Kepada:
1) Pengurus LP Ma'arif NU Wilayah;
2) Pengurus LP Ma'arif NU Cabang;
3) Satpen LP Ma'arif NU;
Seluruh Indonesia

Ass. Ada informasi A1, Mendikbud akan road show ke sekolah2 LP Ma'arif NU sosialisasi five days school (FDS). Jelas ini upaya penggembosan terhadap penolakan FDS oleh LP Ma'arif NU dan upaya memecah belah LP Ma'arif NU. Sehubungan dengan hal tersebut maka diinstruksikan kepada LP Ma'arif NU Wilayah dan Cabang serta satpen untuk:
1) menolak kehadiran Mendikbud ke satpen LP Ma'arif NU;
2) apabila poin 1 tidak dapat dilakukan, maka saat kehadiran Mendilbud ke satpen dibacakan dan penyerahan tertulis pernyataan penolakan terhadap FDS, setelah Mendikbud memberi sambutan/pengarahan;
3) LP Ma'arif NU Wilayah dan Cabang serta satpen untuk tetap dalam satu barisan menolak FDS, karenanya agar senantiasa berkoordinasi dengan pengurus LP Ma'arif NU di atasnya.
Demikian instruksi LP Ma'arif NU untuk dilaksanakan.

Wassalam
Z. Arifin Junaidi/Ketua LP Ma'arif NU Pusat

Tembusan:
1. PBNU;
2. Banom & Lembaga di lingkungan NU

*AYO NJAGONG NAHWU* *"Syarat2 Poligami"*

*AYO NJAGONG NAHWU*

*"Syarat2 Poligami"*

ﺷﺮﻁ ﺍﻟﻤﺜﻨﻰ ﺍﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻌﺮﺑﺎ #
ﻭﻣﻔﺮﺩﺍ ﻣﻨﻜﺮﺍ ﻣﺎ ﺭﻛﺒﺎ
ﻣﻮﺍﻓﻘﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻔﻆ ﻭ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ ﻟﻪ #
ﻣﻤﺎﺛﻼ لم ﻳﻐﻨﻲ ﻋﻨﻪ ﻏﻴﺮﻩ

*Syarat- Syarat wayuh iku ono pitu*

Yoiku Wong lanang kudu :.....������

1. *-MU'ROB :-*

Wong lanang sing wayuh kudu isoh ngerti wayah rafa', nashab, jar, jazm neng akhir kalimate saat tuntutan 'amile bedo.

Kudu ngerti wayah neng nggone mbok tuwo, lan kapan nggone mbok enom.

2. *-MUFROD :-*

Wong lanang kudu mudeng status wedokan singgel, ojo pisan-pisan nggondol sing isih dadi bojone wong liyo.

3. *-NAKIROH : -*

wong lanang kudu ngerti wedokan sing isih jomblo and available, ojo dipekso naliko isih neng lamarane wong liyo,  nek pengen wayuh rondo kudu ngerti kapan rampung 'iddahe...

4. *-MA RUKKIBA...-*

Maa rukkiba ai... Wong lanang kudu siap dobel finansial utowo makna liyo 'ma rukiba' artine wis duwe barang sing ditunggangi semisal Xenia utowo Avanza.

5. *-MUWAFIQON FILLAFDZI WALMA'NA LAHU :-*

Wong lanang secara lesan lan ma'nane kudu wis sepakat. Nek arep wayuh yo.. nggolek sing ayu sekabehane soale tanggung jawab lair batin leh..., rugi nek ra entuk sing luwih ayu tinimbang mbok tuwone..

6. *-LAHU MUMATSILUN-*

Wong lanang kudu egaliter, ojo rumongso linuwih..., nek nduwe keluwihan ndang diwenehne bojo-bojone.. nek isih rumongao nduwe keluwihan yo nggolek bojo meneh.

7. *-LA YUGHNI 'ANHU GHOIRUHU-*

Wong lanang kudu iso nyukupi kebutuhan sekabehane, baik kebutuhan materi utowo biologise... ben wong wedok puas... ora mikir barange wong liyo..

*-ora usah serius-serius nek moco....ben ra kepingin-*

SUDAHKAH DIPELUK SUAMIMU HARI INI ???

Yg belum, sgera minta skarang ya ...

"Ingin istrimu awet muda ?"
Ayo baca ini sebentar aja.

Suatu pagi, tiga orang perempuan, Dewi, Nia dan Dina, tengah berbincang di ruang imajiner saya.

Dewi : “Wah, kamu tampak awet muda dan ceria, Nia. Apa rahasianya ?”

Nia : “Biasa sih. Aku rajin ke salon kecantikan dan melakukan perawatan tubuh di sana. Itu sebabnya aku selalu tampak awet muda.”

Dewi : “Kalau kamu. Dina ? Apa rahasia kamu selalu tampak awet muda ?”

Dina : “Gampang kok. Tiap hari aku dipeluk suamiku 12 kali. Ini yang membuatku awet muda.”

Ya. Ada Banyak Cara Awet Muda.
Sejak dari yang membayar mahal sampai yang murah.

Pelukan suami kepada isteri, dan sebaliknya, tidak bisa digantikan oleh apapun dan oleh siapapun. Benar-benar spesial, dan tak tergantikan oleh kecanggihan teknologi.

Dan hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang sah.
Saling memeluk menimbulkan perasaan nyaman, karena yang memeluk adalah pasangan yang sah.

Bagaimana Pelukan Mampu Membuat Awet Muda ?

Saat berpelukan, tubuh melepaskan hormon Oxytocin yg berkaitan dengan rasa damai dan cinta. Hormon ini
membuat jantung dan pikiran menjadi tenang dan sehat.

Itulah sebabnya, pelukan diyakini dapat menambah angka harapan hidup pasangan anda.
Satu pelukan, bisa meningkatkan angka harapan hidup satu hari bagi pasangan anda.

Setiap kali anda memeluk pasangan dengan penuh
ketulusan dan kasih sayang, bertambahlah angka harapan hidupnya, karena bertambah rasa bahagia dan kesehatan jiwanya. Penambahan angka harapan hidup ini akan tampak pada penampilannya yang awet muda.

Semakin sering dipeluk, semakin tambah awet muda.
Jadi kalau ada istri yang tampak lelah dan tampak cepat tua, lebih tua dari usia sebenarnya, mungkin karena jarang dipeluk suaminya.

Jika suami jarang memeluk istri, suasana jiwa istri menjadi ‘lapar perasaan’.
Ada tuntutan jiwa yang ingin dipeluk, dibelai dan dielus, namun tidak terpenuhi. Tidak ada hormon oxytocin yang diproduksi dalam tubuh istri sehingga merasa kurang perhatian dan kurang bahagia.

Para Suami Sering Seringlah Memeluk Istrimu.
Pelukan itu bukan saja gratis, namun juga berpahala dan sangat menyenangkan hati istri.
Itulah yang membuat istri awet muda secara Gratis ....

Lakukan mulai sekarang ......segera....pada istri yg sah anda.

PROPAGANDA KAUM RADIKALIS

Propaganda 1:
Orang syiah diklaim bukan islam
Orang NU diklaim sebagai syiah
Orang wahabi mengaku sebagai sunni

Jika propaganda ini berhasil, orang tidak percaya lagi kpd NU, Dan berarti orang islam di indonesia hanya tinggal 1000an yakni hanya orang wahabi, yang lain itu syiah dan bukan islam.

Propaganda 2:
PKI sudah dibubarkan
Pemerintah diklaim sebagai PKI dan kebangkitan Komunis
Radikalis berlagak memerangi PKI

Jika propaganda ini berhasil, maka kaum radikalis punya alasan membubarkan pemerintahan dan leluasa mengusai negara dengan bantuan tangan orang orang awam.

Propaganda 3:
Negara ini adalah negara thagut
Negara memerangi umat islam
Pancasila dan garuda adalah berhala
Umat islam jangan menyembah berhala

Jika propaganda ini berhasil, yang mahasiswa-pun bisa jadi khilafis dan radikalis, yang awam bisa jadi bomber, yang setengah pinter bisa jadi agen hoax dan fitnah.

Lalu apa yang diharapkan?
Tujuannya adalah agar negara kacau, jika kacau mereka mulai memerankan aksinya lalu masuk seperti ISIS mengebom apa saja yang dianggap kafir, musyrik dan yang dianggap musuh mereka, untuk, mengejar ilusi mereka 'khilafah'.

Lalu Siapa yang rawan jadi korban propaganda diatas:
1. Orang awam yang belajar agama lewat medsos lalu salah memilih situs dakwah.
2. Mahasiswa negeri yang awam masalah agama, lalu terjebak dalam daurahan kaum khilafis dan radikalis.
3. Ustadz yang baru pegang gadget, lalu masuk ke grup grup dakwah (grup radikal)
4. Artis yang ingin mendadak tampil agamis, agar mendadak dipanggil ustadz dan ustadzah
5. Dokter yang awam namun baru semangat belajar agama di masa dewasa, ia masuk ke situs situs dakwah namun salah memilih situs.
6. Wanita dewasa yang baru semangat belajar agama.
7. Jamaah masjid perkotaan yang pengurusnya jarang dari kampung tersebut
8. Para barisan sakit hati (bisa sakit hati ke negara atau ormas NU)
9. Anak anak yang di asramakan dipondok berhaluan wahabi biasanya asrama tahfidz via ajaran wahabi
10. Kaum yang biasa bawa pentung juga rawan terkena jebakan virus propaganda ini, sebab dalam otaknya sudah ada bibit radikalis.

RESEP KAYA

Dulu, pas awal awal nikah pernah suatu ketika saya iseng bertanya kepada istri begini "Apa yang membuatmu bahagia?". Lalu dia jawab "Saya ingin perhiasan yang ku lihat di toko emas kemarin". Mendengar jawabannya langsung dahi ini mengkerut plus dada ini deg degan. Bagaimana tidak, saat itu memang keuangan masih belum baik, eh si dia malah minta beli perhiasan yang harganya lumayan bikin nggreges badan.. Wakakaka..

Namun, benak ini berkata "ah, kenapa saya tidak membelikannya saja? Bukankah dalam akad nikah lalu saya berjanji untuk membahagiakan dia?. Sebenarnya sih uang ada untuk beli itu, tapi kalo sampai kebeli itu barang, nanti biaya hidup gimana? Untuk kebutuhan yang lainnya gimana?". Terjadilah konflik batin..!

"Ah bodo amat lah.. Sekarang ya sekarang, besok ya besok.! ".

Dan keesokan harinya, saya ngomong ke istri "Yuk kita ke toko emas". Istri saya jawab "Mau ngapain?"  Saya bilang lagi "Loh, katanya pengen emas yang itu? Ayo sekarang kita beli". Dia jawab "Serius nih?"

Singkat cerita berangkatlah kita ke toko emas. Dan membelikannya perhiasan yang sudah jadi incarannya itu, padahal harganya menguras isi dompet.. Hahahaha..

Melihat raut wajahnya yang senyam senyum sendiri ketika menggunakannya lalu tiba-tiba dia berkata "Emang uangnya masih ada buat besok- besok?.   "Ah Tenang aja".  Begitu jawabku dengan pede.

Keesokan harinya, pagi-pagi sehabis sarapan ada telpon masuk, ku angkat lalu di suara telpon bunyinya begini "Selamat pagi pak Arya, kita deal tanggal sekian ya fix untuk 70 orang". Saya masih agak sedikit plonga - plong dan bingung, ternyata yang telfon itu adalah salah seorang menejer perusahaan yang dulu sempet pernah meminta saya untuk mengisi training karyawannya. Sebelumnya sih saya memang pernah dihubungi orang tersebut untuk meminta mengisi training korporat, tapi itu belum pernah deal.  Lha kok tau tau ini ditelfon malah deal, aneh..!  Lalu si menejer bilang "Pak, nanti saya transfer Dp nya ya? ".  Beberapa saat kemudian dia konfirmasi bahwa beliau sudah transfer. Saya cek, waoww nominalnya gede banget. Asli kaget saya.. Dp nya saja segitu, lah terus di bayar berapa gue..?? Ini diluar dugaan karena Dp nya saja melebihi tarif yang biasa saya tetapkan.. Alhamdulillah.. Diterima saja.. Hahahaha..

Setelah beres semua pekerjaan saya di beri sebuah amplop. "Ini pak Arya sisanya, terimakasih atas training yang bapak berikan, luar biasa kita puas. Insya Allah nanti kita tetap bisa bekerja sama" begitu kata sang menejer sambil menyerahkan sebuah amplop. Tadinya gak sempat saya cek karena capek banget dan langsung pulang. Dan sesampainya di rumah saya buka itu amplop. Waoww.. Saya kaget untuk yang kedua kalinya. Ini gede banget, saya dibayar dengan fee yang sangat gede, 10x lipat dari harga perhiasan yang tadi.. Hahahaha..

Skip.. Skip.. Skip.. (biar gak kepanjangan ceritanya.. Hehehe)

Setelah kejadian itu, saya mikir kok bisa terjadi seperti itu ya?? Namun terjawab sudah.. Dan saya makin 'ngeh' ternyata membahagiakan pasangan itu melipatgandakan rejeki. Dan entah mengapa sejak saat itu pula saya sering royal dengan istri dan keluarga terdekat.  Apapun yang mereka mau saya upayakan. Untuk apa?  Tidak ada kata lain selain untuk membahagiakan mereka. Yang bikin emejing itu, bukannya uang habis tapi uang makin nambah, nambah dan terus nambaaaah.. Dan ini selalu terbukti.!

Tapi sayangnya, hal ini gak banyak orang yang percaya. Dikiranya ini cuma cerita motivasi biasa.. Hahahaha.. Justru betapa banyak saya melihat seorang suami terlalu perhitungan dengan istrinya, apalagi dengan keluarga sekitarnya. Maaf, bukannya menyindir para suami lho ya.. ini fakta... (Fakta yang amat pahit di terima.. Hehehe). Yang lebih aneh,ada sebuah fenomena dimana saat ini banyak orang yang hobinya sedekah gila gilaan hingga kemana-mana, tapi keluarga dekatnya di cuekin,bapak ibunya gak di nafkahin, mertuanya gak di santunin, adek adeknya, dan saudara lainnya di cuekin. Giliran kalo orangtuanya sakit sakitan dan mau mati baru di deketin (biar kebagian warisan). Wakakaka..

Dan yang paling parah itu orang yang sedekah diluar banyak, tapi untuk istrinya sendiri ampun pelitnya setengah modyar. Untuk sekedar ngasih uang buat beli bedak & lipstik untuk istrinya saja masih mikir. Gitu katanya istrinya sudah tidak cantik lagi, lha wong uang perawatan saja gak dikasih kok di suruh cantik gimana cobak? Dasar pekok... wakakaka..

Makanya, kalo ada yang tanya ke saya "Pak, gimana caranya supaya banyak rejekinya?".  Paling paling saya tanya balik gini :
"istrinya udah bahagia belom?"
"Anaknya udah bahagia  belom?"
"Orangtuanya/mertuanya/ dan atau keluarga dekatnya udah bahagia belum?"

Padahal kalo mau mengupayakan kebahagiaan untuk mereka semampunya saja, itu sudah bisa membuat rejeki datang bertubi-tubi,bahkan berlipat lipat.

Jadi, siapa saja yang mau melipatgandakan rejekinya, gak usah lah anda repot repot nyari dukun minta ajimat, omong kosong itu..! Karena sesungguhnya anda punya ajimat yang ampuh. Ajimat itu adalah pasangan anda, orangtua anda  dan keluarga dekat anda. Beri mereka perhatian dan bahagiakan mereka semampunya. Dan ingat , ini bukanlah teori motivasi yang sekedar basa basi. Ini adalah hukum alam alias sunatullah. Kecuali kalo anda gak percaya adanya Tuhan.

MUHASSABAH DIRI DI HARI FITRI ( Sayangilah Ibu dan Bapakmu )


WALI TANPA NAMA DAN TANPA GELAR

Suatu hari aku bertemu dengan orang gila ( Al-majnuni Murokab )tak jauh dari makam seorang wali, ia ngoceh ga jelas seperti sedang bicara dengan seseorang, dia berbicara seperti ini:

" Andaikan mereka tahu bahwa ada wali "tanpa nama tanpa gelar" yang memiliki kemampuan seperti Wali Quthb niscaya mereka akan datang berbondong-bondong mencium tangan wali tanpa nama tanpa gelar tersebut minta di do'akan hajatnya, jika Wali tanpa nama tanpa gelar itu telah wafat niscaya mereka akan berlama-lama dipekuburannya berdzikir, berdo'a dan bermuhasabah diri meminta ampun kepada ALLOH MAHA PENGAMPUN atas dosa-dosa mereka selama ini. Andaikan mereka tahu jika mereka sami'na wa athona kepada wali tanpa nama tanpa gelar niscaya ALLOHU SWT akan angkat derajatnya, Namun sayang sekali karena wali tersebut tanpa nama dan tanpa gelar kewalian maka ia seringkali dilupakan dan diabaikan setiap orang".

Aku yang dengar ocehannya kaget dan bergumam "hahhh??? ada wali tanpa nama tanpa gelar yang kemampuannya seperti Wali Quthb? Siapakah wali tersebut?"

Dengan sedikit rasa takut-takut aku dekati dia karena penasaran ingin tahu siapa sebenarnya wali tanpa nama tanpa gelar tersebut?

lalu terjadi dialog:

Aku : maaf mbah tadi saya dengar mbah ada mengoceh panjang lebar dan berbicara tentang wali tanpa nama tanpa gelar, siapakah sebenarnya wali tersebut mbah? mengapa sedemikian hebatnya wali tanpa nama tanpa gelar tersebut hingga kemampuan dan derajatnya hampir menyamai Wali Quthb?

Orang gila tersebut menoleh kearahku dan matanya sedikit melotot lalu berkata :

" Sampeyan siapa? kamu nguping omonganku yach? Apa pentingnya kamu perlu merasa tahu tentang wali tanpa nama?"

Ucapnya dengan nada agak tinggi, Mendengar ucapan suaranya yang agak bernada tinggi terkesan kasar membuat aku sedikit takut dan gentar, lalu berkata :

" Maaf mbah, bukan maksud saya menyinggung mbah, nama saya Bolank saya seorang muhibbun pecinta para wali-wali ALLOHU, kadang-kadang saya dan teman-teman seperti M Darjo Huda, Naja Suluk, Ahmad Nawan Nyel berziarah ke makam para wali, saya penasaran dan tertarik dengan wali tanpa nama tanpa gelar yang mbah sebutkan, kalau boleh tahu siapakah wali tersebut mbah?"

Orang gila itu tertawa terbahak-bahak dan berkata: "HA HA HA HA HA HAA ..... dasar bocah goblog, namanya juga wali tanpa nama tanpa gelar, tentu saja aku tidak tahu nama wali tersebut dan apa gelar kewaliannya, kamu ini tampang keliatan pintar tapi ternyata goblog yach, HA HA HA HA HA"

JLEEB, terasa menusuk sekali perkataannya dia menyebut aku anak bodoh dan goblog, wajahku merah padam menahan sedikit emosi, sepertinya aku salah sangka kukira orang gila tersebut orang yang bisa diajak dialog, tapi nyatanya dia sebut aku bocah goblog, yach aku memang goblog namanya juga wali tanpa nama tanpa gelar jadi siapa yang tahu nama wali tersebut? siapa yang tahu gelar wali tersebut sedangkan wali tersebut tanpa gelar?, ach sudahlah sebaiknya kutinggalkan saja dia, aku pun mulai membalikkan badan dan membuang muka dengan wajah masam hendak meninggalkan orang gila tersebut,

" Hai fikri mau kemana sampeyan, sampeyan ini bagaimana sudah datang tidak mengucapkan salam, malah pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam, baru diejek begitu saja sudah bermuka masam, apakah mursyidmu yang seorang wali qutb tidak mengajarkanmu untuk mengucapkan salam saat datang dan pergi? apakah mursyidmu yang seorang wali tidak mengajarkanmu untuk bisa bersabar menahan celaan dan hinaan?"

langkahku terhenti, astaghfirullooh .... betul sekali, aku tadi lupa mengucapkan salam sebelum memulai obrolan dan aku juga pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam, dan tak kusangka dia menyebut mursyidku seorang Wali Quthb, sepertinya dia mengenal mursyidku

kemudian aku kembali menghampirinya dan berkata " Assalammu' alaikum wr. wb. mbah, mohon maaf mbah atas kelancangan saya karena datang dan pergi tanpa mengucapkan salam, sekali lagi saya mohon maaf" (sambil mencoba meraih tangannya untuk menyalami dan mencium tangannya), orang gila itu menepis tanganku seraya berkata "wiss sudah , cukup bilang minta maaf dan tak perlu cium tangan segala"

Aku jadi salah tingkah, tiba-tiba suasana hening sejenak beberapa menit, aku diam dan diapun diam suasana serasa seperti di kuburan

" Ngapain kamu masih disini?"

annnnccur ... mukaku rasanya merah padam, merasa salah tingkah dan bodoh dihadapan orang gila tersebut, dengan rasa sedikit menahan malu aku tetap memberanikan diri untuk bertanya :

" Maksud saya adalah ingin tahu siapa sebenarnya wali tanpa nama tanpa gelar yang mbah katakan saat saya mencuri dengar"

orang gila bertanya " Kamu ini ga pinter pinter juga, sudah berapa lama kamu belajar tassawwuf/spritual?"

Aku menjawab "sudah sekitar hampir 7 tahun, mbah" lalu orang gila itu berkata sambil menepuk pahanya :

" Sudah 7 tahun masa kamu ora mudeng dan tidak tahu wali tanpa nama dan tanpa gelar, memangnya gurumu tidak mengasih tahu?"

Aku menjawab "saya sering membaca dan mendengar suhbah dari guru saya mbah, tapi saya belum tahu dan belum pernah dengar ada wali tanpa nama dan tanpa gelar, dan guru sayapun tidak pernah menyebutkan siapa wali tersebut?"

orang gila itu tertawa terkekeh-kekeh lalu berkata " Sebenarnya gurumu ada menyebutkannya bahkan berulang-ulang kali menyebutkannya hanya saja kamu aja yang ga faham-faham dengan maksud gurumu, lagi pula sebutannya wali tanpa nama dan tanpa gelar jelas gurumu tidak tahu nama wali tersebut dan tidak tahu gelar wali tersebut tapi kamu sendiri tahu siapa wali tersebut, bahkan wali tersebut begitu dekat denganmu"

Aku bergumam dalam hati "apaaa??
Aku mengenal wali tersebut? siapa dia?

orang gila itu tertawa terkekeh-kekeh "he .. he ... he ... wali tanpa nama dan tanpa gelar itu adalah orangtuamu sendiri, nah sekarang aku tanya kamu memangnya aku kenal siapa nama orangtuamu dan gelar orangtuamu? yach aku mana tahu"

aku jadi tambah bingung lalu semakin bertanya-tanya

" Orangtuaku? maksud mbah orangtuaku adalah wali tanpa nama dan tanpa gelar? mengapa bisa begitu mbah?"

orang gila itu mulai menatap mataku dengan tajam, lalu bangkit dari duduknya lalu berkata :

" Apakah kau tidak tahu tentang Uwaisy al Qorni, salah satu sahabat yang tidak pernah bertemu NABI secara fisik dan juga seorang wali? apa yang menyebabkan dia memiliki derajat yang begitu agung hingga namanya terkenal di langit walau dibumi tak ada seorangpun mengenalnya? kau tahu??!!

" Sahabat Uwaisy al Qorni berkata bahwa ibunya pernah berkata dan mendo'akannya "anakku Uwaisy aku tahu hatimu begitu sangat mencintai dan menginginkan dapat bertemu NABI MUHAMMAD SAW, namun kini kau datang padaku dengan wajah dirundung sedih karena tak berhasil menemui ROSULULLOH SAW dan kau memilih segera pulang karena memikirkan dan mengkhawatirkan aku ibumu ini nak , dan aku ridho padamu, YA ALLOHU kau MAHA TAHU, saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah ridho pada anakku, maka terimalah ridho ku ya ALLOHU dan ridhoilah anakku Uwaisy",

Dan apa kau tidak kau tahu bahwa SHULTONUL AWLIYA SYEIKH ABDUL QODIR JAILANI , dimasa kecilnya ketika dirampok malah berkata jujur tentang kantung emas yang ia bawa, perampok itu heran mengapa ia malah jujur mengatakan kantung emas yang dibawanya padahal setiap orang yang mereka rampok selalu berbohong tentang bawaannya dan berusaha menyembunyikannya dari mereka, lalu kau tahu apa kata SYEIKH ABDUL QODIR JAILANI? beliau berkata "ketika aku hendak bepergian menuntut ilmu ibuku berpesan "anakku .. bila engkau bertemu dengan siapapun maka jujurlah jangan berbohong, sungguh ibu lebih ridho bila engkau jujur sekalipun engkau harus kehilangan harta dan perbekalanmu daripada kau harus kehilangan kejujuranmu"……

" Lihatlah ibumu, berapa lama dia menanggung dirimu dalam perutnya? apakah kau sanggup menahan perih dan pedih seperti dirinya hanya untuk menginginkan kau lahir di dunia hingga bertaruh nyawa agar kau terlahir sehat dan selamat??  apakah kau pernah memikirkan hal ini ??

Itu kekuatan ALLOHU SWT yang dianugerahkan kepada ibumu melalui RAHMAN dan RAHIM NYA , ini adalah sumber kekuatan para AWLIYA"

Aku diam seribu bahasa rasa hati ini ingin menangis sejadi-jadinya, aku serasa dihakimi dalam hari perhitungan ...

Lalu orang gila itu berkata lagi " KAU BANGGA DAN TAKJUB DENGAN KAROMAH PARA WALI TAPI, PERNAHKAH KAU BANGGAKAN DAN TAKJUB DENGAN KAROMAH IBUMU YANG ALLOHU SWT anugerahkan kepadamu?

PERNAHKAH KAU BANGGA DAN TAKJUB DENGAN KAROMAH IBU YANG MENGAJARKAN BERKATA-KATA KETIKA KAMU MASIH BAYI ??

tidurnya sedikit karena kau selalu nangis dan rewel sebagaimana para AWLIYA yang tidurnya sedikit karena memikirkan ummat NABI MUHAMMAD SAW yang banyak berkeluh kesah..

Apakah kau tak tahu kalau itu adalah bukti karomah ibumu?, tidakkah kau pernah mendengar kalimat ini

" Ridho orangtua adalah ridho nya ALLOHU, para awliya mereka menjadi Wali Quthb dikarenakan ridho dari orangtua mereka, tidakkah kau sadar bahwa do'a dan harapan kedua orangtuamu hampir setara dengan Wali Quthb?"

Astaghfirullooh ... ampuuunnn .... mendengar celotehan orang gila tersebut seakan petir menyambar seluruh tubuhku, badanku rasanya hancur binasa ... ingin sekali aku rasanya menangis sekuat-kuatnya ...

Orang gila itu berdiri lalu berkata sambil menunjuk kearahku ;

" Lihat dirimu, kelak kau akan jadi seorang BAPAK, apakah kau tahu karomah bapakmu selama ini? lihat tangannya, lihat punggungnya lihat kulitnya, setiap hari ia membanting tulang agar kau tetap bisa makan, tetap bisa tertawa, tetap tersenyum, bekerja siang dan malam hanya untuk mengabulkan segala macam pinta dan rengekmu, ketika kau kecil dirimu melakukan kesalahan dialah orang yang paling depan membelamu, ketika kau dalam bahaya dia rela menghadapi bahaya itu untuk menyelamatkanmu, dia tanggung bebanmu dan ibumu dipundaknya walau kian rapuh dia tetap berusaha menopang, tidakkah kau sadari bahwa bapakmu itu seorang MUJAHID FISABILILLAH ? yang setiap hari dia berjuang menafkahi kehidupanmu bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun, dia bapakmu adalah MUJAHIDIN kebanggaanmu"

Ya ROBB, aku seperti hancur lebur mendengar ocehan orang gila tersebut, bahkan ternyata selama ini aku yang gila bukan dia, aku melupakan siapa sesungguhnya orangtuaku sendiri, aku melupakan semua yang mereka beri padaku, bahkan aku sering takjub akan pesona dan karomah wali tapi aku tak pernah sadar dengan orangtuaku sendiri yang merupakan wali tanpa nama dan tanpa gelar kewalian, ...

Sesaat kemudian orang gila itu berlalu meninggalkanku tanpa sepatah katapun .... aku mengikuti dia dari belakang ingin tahu kemana dia pergi ... ternyata dia mendatangi 2 gundukan tanah, dan dia duduk disana .... mulutnya komat kamit seperti orang yang berdialog dan berbicara, namun karena dia menggunakan bahasa daerah yang tidak kumengerti aku tidak tahu apa yang dia ucapkan, lalu sesaat kemudian dia tertawa kebahak-bahak sambil senyam senyum dihadapan 2 gundukan tanah yang ternyata itu tanah kuburan, tapi aku tak tahu kuburan siapa itu namun aku berhusnudzon mungkin itu kuburan seorang wali besar, karena dari celoteh orang gila itu sepertinya dia tahu betul tentang wali jadi aku pikir itu kuburan seorang wali ....

Tiba-tiba setelah selesai dia tertawa, dia diam .... suasana menjadi hening .... kemudian kulihat dia mulai menangis meneteskan airmata dengan suara terisak-isak, tangisan begitu pilu sampai serasa menyayat hatiku untuk turut menangis ... aku tak tahu apa yang diucapkannya dalam logat daerah, sambil tangannya mengelus - elus kuburan itu, tangisan kian jadi bahkan meraung, aku sedih bercampur bingung karena tak mengerti dengan bahasa yang diucapkannya ... namun akhirnya aku mengerti mengapa dia meraung-raung menangis dikuburan yang kusangkakan seorang wali, ditengah isak tangisnya aku mendengar dia mengucapkan kalimat "mbok ... " , lalu pada kuburan yang sebelahnya dia berkata "mbah ... " , aku jadi ingin menangis sejadi-jadinya .... ternyata itu kuburan orangtuanya, ternyata itu kuburan seorang wali tanpa nama tanpa gelar ...

Kini aku baru faham mengapa orang-orang mulai menganggap gila, sebab dia sering tertawa, menangis meraung, dan bercakap - cakap sendiri di kuburan ... seandainya aku jadi dia mungkin aku akan sama dengannya menjadi gila karena ditinggal pergi oleh kedua orang paling yang disayangi ...
aku membalikkan badanku ... bergegas ingin pulang kerumah untuk menemui kedua orangtuaku yang masih hidup. Dan aku merasa beruntung masih memiliki wali tanpa nama tanpa gelar yang masih hidup ....

Sepanjang jalan aku berdoa: "robbighfirlii waliwaalidayya warhamhuma kamaa robbayaanii shogiroo.."

Posted by Ibnu Tiyar copas from facebook

Sabtu, 08 Juli 2017

RIZKI YANG TERGANTUNG


2. REZEKI DIGANTUNGKAN
“Tidaklah manusia mendapat apa-apa, kecuali apa
yang telah dikerjakannya.”
Rezeki adalah salah satu rahasia Allah swt. Ia tidak bisa dikalkulasi dengan nalar manusia. Acapkali ia bergerak di luar jangkauan nalar. Itulah yang disebut dengan rezeki tidak disangka-sangka. Allah swt. telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Setiap manusia yang terlahir ke dunia sudah dilengkapi dengan rezekinya masing-masing. Tugas manusia adalah menjemput jatah rezekinya. Untuk keperluan itu, Allah swt. telah menganugerahkan sejumlah potensi yang luar biasa kepada kita, di antaranya adalah akal dan anggota tubuh. Akal digunakan untuk berpikir tentang cara dan strategi menjemput rezeki, sedangkan anggota tubuh digunakan untuk melaksanakan gagasan tersebut.
Selayaknya kita tidak perlu cemas mengenai rezeki, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah memacu potensi kreativitas diri agar kita terampil dalam menjemput rezeki. Jika saat kali pertama lahir cukup dengan menangis, rezeki kita datang berupa ASI maka saat ini ketika kita telah dewasa tidak cukup hanya dengan menangis. Allah telah memberikan kemampuan, kesehatan, dan sarana pendukung lainnya bagi kita untuk menjemput rezeki.

Rezeki yang digantungkan adalah rezeki yang akan diberikan kalau kita bersikap atau melakukan sesuatu. Seperti berdagang, bekerja menjadi penjual, menjadi buruh, menjual jasa, dan lain-lain. Terserah pilihan kita masing-masing, kita akan memilih berbisnis atau bekerja di bidang apa. Dari bisnis yang kita jalankan pasti ada untung-ruginya, pekerjaan yang kita geluti juga pasti banyak tantangannya. Semua itu merupakan latihan dalam menempa kesabaran kita untuk menjemput rezeki yang digantungkan. Rezeki yang digantungkan ini, ditentukan oleh sejauh mana ikhtiar seseorang dalam meraihnya.
Seharusnya kita tidak boleh malas berikhtiar mencari rezeki, tentu dengan cara yang halal, cara yang diridhai Allah. Mustahil bagi manusia yang memiliki kekuatan fisik dan akal melebihi makhluk lain tidak bertemu dengan rezekinya. Sehingga, jelas bahwa yang sangat dibutuhkkan adalah kegigihan kita untuk berusaha semaksimal mungkin. Dengan segenap potensi yang dimiliki, Insya Allah kita mampu meraih rezeki yang kita harapkan.

REZEKI DIJANJIKAN

3. REZEKI DIJANJIKAN


"...Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya; dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
Salah satu sebab yang membuat hidup ini tidak tenteram adalah terpedayanya diri oleh kecintaan kepada harta dan dunia. Orang yang terpedaya harta akan senantiasa merasa tidak cukup dengan apa yang dimilikinya. Akibatnya, dalam dirinya lahir sikap-sikap yang mencerminkan bahwa ia sangat jauh dari rasa syukur kepada Allah Sang Maha Pemberi rezeki. Yang memberi rezeki itu hanya satu, dan seluruh rezeki hamba itu telah ada disisi-Nya, Dia telah mengatur semua itu dengan sempurna. “Dan, di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu’(QS.Adz Dzaariyaat [53]:22).